Sumber : http://yaqindlive.blogspot.com/2013/02/cara-membuat-judul-dan-deskripsi-blog.html#ixzz2x8R1qrh5

Selasa, 11 April 2023

CONTOH SOAL PTS SBDB KELAS 3 SD MI

 CONTOH SOAL PTS SBDB KELAS 3 SD MI

I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c pada jawaban yang paling benar !

 

1. Lagu yang termasuk dalam lagu anak-anak adalah ....
a. Syukur
b. Padamu Negeri
c. Lihat Kebunku

2. Pola irama yang dimiliki lagu anak anak adalah ....
a. cepat
b. lambat
c. sederhana

3. Unsur utama dalam sebuah tari adalah ....
a. gerak
b. tata rias
c. kostum

4. Menghias suatu permukaan agar lebih indah disebut karya ....
a. melukis
b. dekoratif
c. imajinatif

5. Pencipta lagu Indonesia Raya adaah...
a. Pak Kasur
b. H Mutahar
c. W R Supratman

6. Cepat lambat lagu disebut ....
a. tempo
b. irama
C. nada
d. intonasi

7. Contoh hasil karya seni rupa dua dimensi adalah ....
a. patung
b. gerabah
c. lukisan

 

8. Indra pada tubuh kita yang digunakan untuk menikmati seni musik yaitu ....
a. pendengaran
b. peraba
c. penglihatan

9. Contoh gambar dekoratif dua dimensi adalah ....
a. guci
b. gelas
c. patung

10. Bahan untuk menempelkan daun kering adalah ....
a. lem
b. air
c. cet

 

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!

 

1.      Panjang pendeknya bunyi dapat dihitung berdasarkan ....

2.      Agar menarik pola irama lagu harus ....

3.      Gerakan tari ada yang cepat dan ada yang ....

4.      Memotong pola di atas karton menggunakan ....

5.      Contoh bahan alam yang dapat dibuat mozaik adalah ....

 

 

III. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !


1. Alat music ritmis adalah ….

2. Garis adalah ….

3. Apa yang dimaksud dengan pola irama? ….
4. Sebutkan macam-macam pola irama ! ….

5. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan untuk menempal gambar ? ….

Senin, 27 November 2017

foto Muharam 1437 H


Selasa, 25 Maret 2014

Ponsel Ini Dipermak Jadi Perangkat Anti Sadap


Ponsel Ini Dipermak Jadi Perangkat Anti Sadap "Snowden Phone"

Dienkripsi sedemikian rupa oleh FreedomPop untuk keamanan privasi.

ddd
Kamis, 6 Maret 2014, 16:54Renne R.A Kawilarang, Amal Nur Ngazis
Ponsel Samsung Galaxy S2
Ponsel Samsung Galaxy S2(REUTERS)
VIVAnews - Kebutuhan keamanan dalam berkomunikasi kini semakin penting menyusul terkuaknya beberapa upaya penyadapan dari badan intelijen sejumlah negara. Situasi ini menyita perhatian penyedia layanan internet berbasis di Amerika Serikat, FreedomPop, kemudian memberikan enkripsi pada ponsel bernama Private Phone.

Ponsel Private Phone ini memodifikasi ponsel Galaxy S II buatan Samsung. Namun ponsel itu dienkripsi sedemikian rupa oleh FreedomPop untuk menjamin keamanan privasi pengguna.

Menurut PCMag, Kamis 6 Maret 2014, ponsel ini menggunakan enkripsi voice call dan pesan teks 128-bit . Tingkat enkripsi ini setara dengan tingkat keamanan yang digunakan oleh perbankan dan badan pemerintah.

Uniknya, Private Phone ini disebut dengan Snowden Phone. Ini merujuk pada pembocor dokumen penyadapan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA). Snowden Phone menjanjikan komunikasi privat, akses internet anonim dan keamanan saat online.

Private Phone juga mampu mencegah pihak ketiga melakukan pelacakan aktivitas data dan web pengguna.

Dalam hal ponsel hilang dicuri, Privacy Phone secara otomatis akan melindungi informasi dari penggunaan yang tak sah serta membantu memberitahu lokasi ponsel. Kenyamanan pengguna juga dijamin dengan pemblokiran panggilan dan pesan teks yang tak diinginkan.
Jalur Khusus
Untuk membeli perangkat ini, peminat harus lewat jalur khusus. Bisa dibeli tanpa meninggalkan nama dan transaksinya menggunakan bitcoin atau uang digital.

Disebutkan harga Private Phone ini mencapai US$ 189 setara Rp 2,1 juta tanpa kontrak.

Private Phone bukan ponsel pertama yang menawarkan konsep ponsel yang aman dari penyadapan. Sebelumnya pada arena Mobile World Congress (MWC) 2014 beberapa waktu lalau, dirilis ponsel Android pertama yang menaawarkan keamanan, BlcakPhone, yang dibanderol US$ 629 setaraa Rp 7,2 juta.

Perusahaan yang bisnis intinya dirgantara, Boeing juga telah merilis ponsel Boeing Black, yang menjamin keamanan berkomunikasi pengguna. (umi)


© VIVA.co.id

Kamis, 20 Maret 2014


LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

IMPLEMENTASI METODE TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK XI IPA1 MA ALMAARIF SINGOSARI MALANG

Dosen Pembimbing Lapangan:
Muhammad Asrori Alfa, M.A
NIP: 150 302 530


 










Oleh:
Khalid Rahman
04110071



UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2007


Penelitian Tindakan Kelas Oleh Khalid Rahman ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilaporkan


















Malang Agustus 2007
Dosen Pembimbing Lapangan






Muhammad Asrori Alfa, M.A
NIP: 150 302 530





KATA PENGANTAR

            Seiring dengan berputarnya bumi pada porosnya. Siang berganti malam, malam berganti pagi. Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Penyusun panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan inayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas akhir dari PKLI (Praktek Kerja Lapangan Integratif) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang.
            Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW. yang membawa cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia dari zaman jahiliah ke masa yang serba modern.
            Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberi informasi dan inspirasi, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih pada:
1.      Yang terhormat, Bapak Prof. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri Malang.
2.      Yang terhormat,Bapak Prof.Djunaidi Ghoni selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
3.      Yang terhormat, Muhammad Asrori Alfa,  M.A. selaku Dosen Pembimbing.
4.      Yang terhormat, Bapak Drs. H. Slamet Hariyono, M.PdI selaku Kepala Sekolah MA ALMAARIF Singosari Malang yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Integratif (PKLI) sebagai aktualisasi terhadap materi yang telah disampaikan pada kuliah reguler.
5.      Yang terhormat, Bapak Drs. H. Nu’man Khumaidi, M.PdI. selaku Guru Pamong, yang selama PPL berlangsung telah berkenan memberikan perhatian dan dorongan serta bimbingan operasional, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang diamanatkan kepada penulis sebagai guru praktek di MA ALMAARIF Singosari Malang.
6.      Semua Dewan Guru beserta staf karyawan, yang telah memberikan bantuan dan bimbingan baik dalam bentuk moril maupun spirituil kepada kami dan memberikan informasi-informasi yang kami butuhkan.
7.      Ayahanda (Drs. H. Abd. Rahman Ghany, M.Ag.) dan ibunda (Muttafarida, S.PdI.) serta kedua adikku (Istiqlaliyah Rahman & Syauqi Lidinillah Rahman) serta Ainatul Mardiyah yang tanpa henti memberi semangat dan dukungan kepada penulis.
8.      Semua temanku yang senasib dan seperjuangan di PKLI MA ALMAARIF Singosari Malang, (Humaini, Rofiqi, Rofi’ah, Nurus, Lail, Anik, Yeni, Fuadah, Yayuk, Puji, Rohmah, Lilik)  yang selalu berbagi suka maupun duka selama PKLI berlangsung. Terimakasih, kalian semua telah membuat aku merasakan warna hidup yang sebenarnya.
9.      Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan akhir PKLI ini.
Atas jasa-jasa beliau penulis hanya bisa berdoa semoga amal kebaikannya mendapat balasan yang setimpal di sisi-Nya.
Kami sebagai manusia biasa, sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kekhilafan dan kekurangan, walaupun kami sudah berusaha mengantisipasi kekurangan itu. Karena itu sangat berharap saran dan kritik guna membangun selanjutnya. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin Ya Robbal Alamin.


Malang, Agustus 2007
Penyusun


                                                                                                Khalid Rahman
                                                                                                NIM: 04110071


DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
  2. Rumusan Masalah
  3. Tujuan Penelitian
  4. Hipotesis Penelitian
  5. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
  1. Metode Team Quiz
1.      Pengertian Metode Team Quiz
2.      Penggunaan Metode Team Quiz Mengoptimalisasi Keberanian bertanya Siswa
3.      Jenis konteks penerapan teknik bertanya secara kelompok (Team Quiz) dalam kelas.
4.      Langkah-langkah Metode Team Quiz
5.      Manfaat Pelaksanaan Metode Team Quiz
B.     Motivasi Belajar
1.      Pengertian Motivasi Belajar
2.      Macam-macam Motivasi
3.      Teori Motivasi
4.      Fungsi Motivasi
5.      Motivasi di Sekolah

BAB III. METODE PENELITIAN

A.    Setting Penelitian
B.     Rencana Tindakan
§  Perencanaa Tindakan
§  Implementasi Tindakan
§  Observasi dan Interprestasi
§  Analisis dan Refleksi
C.     Siklus Penelitian
D.    Pembuatan Instrumen
E.     Pengumpulan Data
F.      Indikator Kinerja

BAB IV     : PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A.  Paparan Data
   1. Siklus Pertama
§  Perencanaan
§  Pelaksanaan
§  Pengamatan
§  Refleksi
2. Siklus Kedua
§  Perencanaan
§  Pelaksanaan
§  Pengamatan
§   Refleksi
  1. Pembahasan


BAB V : PENUTUP
  1. Kesimpulan
  2. Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA


















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya  yakni aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, ketrampilan, seni, olahraga dan perilaku (Depdiknas, 2002). Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memperbaiki  dan menyempurnakan kurikulum. Kurikulum SMA 1994  dan yang terbaru adalah kurikulum 2004 yang sering juga disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan seperangkat rencana dan pengakuan tentang kompetensi  dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan, belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2003). Salah satu ciri dari KBK adalah  penilaian yang lebih menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya  penguasaan suatu kompetensi.
Tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru. Jika dilihat dari tugas pendidik atau guru bahwa tidak mudah untuk menjadi pendidik, sebab disamping memberikan cara-cara yang menimbulkan minat serta merangsang peserta didik untuk memecahkan atau mengatasi persoalan-persoaan sendiri. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat komponen-komponen yaitu siswa, guru sebagai komponen pasif, serta komponen-komponen yang lainnya. Siswa dituntut untuk bisa berperan aktif dan kooperatif sedangkan guru sebagai fasilitator dan dituntut untuk bisa menguasai hal-hal yang berkaitan dengan sebuah solusi untuk menciptakan kondisi yang efektif.
Di sini guru memegang posisi kunci yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar (PBM) dalam pendidikan melalui metode yang tentunya harus relevan dan sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga mereka dituntut untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, baik maupun praktis dalam melaksanakan tugasnya. Selama ini PBM di sekolah dapat dikatakan berhasil jika dari beberapa komponen yang ada dapat berjalan dengan baik. Salah satu komponen dalam PBM adalah metode pembelajaran yang dipakai oleh seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran tertentu, salah satunya adalah materi pelajaran Sejarah.
Seorang guru perlu mengetahui metode-metode apa yang harus digunakan didalam setiap kegiatan belajar mengajar sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana dengan baik, karena metode atau cara pendekatan yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan efektif bila menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan, bila makin tinggi kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu makin efektif metode tersebut. Untuk itu guru tidak hanya dituntut untuk menguasai metode saja tetapi guru dituntut untuk bisa menguasai kondisi kelas, ketrampilan mengajar, penguasaan emosional siswa oleh karena itu setiap guru didalam kelas harus bisa memilih dan menerapkan metode yang sesuai agar tidak menimbulkan kondisi yang jenuh, membosankan dan kurang direspon oleh siswa.
Dengan diaplikasikannya metode Team Quiz diharapkan siswa dapat belajar mandiri dan kooperatif  dalam bentuk kelompok maupun pasangan. Dengan melihat realita yang terjadi sekarang ini banyak siswa yang masih berperan pasif dalam mengikuti materi dan bertanya didalam kelas maka penulis akan mengangkat judul dalam proposal penelitian tindakan kelas ini "Implementasi metode Team quiz untuk meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang".


B. Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI IPA1­ MA ALMAARIF Singosari Malang dengan menggunakan metode team quiz?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan maka penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan penerapan metode team quiz dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang.

D. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti temukan hipotesis yaitu “bahwa penggunaan metode Team quiz  dalam pembelajaran Sejarah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPAI  di MA ALMAARIF Singosari Malang.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga (Sekolah)
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan untuk mengadakan pembinaan dan peningkatan kemampuan guru
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan balikan untuk mengadakan koreksi diri, sekaligus usaha untuk memperbaiki kwalitas diri sebagai guru yang propesional dalam upaya untuk meningkatkan mutu, proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode team quiz pada pokok bahasan tertentu, sehingga mencapai hasil yang maksimal
3. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini daharapkan dapat dijadikan sebagai bahan upaya peningkatan prestasi belajar siswa, utamanya pada mata pelajaran Akidah Akhlak sehingga dapat mengubah perolehan peringkat yang lebih baik, baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan dapat mengembangkan wawasan peneliti dan pendidikan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A      Metode Team Quiz
  1. Pengertian Metode Team Quiz
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui  dan hodos berarti jalan atau cara. Dengan demikian metode dapat berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai sebuah tujuan, metode juga merupakan suatu sarana untuk menemukan dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu. Menurut Thorndike bahwa semua ilmu pengetahuan bahkan yang paling komplit pun terdiri dari kaitan-kaitan yang sederhana yaitu kaitan stimulus dan respon.
Metode team quiz adalah suatu cara teknik mengajar yang diterapkan untuk memberdayakan seluruh siswa dengan mempelajari suatu topik dan membagi kelompok belajar di mana setiap kelompok akan membuat kuis untuk ditanyakan kepada kelompok lain yang aturan mainnya telah ditetapkan oleh guru sebelumnya. Srategi dapat meningkatkan tanggung jawab belajar siswa dalam suasana yang menyenangkan.

2.      Penggunaan Metode Team Quiz Mengoptimalisasi Keberanian bertanya Siswa
Dalam kehidupan sehari-hari siswa seringkali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau satu cara saja, tetapi perlu menggunakan banyak pengetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan mencari jalan yang terbaik.
Tambahan pula banyak masalah-masalah didunia dewasa ini yang memerlukan pembahasan oleh lebih dari satu orang saja, yakni masalah- masalah yang memerlukan kerja sama dan diskusi. Dan bila mana demikian maka diskusi memberikan kemungkinan pemecahan yang terbaik.
Bagaimanapun perbedaan fundamental tujuan pendidikan, secara universal guru akan selalu bertanya kepada siswanya. Cara bertanya demikian apakah itu untuk seluruh kelas, untuk kelompok, atau untuk individu, memiliki pengaruh yang sangat berarti tidak hanya pada hasil belajar  siswa, tetapi juga pada suasana kelas baik sosial maupun emosional.
Belajar bersama (kelompok) banyak membantu proses belajar mengajar. Memang ada orang yang tidak bisa belajar berlelompok tetapi hasilnya juga bagus. Namun demikian, metode team quiz mempunyai keunggulan dan dapat mengoptimalkan siswa. Serta banyak keuntungan yang diperoleh oleh siswa yaitu:
~        Dapat mengurangi rasa ngantuk dibanding belajar sendiri. Jika belajar sendiri, seringkali rasa bosan timbul dan rasa kantukpun datang. Apalagi jika siswa atau pelajaran yang kurang menarik perhatian siswa atau pelajaran yang sulit buat kita. Dengan belajar bersama siswa punya teman yang memaksa kita aktif. Ada kesempatan bersenda gurau barang satu menit untuk mengalihkan kebosanan.
~        Dapat merangsang motivasi belajar kalau ada lawan jenis dikelompok itu sering bisa menambah semangat. Dengan belajar bersama akan tumbuh perasaan ada persaingan.
~        Ada tempat bertanya dan orang lain yang dapat mengoreksi kesalahan kita. Belajar sendiri sering terbentur pada masalah sulit.
~        Kesempatan melakukan resitasi orang.
~        Dapat membantu timbulnya asosiasi dengan peristiwa lain yang mudah diingat. Contoh, adanya kesepakatan diantara kelompok dalam membuat pertanyaan. maka akan mudah mengingat apa yang dibicarakan dibanding masalah lain yang lewat begitu saja.
~        Ada kenangan tersendiri dan mempunyai teman akrab (Thabrany,1994:198).

3.      Jenis konteks penerapan teknik bertanya secara kelompok (Team Quiz) dalam kelas
Dalam mendorong siswa untuk bertanya ada beberapa beberapa jenis konteks penerapan teknik bertanya dalam kelas secara kelompok (team quiz) Berkaitan dengan hal ini Sumadin (1989 :24) mengatakan bahwa:
a)      Bertanya adalah suatu cara untuk “masuk dan terlibat” dalam hal sesuatu.
Bertanya adalah suatu alat yang digunakan oleh orang yang bertanya untuk memulai dan mempertahankan interaksi dengan orang lain contoh:
·         Melakukan suatu percakapan, dan
·         Melibatkan orang lain dalam suatu pembicaraan
b)      Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk mendapatkan informasi. Bertanya dapat dimotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan informasi tentang suatu maksud atau oleh keingin tahuan dan “kebutuhan untuk mengetahui” contoh:
·         Mewancarai seorang anggota masyarankat
·         Meminta diajari
c)      Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk mengklarifikasi atau menyankinkan informasi. Contoh:
·         Bertanya kepada teman selama kegiatan pemecahan terhadap suatu masalah
·         Berspekulasi tentang hasil suatu eksperimen.
d)     Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan. Pertanyaan yang kita tannyakan pada diri sendiri dan orang lain merupakan suatu bagian penting dari proses berfikir dan refleksi yang kita lakukan. Contoh:
·         Merekfleksikan tentang suatu soal sejarah
·         Menganalisis tingkah laku karakter dalam sebuah kisah sejarah
Bagaimana penerapan di kelas? hampir pada semua aktifitas belajar,team quiz dapat diterapkan:
·         Antar kelompok siswa dengan kelompok siswa lainnya
·         Antara guru dengan  kelompok siswa
·         Antar kelompok siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas, dan sebagainya.


4.  Langkah-langkah Metode Team Quiz
Dengan menggunakan metode team quiz berarti kita dapat meningkatkan tanggung jawab belajar siswa dalam suasana yang menyenangkan.
a)      Perencanaan
Hal-hal yang harus dilakukan  dalam melaksanakan metode team quiz
·         Merumuskan tujuan yang jelas, baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkkan dapat tercapai setelah metode team quiz tercapai
·         Menerapkan garis-garis besar langkah-langkah team quiz yang akan dilaksanakan
·         Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
·         Selama metode team quiz itu berlangsung seorang guru hendaknya intropeksi diri, apakah team quiz itu dapat berjalan dengan baik.
·         Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik.
b)      Pelaksanaan
·         Membagi tiga kelompok kemudian menyampaikan materi tapi hanya 10 menit
·         Setiap kelompok menyiapkan pertanyaaan-pertanyaan berkaitan dengan materi kemudian menyampaikannya didepan kelas 
c)      Evaluasi                                                                               
            Sebagai tindak lanjut diadakannya team quiz seiring dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas baik bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik. Diakhir pelajaran guru menyimpulkan tanya jawab dan menjelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

5.      Manfaat Pelaksanaan Metode Team Quiz
Manfaat yang dapat diperoleh dalam pelaksanaan diskusi antara lain :
a)      Siswa dapat kepastian apakah ia telah mengerti/menganggap hal yang dipelajarinya secara betul.
b)     Dengan mendengarkan keterangan dari pengajar, kemudian diulang dengan pertanyaan dari teman-teman belajarnya seseorang siswa akan lebih meresapi apa yang telah dipelajarinya, kalau tadinya belajarnya terutama dengan pengelihatan (membaca), maka sekarang terutama dengan mendengarkan pembicaraan.
c)      Dengan bertanya secara kelompok tentang materi apa yang telah dipelajari, masing-masing peserta bersaing antar kelompok. Secara tidak langsung akan menguasai bahan materi yang dipelajari dengan lebih baik.
d)     Dengan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar bersama atau bersaing antar kelompok untuk menjadi kelompok yang terbaik, dan keluar sebagai pemenangnya,  akan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.

B       Motivasi Belajar
1.      Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari perkataan motivate-motivation yang artinya dorongan (dengan sokongan moril). Banyak digunakan dalam berbagai bidang dan situasi. Dalam uraian ini tidak akan dikemukakan motivasi dalam berbagai bidang dan situasi akan tetapi lebih diarahkan pada motivasi dalam bidang pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan motivasi secara istilah menurut para ahli yaitu:
a.       Thomas M. Risk mengemukakan tentang motivasi, yaitu: Usaha yang didasari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.
b.      M. Nasution, MA mengemukakan tentang motivasi: The motivate a child to arrenge condition so that the is capable doing. Motivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakuakannya. Beliau juga berkata, motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. (Protek pembinaan perguruan tinggi agama; 1981, 111-112).
a)      Menurut Suryarata, motivasi adalah keadaan dalam diri pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi bukanlah hal yang dapat diamati tetapi ia adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuatan didalam diri orang itu, kekutan pendorong inilah yang dinamakan motivasi.
Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan, motivasi adalah usaha-usaha yang disengaja oleh seorang pendidik untuk memberi dorongan kepada anak didik sehingga anak itu mau melakukan apa yang harus dilakukan. 

2.      Macam-macam Motivasi
Motivasi ada dua macam yaitu:motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a)      Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar. Bron mengatakan motivasi intrinsik tetap aktif/tetap terjadi meskipun tidak ada hadiah (rangsangan). Orang-orang tetap melakukan aktivitas untuk mendapat tujuan mereka dan bukan dikarenakan atau didasari oleh hadiah.
Motivasi Instrinsik adalah motivasi yang datangnya dari individu tanpa adanya tekanan dari luar, atau motivasi yang eksis pada masing-masing individu ynag mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu dan untuk mencapai tujuan.
b)      Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan oleh sesuatu yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi ekstrinsik meliputi perangsang atau pendorong dari luar seperti reward (penghargaan) dan punishment (hukuman), sebagaimana yang dikatakan oleh Suryabrata bahwa:
"Motivasi ekstrinsik adalah motif yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar, seperti siswa bbelajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada ujian, orang mengerjakan sesuatu karena diberitahu bahwa hal tersebut harus dilakukan sebelum ia melamar pekerjaan".
Setelah kita mengetahui beberapa definisi dari motivasi intrisik dan ekstrinsik, dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik itu lebih unggul dari pada motivasi ekstrinsik karena tanpa tekanan dari luar.

3.      Teori Motivasi
Ada beberapa teori motivasi, yaitu teori hedonisme, teori naluri, teori reaksi, yang dipelajari teori daya pendorong dan teori kebutuhan.
a. Teori hedonisme
Hedonisme dalam bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran didalam fillsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenanga dan kenikmatan. Oleh karena itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternative pemecahan yang mendatangkan kesenangan dari pada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan, penderitaan.
b. Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang didalam hal ini disebut juga naluri, yaitu:
v  Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri,
v  Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan
v  Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/ mempertahankan jenis.
Menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituu dan perlu dikembangkan.


c. Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu, orang belajar paling banyak di lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesakan. Menurut teori ini, apabila seseorang pemimpin ataupun seseorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya benar-benar mengetahui latar beblakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinya.
d. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan antara "teori naluri" dengan "reaksi yang dipelajari". urut teori ini, bila seseorang pemimpin ataupun pendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia harus mendasarkan atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.
e. Teori Kebutuhan
Teori ini yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori ni bberanggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karena itu menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus bebrusaha mengetahui terlebih dahulu ap kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.

4.      Fungsi Motivasi
Ada beberapa fungsi motivasi, yaitu:
a.                Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak disetiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b.                Menetukan arah perbuatan, yakni: kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c.                Menyeleksi Perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
                  Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Adapun tujuan motivasi adalah menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.

5.      Motivasi di Sekolah
Guru dapat menggunakan bermacam-macam motivasi agar murid-murid giat belajar, tetapi tidak semua motivasi itu sama baiknya. Malahan ada pula yang dapat merusak. Dibawah ini ada beberapa hal, tehnik pemberian motivasi:
a)      Memberi angka.
b)      Memberi hadiah.
c)      Saingan.
d)     Hasrat untuk belajar.
e)      Ego-Involvement (ketertiban diri, bila ia merasa pentingnya suatu tugas, dan menerimanya sebagai suatu tantangan dengan mempertahankan harga diri.
f)       Sering memberi ulangan.
g)      Mengetahui hasil.
h)      Kerja sama.
i)        Tugas yang “Challenging” (mengandung tantangan).
j)        Pujian.
k)      Teguran dan kecaman.
l)        Sarkasme dan celaan.
m)    Hukuman.
n)      Suasana yang menyenangkan. (Nasution; 1986, 81).
Dari uraian di atas, mengenai teknik perlu ditekankan sekali lagi bahwa murid mempunyai peranan yang penting dalam memotivasi atau dengan kata lain memberi dorongan-dorongan dasar dan pengalamannya merupakan faktor yang berperan dalam situasi-situasi belajar.





















BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Setting Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya MA ALMAARIF Singosari Malang
      Jika ditinjau dari sejarahnya  Madrasah Aliyah Ngeri Wlingi yang bertempat  20 km timur kota Blitar, tepatnya di Jl. PB. Sudirman No. 1  Wlingi Kabupaten Blitar, tidak bisa terlepas dari Pendidikan Guru Agama 6 tahun yang dikelola lembaga Ma’arif NU Kabupaten Blitar dengan nama tokoh yang berpengaruh Bpk H. Mukarrom (alm), yang beralamat di Jl. Gajahmada no. 12 Wlingi.
   Pada tahun akhir tahun 80 Seiring dengan dihapusnya program PGA 6 tahun lembaga ini berubah menjadi MAN Tlogo Kanigoro filial di Wlingi. Peran yayasan dalam mengelola lembaga ini cukup berpengaruh di lingkungan masyarakat terutama masyarakat NU. Masa ini hingga tahun 1995.
   Mengingat secara geografis daerah kabupaten Blitar Bagian timur belum ada MAN sedang tuntutan masyarakat sangat memungkinkan, maka tepatnya tanggal 25 Nopember 1995 berdasarkan SK Menteri Agama RI, mensyahkan berdirinya Madrasah Aliyah Ngeri Wlingi Kabupaten Blitar, terlebih didukung dibangunya Masjid Agung Kabupaten Blitar di Wlingi, Bupati Blitar berharap  keberadaan MAN Wlingi Memungkinkan mendukung kemakmuran Masjid Agung.
   Di awal berdirinya, MAN Wlingi banyak mendapatkan berbagai macam hambatan yang paling menojol aadalah; Pertama tidak adanya ruang kelas untuk PBM, karena harus pindah dari Yayasan Darul Huda, Kedua, belum adanya tanah untuk pembangunan gedung sekolah. Karena Departemen Agama hanya menyediakan proyek pembangunan Gedung sedang tanah diserahkan masyarakat untuk pengadaanya. Kondisi ini mengakibatkan kepercayaan masyarakat pada MAN cukup rendah, hal ini terlihat jumlah siswa kelas 1,2, dan 3 pada tahun 1996 hanya sekitar 160 siswa.
   Dengan segala segala upaya yang dilakukan oleh sekolah dan BP3 untuk selalu menyakinkan masyarakat hingga 2004  sudah memiliki 15 ruang kelas  beserta pengadaan tanah. Dari 15 tersebut wali murid dan pegawai memberikan swadaya tanah seluas……. M  dan 6 ruang kelas, sedang pemerintah  memberikan proyek bangunan 9 lokal tuang kelas.
   Madrasah Aliyah Negeri Wlingi dilihat dari perkembangan kuwantitas  siswa dan input yang ada hingga sekarang memiliki  655 siswa,  dari latar belakang sekolah  MTs N, MTs S dan SLTP N  dan sebagian kecil SLTP S, (lihat perkembangan input MAN). 
   Dari perjalanan sejarah MAN Wlingi yang dapat di tarik kesimpulan bahwa keberadaanya mendapat perhatian dari masyarakat Blitar Timur. Hal ini namapk jika tahun 1996 s.d. 1999 input didominasi MTs Swasta, sekarang dominasi MTs N dan SLTP N. Prestasi sejarah yang tidak bisa dilepaskan berkat kerja keras para guru dan pegawai output MAN Wlingi sudah banyak dipercaya di perguruan Tinggi Negeri melalui jalur PMDK, dan aoutcame-nya terbukti mampu menunjukan kemampuan dalam bidang akademis.
   Keberadaan MAN Wlingi bukan hanya lembaga pendidikan orang Wlingi bahkan menjadi pilihan masyarakat Blitar bagian timur (kec. Garum, Talun, Gandusari, Doko, Wlingi, Selopuro, Kesamben, Binangun, Wates, Selorejo, bahkan sampai di Kecamatan Sumber Pucung Malang dan sekitarnya).

2.      Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Madrasah
~        VISI
“MENCIPTAKAN  PRESATSI, SIAP BERKOMPETISI  DAN BERJIWA ISLAMI”.

~        MISI

a)      Internalisasi pemahaman agama Islam dalam bentuk pratik ibadah dan menciptakan perilaku sehari-hari  di lingkungan sekolah dan masyarakat.
b)   Melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif yang menumbuhkan kreatifitas dan selalu merespon setiap perkembangan ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi, dalam mencapai  output yang berkuwalitas.
c)    Mengupayakan inovasi pembelajaran melalui pengadaan media dan metode pembelajaran sesuai dengan tuntutan masyarakat.
d)   Mengadakan bimbingan belajar yang mengarahkan bakat dan minat untuk menjadikan keunggulan prestasi siswa.
e)    Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan beroreiantasi pada prestasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
f)    Melasanakan bimbingan tentang pengembangan keilmuan dan  teknologi serta menjalin kerjasama dengan dunia perguruan tinggi serta pemerintah dan swasta.
g)   Mengikutsertakan berbagai lomba bidang keilmuan dan teknologi diberbagai even-even tertentu.
h)   Mengadakan pembinaan ekstra kurikuler sesuai dengan bakat, minat, potensi dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

B.     Rencana Tindakan
Dalam Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di MA ALMAARIF Singosari Malang yang merupakan salah satu sekolah lanjutan tingkat atas yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya, karena dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadahi guna memenuhi tujuan yang berkaitan dengan input dan outputnya, menjadikan penelitian tindakan kelas ini lebih mudah dalam pencapaian tujuan yang terdapat dalam penelitian
MA ALMAARIF Singosari Malang merupakan salah satu sekolah lanjutan tingkat atas yang banyak diminati oleh berbagai kalangan, mulai kalangan menengah kebawah sampai kalangan atas. Hal ini karena didukung oleh sarana dan prasarana dan sumber manusianya yang cukup memadahi dan terlebih lagi ditopang oleh input dan outputnya yang lebih banyak terbukti mampu menyaingi sekolah-sekolah lain pada umumnya. Untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, dalam kaitannya dengan input dan outputnya sesuai dengan visi dan misinya, maka MA ALMAARIF Singosari Malang mengadakan pengembangan diri misalnya dengan didirikannya laboratorim-laboratorium, seperti laboratorium computer (TI), IPA, audio visual, laboratorium bahasa dan lain-lain, serta dikembangkannya kgiatan ekstra seperti olah raga, PMR, teater, paduan suara, klub matematika, klub bahasa, klub bunga, KIR, kaligrafi, Banjari, Gambus dan lain sebagainya tidak lain adalah untuk menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki siswa.
1. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini dimaksudkan untk mengetahui efektifitas dari pengunaan metode Team Quiz  terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI-IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Maka untuk merealisasikan tujuan tersebut perlu dirumuskan skenario tindakan pembelajaran, alat pembelajaran dan personalianya dan lain sebagainya.
·         Skenario Tindakan Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan setiap hari Jun’at, dan peneliti ikut berpartisipasi didalamnya, artinya peneliti sebagai guru Sejarah kelas XI IPS1. Dalam pelaksanaannya, guru mengajukan suatu metode Team Quis kepada siswa dan menjelaskan tentang langkah-langkahnya dalam mata pelajaran Sejarah kelas XI IPS1 MAN Wlingi Blitar, kemudian guru menyuruh siswa untuk belajar dari berbagai buku yang dapat menunjang terhadap materi Sejarah tersebut agar suasana kelas menjadi hidup. Kemudian pada pertemuan selanjutnya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas, guru menerangkan materi yang dibagi menjadi empat bahasan, kemudian guru meminta kepada siswa untuk membuat pertanyaan (quiz) secara kelompok (taem), kemudian siswa membacakan pertanyaan kelompoknya yang ditujukan pada kelompok yang lain. Kelompok yang paling tinggi nilainya, maka keluar sebagai pemenangnya. Bila ada suatu permasalahan kemudian guru mengajak siswa dengan cara memberikan stimulus untuk memecahkannya secara bersama-sama, setelah itu guru menyimpulkan dan memberikan motivasi kepada siswa untuk terus giat belajar disertai dengan menutup pelajaran, begitu pula dengan pertemuan berikutnya.      
·         Alat
Alat yang digunakan dalam proses pmbelajaran (kegiatan belajar mengajar) disekolah ini adalah buku pedoman guru dan siswa Sejarah kelas XI-IPS1, MAN Wlingi Blitar. Serta buku pedoman pendidikan KBK dengan sistem silabus dan alat-alat pembelajaran seperti kapur tulis, papan tulis, dan penghapus. 
·         Personalia
Dalam kegiatan belajar mengajar ini yang ikut berperan aktif adalah guru Sejarah kelas XI-IPS1  dan siswa kelas XI-IPS1 MAN  Wlingi Blitar.

2.  Implementasi Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4X pertemuan, tepatnya pada tiap hari Jum’at. Kegiatan tersebut yaitu: Implementasi tindakan ini meliputi penyampaian tujuan pembelajaran, menyampaikan materi secara garis besar, kegiatan belajar dengan menerapkan penggunaan metode team quiz.

3.  Observasi dan Interpretasi
Penelitian ini dimulai setelah peneliti mengadakan observasi selama satu kali pertemuan dengan melihat faktor  bakat anak, mutu pengajaran, kemampuan memahami pelajaran maupun pengajaran. Ketekunan belajar dan jumlah waktu yang disediakan serta setelah mengetahui masalah yang timbul di kelas XI dalam pengajaran mata pelajaran Sejarah.
Setelah tahapan observasi peneliti mulai melaksanakan penelitian di kelas yang dilakuakan setiap kegiatan belajar mengajar, selanjutnya peneliti beserta guru pamong yang sekaligus guru bidang studi Sejarah memberikan tugas yang diambil dari ulangan.

4. Analisis dan Refleksi
Pada saat pertemuan kedua, peneliti mulai menggunakan metode team quiz untuk membantu dalam pembelajaran Sejarah. kegiatan pembelajaran semakin aktif dan terjadi interaksi antara guru dan siswa (interaksi edukatif), tetapi hasilnya belum memuaskan karena kurang tepatnya guru peneliti dalam memaksimalkan metode team quiz sebagai peta konsep yang memudahkan siswa dalam menghafal berbagai peristiwa dalam Sejarah.
Metode team quiz peneliti coba lagi pada pertemua ketiga, dengan memaksimalkan metode team quiz dalam mempelajari Sejarah. Dan ini membawa hasil yang cukup memuaskan karena siswa mudah menghafal dan mengingat berbagai peristiwa yang dibahas dalam mata pelajaran Sejarah.

A.    Siklus Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini kami bagi menjadi 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Hal ini berdasarkan dua pokok bahasan yaitu: kondisi kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan (3 kali 40 menit dengan dua pertemuan) dan Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI (3 kali 40 menit dengan dua pertemuan).

B.     Pembuatan instrumen
Dalam penelitian tindakan kelas ini, kami bagi menjadi 3 siklus. Tiap kali pertemuan kami bagi ada yang dua pertemuan dan tiga pertemuan. Berdasarkan 2 pokok bahasan, yakni kondisi kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan (3X40 menit dengan 2 kali pertemuan), Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI (3X40 menit dengan tiga kali pertemuan).


C.    Pengumpulan  Data
Jadi data yang akurat akan bisa diperoleh ketika proses pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian yaitu:
1.      Pengamatan Partisipatif
Cara ini digunakan agar data yang diinginkan bisa diperoleh, sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Penelitian partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat secara langsung dan bersifat aktif dalam turut mengumpulkan data yang diinginkan dan juga peneliti kadang-kadang mengarahkan pada data yang diingin peroleh oleh peneliti.
2.      Observasi Aktivitas Kelas
Observasi aktivitas kelas dilaksanakan oleh peneliti ketika peneliti mengajar di kelas dengan menggunakan metode team quiz (observasi secara langsung/Direct Observation) sehingga peneliti akan memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti bisa menentukan metode tanya jawab secara kelompok dan pemberian tugas dan cara penyampaian yang lebih baik pada pertemuan berikutnya.
3.      Pengukuran Hasil Belajar
Data yang telah diperoleh di lapangan akan diukur untuk penelit dengan menggunakan persentase perbandingan hasil nilai ulangan kelas yang menggunakan metode team quiz dalam pembelajaran Sejarah dengan kelas yang tidak menggunakan metode tersebut.
Untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dan data yang telah diperoleh tidak hilang maka peneliti melakukan perekaman dengan cara membuat catatan dari hasil yang telah diperoleh selama proses penelitian. Teknik perekaman yang dilakukan adalah dengan membuat catatan-catatan berdasarkan perkembangan siswa setiap hari setelah pembelajaran dengan menggunakan tugas, sedangkan untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode ini yaitu dengan melihat keadaan siswa tiap-tiap mengerjakan tugas dan melihat hasil dari tugas tersebut. Dan di akhir pertemuan peneliti mengadakan ulangan harian.


D.    Indikator Kinerja
Penelitian yang dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan observasi kelas, yakni mengikuti mata pelajaran bersama guru pamong pada pertemuan ke-1 dan tes ulangan harian pada pertemuan ke-4 ini, sudah cukup untuk menilai apakah penggunaan metode team quiz dalam pembelajaran Sejarah dapat mempermudah pemahaman siswa. Hal ini dapat kita lihat dari catatan pada pedoman observasi prilaku siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, nilai tugas dan tes ulangan harian.



















BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A.    PAPARAN DATA
            Paparan data yang peneliti sajikan ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara partisipan, observasi aktifitas siswa di kelas dan pengukuran keberhasilan siswa dalam belajar, dan siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang sebagai sampel.
            Dari hasil perekaman data yang peneliti lakukan, sehingga peneliti dapat menyajikan data, dalam bentuk uraian sebagai berikut:
1.      Pengamatan dan Observasi
            Dari hasil pengamatan dan observasi peneliti, sebagaimana yang telah peneliti tulis dalam pelaksanaan tindakan, sangat nampak bahwa pembelajaran yang menggunakan metode team quiz dapat memudahkan siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang dalam mempelajari mata pelajaran Akidah Akhlak, sehingga mencapai nilai yang memuaskan. Dan ini diperkuat dengan perbandingan hasil latihan-latihan baik secara lisan ataupun tulis.
            Pada pertemuan pertama peneliti belum menggunakan metode Team Quiz. Dan dari pertanyaan-pertanyaan yang peneliti lontarkan secara lisan, kurang lebih 60% siswa yang bisa menjawab pertanyaan itupun kurang sempurna dan ini sangat nampak bahwa pembelajaran tidak berhasil.
            Kemudian pada pertemuan selanjutnya peneliti, menggunakan metode Team Quiz tetapi belum digunakan secara maksimal. Dan dari pertanyaan-pertanyaan yang peneliti lontarkan kurang lebih 85% siswa bisa menjawab. Dan pertanyaan lisan dilontarkan langsung setelah disampaikannya materi atau pada waktu penilaian proses.
2.      Pengukuran Hasil Belajar
            Dan pada waktu ulangan harian nilai-nilai yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut:
Tabel Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas X-K
No
Jumlah Siswa
Nilai Yang Diperoleh
Keterangan
1
2
50-55
Tidak lulus
2
20
60-65
Tidak lulus
3
13
70-75
Lulus
4
5
80-85
Lulus
5
4
90-95
Lulus
6
1
100
Lulus
            Nilai-nilai di atas dapat menjadikan patokan alat ukur suatu keberhasilan dalam belajar, dan dari 22 siswa yang tidak tuntas dalam belajar peneliti memberi perbaikan,dengan cara mengobservasi cara belajar mereka dan menerangkan kembali tentang pokok bahasan yang telah dibahas dengan metode Team Quiz kemudian memberikan ulangan lagi. Dan dari ke 22 anak tersebut pada ulangan kedua rata-rata mendapat nilai antara 7 sampai 8 dan ada yang mendapat 9 satu anak.
            Hasil observasi peneliti pada anak yang tidak lulus mereka pada saat diterangkan mereka kurang memperhatikan dan tidak mengikuti aturan permainan  yang telah diterangkan guru.
            Dan pada pertemuan selanjutnya kami peneliti menerapkan metode Team Quiz dengan benar dan menjadikan siswa lebih semangat dalam belajar, ini mempermudah siswa dalam belajar, hal tersebut terbukti dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan pada siswa.

1.        SIKLUS I
§  Perencanaan
            Rencana tindakan siklus 1
            Pada pertemuan tindakan1, peneliti menerapkan penggunaan metode Team Quiz dalam proses belajar mengajar dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi Akidah Akhlak kelas XI IPA1 yang siswanya memiliki kemampuan yang  hiterogen dengan latar belakang akademik yang berbeda.
Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan, 3X40 menit dengan dua kali pertemuan. Sebelum pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan yaitu:
  1. Membuat rencana pembelajaran meliputi perencanaan satuan dan analisis logam
  2. Membuat atau menyiapkan materi tentang Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan.
  3. Membagi materi Sejarah menjadi tiga sub yaitu: Kondisi Politik Pada Awal Kemerdekaan, Badan-badan Perjuangan yang dibentuk setelah kemerdekaan, Kondisi Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan.
  4. Membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dan menyuruh membuat pertanyaan untuk kelompok lain dari materi yang dibahas.
  5. Membuat alat pedoman observasi untuk mengetahui kinerja siswa, kreatifitas siswa, dalam proses belajar mengajar sebagai wujud dari pemahaman siswa terhadap materi yang telah dijelaskan dengan menggunakan metode Team Quiz.
§  Pelaksanaan
            Pelaksanaan siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan yaitu Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan (3x40menit) dengan dua kali pertemuan, dimana pertemuan: 
PERTEMUAN I : (Hari Jum’at, 16 Februari 2007)
A.    Tahap Awal
Ö       Salam Pembuka
Ö       Perkenalan antara peneliti dengan siswa
Ö       Memperkenalkan satu persatu dimulai dari peneliti dan dilanjutkan dengan siswa (sambil presensi siswa)
Ö       Memberikan penjelasan mengenai pentingnya materi yang akan disampaikan


B.     Tahap Inti
Ö       Menjelaskan materi tentang Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan sesuai dengan persiapan yang telah direncanakan.
Ö       Melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan.
Ö       Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu bertanya, merangkum dari materi yang telah dipelajari bersama-sama dan mencatat dari rangkuman tersebut.
C.    Tahap Akhir
Ö       Kesimpulan dan tindak lanjut
Ö       Penilaian proses dan
Ö       Pemberian tugas

PERTEMUAN II : (Hari  Jum’at, 23 Februari 2007)
A.    Tahap Awal
Ö       Apersepsi dan menanyakan pelajaran minggu lalu
Ö       Memotivasi dengan menjelaskan pentingnya mempelajari materi
B.     Tahap Inti
Ö       Menjelaskan materi sesuai dengan persiapan yang telah direncanakan
Ö       Memberikan informasi tentang lanjutan materi tentang Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan kemudian melakukan tanya jawab untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan.
Ö       Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu bertanya, merangkum dari materi yang telah dipelajari bersama-sama dan mencatat dari rangkuman tersebut.
C.    Tahap Akhir
Ö       Kesimpulan dan tindak lanjut
Ö       Penilaian proses dan
Ö       Pemberian tugas
§  Pengamatan
            Selama kegiatan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman observasi (lampiran I). hasil pengamatan pada siklus I, kegiatan siswa cukup baik dengan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan dengan menggunakan metode Team Quiz yaitu memberi kesempatan siswa untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif untuk membuat soal yang ditujukan pada kelompok yang lain. Untuk mempermudah mereka memahami keterangan guru, sehingga ketika pelajaran berlangsung dan tiap kelompok secara bergantian maju untuk mempresentasikan soal-soal kelompoknya dan memberikan jawaban bila tidak ada yang bisa menjawab. Setelah siswa menerima materi pelajaran dan melakukan tanya jawab, guru melakukan feed back terhadap hasil pengajaran dan memberikan tugas untuk merangkum materi yang dipelajari hari ini.
PERTEMUAN I
            Ketika peneliti akan memulai pelajaran, peneliti mengadakan perkenalan dengan para siswa. Siswa sangat antusias dengan kedatangan peneliti sebagai guru PKLI (Praktek Kerja Lapangan Integratif). Pada saat kegiatan pembelajaran pada kegiatan inti berjalan sebagaimana biasanya.
            Pada saat memberikan waktu bertanya sebagian besar dari mereka tidak bertanya, dan pada saat guru memberikan pertanyaan pada siswa untuk mengetahui pemahaman mereka, mereka juga menjawab kurang lengkap.
PERTEMUAN II
            Pada pertemuan kedua ini siswa masih terlihat kesulitan dalam memahami konsep dalam pelajaran Akidah Akhlak. Dan situasi proses belajar mengajar sudah ada sedikit perubahan bagi mereka yang memperhatikan dari keterangan yang kami berikan. Tetapi perubahan yang terjadi belum memuaskan.
            Peneliti menganalisis kembali karakteristik dan mengidentifikasi kesulitan mereka dalam mempelajari pelajaran Akidah Akhlak.


§  Refleksi
Penggunaan metode Team Quiz pada siklus pertama berjalan dengan cukup baik hal ini terlihat pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan kreatifitas dalam membuat pertanyaan serta pelaksanaan demontrasi dari tiap-tiap sub materi. Hal ini tidak terlepas dari minimnya tingkat pengetahuan mereka tentang Akidah Akhlak.
Menyikapi keyakinan diatas maka diambil langkah-langkah:
1.      Memacu siswa untuk berani untuk mengungkapkan gagasannya
2.      Memacu siswa untuk lebih banyak membaca buku-buku Akidah Alhlak dan memberi mereka untuk berkonsultasi pada guru mata pelajaran diluar mata pelajaran.

2.        SIKLUS II
§  Perencanaan
            Rencana siklus kedua
            Pada perencanaan tindakan I, peneliti menerapkan penggunaan metode Team Quiz dalam pembelajaran Akidah Akhlak dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman siswa kelas XI IPA1
             Siklus dua ini terdiri dari satu pokok bahasan yaitu Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI (3 X 40 menit) dengan dua kali pertemuan. Sebelum pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan yaitu:
1.      Membuat rencana pembelajaran meliputi satuan dan analisis program
2.      Membuat atau menyiapkan materi yang akan dibahas.
3.      Membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dan menyuruh membuat pertanyaan untuk kelompok lain dari materi yang dibahas.
4.      Membuat alat observasi untuk mengetahui kreatifitas kinerja siswa, antusias siswa dalam proses belajar mengajar sebagai akibat dari pemahaman siswa terhadap penyajian materi dengan teknik menggunakan metode Team Quiz.

§  Pelaksanaan
      Pelakasanaan siklus II ini juga terdiri dari satu pokok bahasan yaitu: Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI (3x40 Menit 2 kali pertemuan), yaitu
PERTEMUAN III : (Hari Jum’at, 2 Maret 2007)
A.    Tahap Awal
Ö       Apersepsi dan menanyakan pelajaran minggu lalu
Ö       Memotivasi idengan menjelaskan pentingnya mempelajari materi
B.     Tahap Inti
Ö       Menjelaskan materi sesuai dengan persiapan yang telah direncanakan
Ö       Memberikan informasi tentang Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI kemudian melakukan tanya jawab untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan.
Ö       Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu bertanya dan mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dan membahasnya bersama
C.    Tugas Akhir
Ö       Kesimpulan dan tindak lanjut
Ö       Penilaian proses dan
Ö       Pemberian tugas

PERTEMUAN IV: (Hari Jum’at, 9 Maret 2007)
A.    Tahap Awal
Ö       Apersepsi
Ö       Motivasi
B.     Tahap Inti
Ö       Memberi kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi yang telah dipelajari minggu lalu
Ö       Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu bertanya
Ö       Memberikan soal-soal tentang materi yang telah dipelajari pada minggu yang lalu (ulangan)
C.    Tahap Akhir
Ö       Mengumpulkan dan membahas bersama
Ö       Pemberian tugas

PERTEMUAN V : (Hari Jum’at,16 Maret 2007)
A.    Tahap Awal
Ö       Prasyarat
Ö       Apersepsi
Ö       Memotivasi dengan menjelaskan pentingnya mempelajari materi
B.     Tahap kedua
ü  Menjelaskan materi sesuai dengan persiapan yang telah direncanakan
ü  Menjelaskan materi yang telah disampaikan secara keseluruhan dengan metode Team Quiz kemudian dilanjutkan dengan ulangan blok
C.    Tahap Akhir
Ö       Mengumpulkan dan membahas bersama
Ö       Pemberian tugas

§  Pengamatan
     Selama kegiatan pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman observasi (lampiran II). Hasil pengamatan siklus kedua siswa sudah baik dengan antusias dalam mengikuti KBM. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan dengan menggunakan Metode Team Quiz yaitu membuat pertanyaan serta pelaksanaan demontrasi dari tiap-tiap sub materi.     
     Metode ini mempermudah siswa dalam memahami keterangan guru sehingga ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dan tiap kelompok secara bergantian maju untuk membacakan soal-soalnya pada kelompok lain. Setelah siswa menerima materi pelajaran, guru melakukan feed back terhadap hasil diskusi dan memberikan tugas untuk merangkum hasil diskusi kelas

PERTEMUAN III
            Setelah peneliti analisis dan identifikasi kesulitan siswa terdapat pada cara mereka menghafal dari suatu bagian-bagian dari Akidah Akhlak, misalnya tahun, tempat, nama pelaku peristiwa, dan lain sebagainya. Dan peneliti menemukan ide untuk menggunakan metode Team Quis.
            Pada pertemuan ini peneliti menggunakan metode Team Quis untuk mempermudah pemahaman siswa dalam mempelajari dan menghafal dari suatu bagian-bagian dari peristiwa sejarah, misalnya tahun, tempat, nama pelaku peristiwa, dan lain sebagainya. Dan ternyata peneliti mendapatkan hasil yagn cukup memuaskan, karena ada peningkatan siswa dalam memahami dan mengingat tentang dari suatu bagian-bagian dari peristiwa sejarah, misalnya tahun, tempat, nama pelaku peristiwa, dan lain sebagainya (Akidah Akhlak). dan ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan dari siswa.
PERTEMUAN IV
            Pada pertemuan ini peneliti mengadakan ulangan harian dengan cara mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya, dan hasilnya cukup memuaskan meskipun ada beberapa anak yang mendapatkan nilai di bawah target. Tetapi ini sudah membawa perubahan bila dibandingkan dengan hasil dari penilaian proses pada saat kegiatan proses belajar mengajar.
PERTEMUAN V
            Pada pertemuan ini peneliti juga menggunakan metode Team Quiz, kemudian dilanjutkan dengan ulangan untuk menguji pengetahuan siswa tentang materi yang telah disampaikan secara keseluruhan  dan ini juga membawa hasil yang memuaskan.
§  Refleksi
            Penggunaan metode Team Quiz dengan menggunakan pertanyaan yang dilontarkan dari satu kelompok ke kelompok yang lain, sesuai dengan materi yang dibahas. Hal ini terlihat pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan kreatifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah :
1.      Kwalitas belajar siswa perlu dipacu lagi  khususnya menyangkut kemampuan siswa dalam membuat soal yang sekiranya kelompok lain kesulitan menjawab dan melatih siswa untuk dapat menarik kesimpulan dengan bahasa mereka.
2.      Menjaga agar kwalitas aspek belajar yang sudah berkembang dengan baik tetap terpelihara dan memotivasinya agar lebih meningkatkan disiplin belajar.

B.     PEMBAHASAN
            Dari paparan data di atas dapat dianalisa dengan cara membandingkan data yang diperoleh pada pertemuan pertama dengan pertemuan selanjutnya.
1.      Penggunaan Metode Team Quiz dalam Pembelajaran Akidah Akhlak
            Berdasarkan paparan data di atas antara pembelajaran yang menggunakan Metode Team Quiz dengan pembelajaran Akidah Akhlak dan yang tidak menggunakan Metode Team Quiz, memiliki hasil yang jauh berbeda, di mana dalam pembelajaran yang tidak menggunakan Metode Team Quiz siswa-siswa banyak mengalami kebosanan dan kesulitan menghafal dalam belajar.
            Sedangkan dalam pembelajaran yang menggunakan Metode Team Quiz dapat memudahkan siswa dalam belajar ini sangat terlihat dalam tabel nilai ulangan harian siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang di atas. Dari tabel tersebut secara klasikal pembelajaran yang terlaksana telah mencapai ketuntasan atau kelulusan.
            Dan dari siswa yang tidak tuntas atau lulus dalam ulangan harian tersebut karena mereka kurang memperhatikan, sehingga tidak mempunyai catatan dan tidak paham. Kemudian mereka diajar kembali dengan menggunakan metode yang sama yaitu Metode Team Quiz, dan ulangan harian lagi, dan pada ulangan harian yang kedua mereka rata-rata mendapat nilai bagus dan tuntas dalam belajar.

2.      Penetapan Metode Team Quiz dalam Pembelajaran Akidah Akhlak
            Berdasarkan data yang telah kami peroleh, dan pelaksanaan tindakan peneliti dalam kelas dan dari pengamatan guru-guru lain dalam mengajar. Pada umumnya guru dalam mengajar menggunakan media atau bantu dalam menjelaskan materi.
            Dari penggunaan Metode Team Quiz dalam pembelajaran Akidah Akhlak mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a.       Metode Team Quiz dapat olah sendiri oleh guru
b.      Metode Team Quiz sederhana dan tidak memakan waktu.
c.       Bila dibuat langsung di dalam kelas, kelas menjadi lebih hidup.
            Maka berdasarkan paparan data dan analisis data, penggunaan Metode Team Quiz sangat diperlukan dalam pembelajaran Akidah Akhlak, karena penggunaan Metode Team Quiz bertujuan mempermudah siswa dalam memahami dan menghafal berbagai peristiwa yang terdapat dalam mata pelajaran Akidah Akhlak, atau konsep dalam ilmu pengetahuan lain. Dan media ini sangat membantu dalam meningkatkan hasil proses belajar mengajar.



BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
            Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa penerapan Metode Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak pada siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan terhadap nilai hasil ulangan dan nilai harian yang diperoleh. Selanjutnya dapat diambil benang merah kesimpulan yang dapat meringkas penjelasan di atas di antaranya, yaitu:
1.      Dengan menggunakannya Metode Team Quiz dapat memudahkan pemahaman siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang dalam mempelajari mata pelajaran Akidah Akhlak. Meskipun tidak secara keseluruhan atau mencapai 100% tetapi bisa dikatakan berhasil karena secara klasikal telah tuntas dalam belajar.
2.      Penerapan Metode Team Quiz dalam pembelajaran Akidah Akhlak sangat mudah diolah, dan sederhana. Metode Team Quiz dilihat dari segi manfaat, sangat banyak memberi manfaat dan efektif dalam pembelajaran Akidah Akhlak.

B.     SARAN
            Selaku penulis sekaligus pengamat dalam hal ini ada beberapa saran yang sifatnya konstruktif yang bisa kami berikan demi kemajuan dan perkembangan serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah:
1.      Agar guru mempersiapkan metode untuk materi pembelajaran Akidah Akhlak sebagai salah satu media atau alat bantu dalam kegiatan proses belajar mengajar.
2.      Untuk memudahkan siswa dalam memahami dan menghafal konsep materi Akidah Akhlak, hendaknya guru membuat Suasana lebih hidup.
3.      Agar dalam penerapan Metode Team Quiz ini mencapai hasil yang maksimal sebaik dalam pembuatan metode memperhatikan ketentuan-ketentuan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu Supriono, Widodo, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, 1996
Arief S, Dr., dkk, Media Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993
Azwar, Syaifuddin, MA., Metode Penelitian, Pustaka Remaja, Yogyakarta, 1997
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta, 1998

Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2007, Pedoman Program Pengalaman Lapangan (PKLI/PPLII)

Hisyam Zaini,dkk, 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. CTSD: Insitut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga

Muhaimin, MA, dkk, Strategi Belajar Mengajar, CV. Citra Media, Surabaya, 1996
Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam, Remaja Rosdakarya Bandung, 2001

Roestiyah, Nk. 2001. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Rooijakkers, Ad., Mengajar Dengan Sukses, PT. Grasindo, Jakarta, 1991

Soedarsono, 2001, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka
Sudjana, Nana, dkk, Media Pengajaran, CV. Sinar Baru, Bandung, 1997

Sutrisno Hadi, 1986, Metodologi Research II, Andi Offset, Yogyakarta
Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1990
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000

















 LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

IMPLEMENTASI METODE TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK XI IPA1 MA ALMAARIF SINGOSARI MALANG

Dosen Pembimbing Lapangan:
Muhammad Asrori Alfa, M.A
NIP: 150 302 530


 










Oleh:
Khalid Rahman
04110071



UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2007


Penelitian Tindakan Kelas Oleh Khalid Rahman ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilaporkan


















Malang Agustus 2007
Dosen Pembimbing Lapangan






Muhammad Asrori Alfa, M.A
NIP: 150 302 530





KATA PENGANTAR

            Seiring dengan berputarnya bumi pada porosnya. Siang berganti malam, malam berganti pagi. Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Penyusun panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan inayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas akhir dari PKLI (Praktek Kerja Lapangan Integratif) Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang.
            Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW. yang membawa cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia dari zaman jahiliah ke masa yang serba modern.
            Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberi informasi dan inspirasi, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih pada:
1.      Yang terhormat, Bapak Prof. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri Malang.
2.      Yang terhormat,Bapak Prof.Djunaidi Ghoni selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
3.      Yang terhormat, Muhammad Asrori Alfa,  M.A. selaku Dosen Pembimbing.
4.      Yang terhormat, Bapak Drs. H. Slamet Hariyono, M.PdI selaku Kepala Sekolah MA ALMAARIF Singosari Malang yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan Integratif (PKLI) sebagai aktualisasi terhadap materi yang telah disampaikan pada kuliah reguler.
5.      Yang terhormat, Bapak Drs. H. Nu’man Khumaidi, M.PdI. selaku Guru Pamong, yang selama PPL berlangsung telah berkenan memberikan perhatian dan dorongan serta bimbingan operasional, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yang diamanatkan kepada penulis sebagai guru praktek di MA ALMAARIF Singosari Malang.
6.      Semua Dewan Guru beserta staf karyawan, yang telah memberikan bantuan dan bimbingan baik dalam bentuk moril maupun spirituil kepada kami dan memberikan informasi-informasi yang kami butuhkan.
7.      Ayahanda (Drs. H. Abd. Rahman Ghany, M.Ag.) dan ibunda (Muttafarida, S.PdI.) serta kedua adikku (Istiqlaliyah Rahman & Syauqi Lidinillah Rahman) serta Ainatul Mardiyah yang tanpa henti memberi semangat dan dukungan kepada penulis.
8.      Semua temanku yang senasib dan seperjuangan di PKLI MA ALMAARIF Singosari Malang, (Humaini, Rofiqi, Rofi’ah, Nurus, Lail, Anik, Yeni, Fuadah, Yayuk, Puji, Rohmah, Lilik)  yang selalu berbagi suka maupun duka selama PKLI berlangsung. Terimakasih, kalian semua telah membuat aku merasakan warna hidup yang sebenarnya.
9.      Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan akhir PKLI ini.
Atas jasa-jasa beliau penulis hanya bisa berdoa semoga amal kebaikannya mendapat balasan yang setimpal di sisi-Nya.
Kami sebagai manusia biasa, sadar bahwa dalam penyusunan laporan ini banyak kekhilafan dan kekurangan, walaupun kami sudah berusaha mengantisipasi kekurangan itu. Karena itu sangat berharap saran dan kritik guna membangun selanjutnya. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin Ya Robbal Alamin.


Malang, Agustus 2007
Penyusun


                                                                                                Khalid Rahman
                                                                                                NIM: 04110071


DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
  2. Rumusan Masalah
  3. Tujuan Penelitian
  4. Hipotesis Penelitian
  5. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
  1. Metode Team Quiz
1.      Pengertian Metode Team Quiz
2.      Penggunaan Metode Team Quiz Mengoptimalisasi Keberanian bertanya Siswa
3.      Jenis konteks penerapan teknik bertanya secara kelompok (Team Quiz) dalam kelas.
4.      Langkah-langkah Metode Team Quiz
5.      Manfaat Pelaksanaan Metode Team Quiz
B.     Motivasi Belajar
1.      Pengertian Motivasi Belajar
2.      Macam-macam Motivasi
3.      Teori Motivasi
4.      Fungsi Motivasi
5.      Motivasi di Sekolah

BAB III. METODE PENELITIAN

A.    Setting Penelitian
B.     Rencana Tindakan
§  Perencanaa Tindakan
§  Implementasi Tindakan
§  Observasi dan Interprestasi
§  Analisis dan Refleksi
C.     Siklus Penelitian
D.    Pembuatan Instrumen
E.     Pengumpulan Data
F.      Indikator Kinerja

BAB IV     : PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A.  Paparan Data
   1. Siklus Pertama
§  Perencanaan
§  Pelaksanaan
§  Pengamatan
§  Refleksi
2. Siklus Kedua
§  Perencanaan
§  Pelaksanaan
§  Pengamatan
§   Refleksi
  1. Pembahasan


BAB V : PENUTUP
  1. Kesimpulan
  2. Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA


















BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya  yakni aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, ketrampilan, seni, olahraga dan perilaku (Depdiknas, 2002). Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memperbaiki  dan menyempurnakan kurikulum. Kurikulum SMA 1994  dan yang terbaru adalah kurikulum 2004 yang sering juga disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan seperangkat rencana dan pengakuan tentang kompetensi  dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan, belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas, 2003). Salah satu ciri dari KBK adalah  penilaian yang lebih menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya  penguasaan suatu kompetensi.
Tenaga pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas mengajar, yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru. Jika dilihat dari tugas pendidik atau guru bahwa tidak mudah untuk menjadi pendidik, sebab disamping memberikan cara-cara yang menimbulkan minat serta merangsang peserta didik untuk memecahkan atau mengatasi persoalan-persoaan sendiri. Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat komponen-komponen yaitu siswa, guru sebagai komponen pasif, serta komponen-komponen yang lainnya. Siswa dituntut untuk bisa berperan aktif dan kooperatif sedangkan guru sebagai fasilitator dan dituntut untuk bisa menguasai hal-hal yang berkaitan dengan sebuah solusi untuk menciptakan kondisi yang efektif.
Di sini guru memegang posisi kunci yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar (PBM) dalam pendidikan melalui metode yang tentunya harus relevan dan sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga mereka dituntut untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, baik maupun praktis dalam melaksanakan tugasnya. Selama ini PBM di sekolah dapat dikatakan berhasil jika dari beberapa komponen yang ada dapat berjalan dengan baik. Salah satu komponen dalam PBM adalah metode pembelajaran yang dipakai oleh seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pelajaran tertentu, salah satunya adalah materi pelajaran Sejarah.
Seorang guru perlu mengetahui metode-metode apa yang harus digunakan didalam setiap kegiatan belajar mengajar sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana dengan baik, karena metode atau cara pendekatan yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode mengajar yang diterapkan dalam suatu pengajaran dikatakan efektif bila menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan, bila makin tinggi kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu makin efektif metode tersebut. Untuk itu guru tidak hanya dituntut untuk menguasai metode saja tetapi guru dituntut untuk bisa menguasai kondisi kelas, ketrampilan mengajar, penguasaan emosional siswa oleh karena itu setiap guru didalam kelas harus bisa memilih dan menerapkan metode yang sesuai agar tidak menimbulkan kondisi yang jenuh, membosankan dan kurang direspon oleh siswa.
Dengan diaplikasikannya metode Team Quiz diharapkan siswa dapat belajar mandiri dan kooperatif  dalam bentuk kelompok maupun pasangan. Dengan melihat realita yang terjadi sekarang ini banyak siswa yang masih berperan pasif dalam mengikuti materi dan bertanya didalam kelas maka penulis akan mengangkat judul dalam proposal penelitian tindakan kelas ini "Implementasi metode Team quiz untuk meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang".


B. Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI IPA1­ MA ALMAARIF Singosari Malang dengan menggunakan metode team quiz?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan maka penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan penerapan metode team quiz dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang.

D. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti temukan hipotesis yaitu “bahwa penggunaan metode Team quiz  dalam pembelajaran Sejarah dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPAI  di MA ALMAARIF Singosari Malang.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga (Sekolah)
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan pengambilan keputusan untuk mengadakan pembinaan dan peningkatan kemampuan guru
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan balikan untuk mengadakan koreksi diri, sekaligus usaha untuk memperbaiki kwalitas diri sebagai guru yang propesional dalam upaya untuk meningkatkan mutu, proses dan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode team quiz pada pokok bahasan tertentu, sehingga mencapai hasil yang maksimal
3. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini daharapkan dapat dijadikan sebagai bahan upaya peningkatan prestasi belajar siswa, utamanya pada mata pelajaran Akidah Akhlak sehingga dapat mengubah perolehan peringkat yang lebih baik, baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik.
4. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan dapat mengembangkan wawasan peneliti dan pendidikan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A      Metode Team Quiz
  1. Pengertian Metode Team Quiz
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui  dan hodos berarti jalan atau cara. Dengan demikian metode dapat berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai sebuah tujuan, metode juga merupakan suatu sarana untuk menemukan dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu. Menurut Thorndike bahwa semua ilmu pengetahuan bahkan yang paling komplit pun terdiri dari kaitan-kaitan yang sederhana yaitu kaitan stimulus dan respon.
Metode team quiz adalah suatu cara teknik mengajar yang diterapkan untuk memberdayakan seluruh siswa dengan mempelajari suatu topik dan membagi kelompok belajar di mana setiap kelompok akan membuat kuis untuk ditanyakan kepada kelompok lain yang aturan mainnya telah ditetapkan oleh guru sebelumnya. Srategi dapat meningkatkan tanggung jawab belajar siswa dalam suasana yang menyenangkan.

2.      Penggunaan Metode Team Quiz Mengoptimalisasi Keberanian bertanya Siswa
Dalam kehidupan sehari-hari siswa seringkali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau satu cara saja, tetapi perlu menggunakan banyak pengetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan mencari jalan yang terbaik.
Tambahan pula banyak masalah-masalah didunia dewasa ini yang memerlukan pembahasan oleh lebih dari satu orang saja, yakni masalah- masalah yang memerlukan kerja sama dan diskusi. Dan bila mana demikian maka diskusi memberikan kemungkinan pemecahan yang terbaik.
Bagaimanapun perbedaan fundamental tujuan pendidikan, secara universal guru akan selalu bertanya kepada siswanya. Cara bertanya demikian apakah itu untuk seluruh kelas, untuk kelompok, atau untuk individu, memiliki pengaruh yang sangat berarti tidak hanya pada hasil belajar  siswa, tetapi juga pada suasana kelas baik sosial maupun emosional.
Belajar bersama (kelompok) banyak membantu proses belajar mengajar. Memang ada orang yang tidak bisa belajar berlelompok tetapi hasilnya juga bagus. Namun demikian, metode team quiz mempunyai keunggulan dan dapat mengoptimalkan siswa. Serta banyak keuntungan yang diperoleh oleh siswa yaitu:
~        Dapat mengurangi rasa ngantuk dibanding belajar sendiri. Jika belajar sendiri, seringkali rasa bosan timbul dan rasa kantukpun datang. Apalagi jika siswa atau pelajaran yang kurang menarik perhatian siswa atau pelajaran yang sulit buat kita. Dengan belajar bersama siswa punya teman yang memaksa kita aktif. Ada kesempatan bersenda gurau barang satu menit untuk mengalihkan kebosanan.
~        Dapat merangsang motivasi belajar kalau ada lawan jenis dikelompok itu sering bisa menambah semangat. Dengan belajar bersama akan tumbuh perasaan ada persaingan.
~        Ada tempat bertanya dan orang lain yang dapat mengoreksi kesalahan kita. Belajar sendiri sering terbentur pada masalah sulit.
~        Kesempatan melakukan resitasi orang.
~        Dapat membantu timbulnya asosiasi dengan peristiwa lain yang mudah diingat. Contoh, adanya kesepakatan diantara kelompok dalam membuat pertanyaan. maka akan mudah mengingat apa yang dibicarakan dibanding masalah lain yang lewat begitu saja.
~        Ada kenangan tersendiri dan mempunyai teman akrab (Thabrany,1994:198).

3.      Jenis konteks penerapan teknik bertanya secara kelompok (Team Quiz) dalam kelas
Dalam mendorong siswa untuk bertanya ada beberapa beberapa jenis konteks penerapan teknik bertanya dalam kelas secara kelompok (team quiz) Berkaitan dengan hal ini Sumadin (1989 :24) mengatakan bahwa:
a)      Bertanya adalah suatu cara untuk “masuk dan terlibat” dalam hal sesuatu.
Bertanya adalah suatu alat yang digunakan oleh orang yang bertanya untuk memulai dan mempertahankan interaksi dengan orang lain contoh:
·         Melakukan suatu percakapan, dan
·         Melibatkan orang lain dalam suatu pembicaraan
b)      Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk mendapatkan informasi. Bertanya dapat dimotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan informasi tentang suatu maksud atau oleh keingin tahuan dan “kebutuhan untuk mengetahui” contoh:
·         Mewancarai seorang anggota masyarankat
·         Meminta diajari
c)      Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk mengklarifikasi atau menyankinkan informasi. Contoh:
·         Bertanya kepada teman selama kegiatan pemecahan terhadap suatu masalah
·         Berspekulasi tentang hasil suatu eksperimen.
d)     Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis dan mengeksplorasi gagasan. Pertanyaan yang kita tannyakan pada diri sendiri dan orang lain merupakan suatu bagian penting dari proses berfikir dan refleksi yang kita lakukan. Contoh:
·         Merekfleksikan tentang suatu soal sejarah
·         Menganalisis tingkah laku karakter dalam sebuah kisah sejarah
Bagaimana penerapan di kelas? hampir pada semua aktifitas belajar,team quiz dapat diterapkan:
·         Antar kelompok siswa dengan kelompok siswa lainnya
·         Antara guru dengan  kelompok siswa
·         Antar kelompok siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas, dan sebagainya.


4.  Langkah-langkah Metode Team Quiz
Dengan menggunakan metode team quiz berarti kita dapat meningkatkan tanggung jawab belajar siswa dalam suasana yang menyenangkan.
a)      Perencanaan
Hal-hal yang harus dilakukan  dalam melaksanakan metode team quiz
·         Merumuskan tujuan yang jelas, baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkkan dapat tercapai setelah metode team quiz tercapai
·         Menerapkan garis-garis besar langkah-langkah team quiz yang akan dilaksanakan
·         Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
·         Selama metode team quiz itu berlangsung seorang guru hendaknya intropeksi diri, apakah team quiz itu dapat berjalan dengan baik.
·         Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik.
b)      Pelaksanaan
·         Membagi tiga kelompok kemudian menyampaikan materi tapi hanya 10 menit
·         Setiap kelompok menyiapkan pertanyaaan-pertanyaan berkaitan dengan materi kemudian menyampaikannya didepan kelas 
c)      Evaluasi                                                                               
            Sebagai tindak lanjut diadakannya team quiz seiring dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat berupa pemberian tugas baik bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik. Diakhir pelajaran guru menyimpulkan tanya jawab dan menjelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru.

5.      Manfaat Pelaksanaan Metode Team Quiz
Manfaat yang dapat diperoleh dalam pelaksanaan diskusi antara lain :
a)      Siswa dapat kepastian apakah ia telah mengerti/menganggap hal yang dipelajarinya secara betul.
b)     Dengan mendengarkan keterangan dari pengajar, kemudian diulang dengan pertanyaan dari teman-teman belajarnya seseorang siswa akan lebih meresapi apa yang telah dipelajarinya, kalau tadinya belajarnya terutama dengan pengelihatan (membaca), maka sekarang terutama dengan mendengarkan pembicaraan.
c)      Dengan bertanya secara kelompok tentang materi apa yang telah dipelajari, masing-masing peserta bersaing antar kelompok. Secara tidak langsung akan menguasai bahan materi yang dipelajari dengan lebih baik.
d)     Dengan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar bersama atau bersaing antar kelompok untuk menjadi kelompok yang terbaik, dan keluar sebagai pemenangnya,  akan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.

B       Motivasi Belajar
1.      Pengertian Motivasi Belajar
Istilah motivasi berasal dari perkataan motivate-motivation yang artinya dorongan (dengan sokongan moril). Banyak digunakan dalam berbagai bidang dan situasi. Dalam uraian ini tidak akan dikemukakan motivasi dalam berbagai bidang dan situasi akan tetapi lebih diarahkan pada motivasi dalam bidang pendidikan khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan motivasi secara istilah menurut para ahli yaitu:
a.       Thomas M. Risk mengemukakan tentang motivasi, yaitu: Usaha yang didasari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan belajar.
b.      M. Nasution, MA mengemukakan tentang motivasi: The motivate a child to arrenge condition so that the is capable doing. Motivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakuakannya. Beliau juga berkata, motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. (Protek pembinaan perguruan tinggi agama; 1981, 111-112).
a)      Menurut Suryarata, motivasi adalah keadaan dalam diri pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi bukanlah hal yang dapat diamati tetapi ia adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh suatu kekuatan didalam diri orang itu, kekutan pendorong inilah yang dinamakan motivasi.
Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan, motivasi adalah usaha-usaha yang disengaja oleh seorang pendidik untuk memberi dorongan kepada anak didik sehingga anak itu mau melakukan apa yang harus dilakukan. 

2.      Macam-macam Motivasi
Motivasi ada dua macam yaitu:motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a)      Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar. Bron mengatakan motivasi intrinsik tetap aktif/tetap terjadi meskipun tidak ada hadiah (rangsangan). Orang-orang tetap melakukan aktivitas untuk mendapat tujuan mereka dan bukan dikarenakan atau didasari oleh hadiah.
Motivasi Instrinsik adalah motivasi yang datangnya dari individu tanpa adanya tekanan dari luar, atau motivasi yang eksis pada masing-masing individu ynag mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu dan untuk mencapai tujuan.
b)      Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan oleh sesuatu yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi ekstrinsik meliputi perangsang atau pendorong dari luar seperti reward (penghargaan) dan punishment (hukuman), sebagaimana yang dikatakan oleh Suryabrata bahwa:
"Motivasi ekstrinsik adalah motif yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar, seperti siswa bbelajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada ujian, orang mengerjakan sesuatu karena diberitahu bahwa hal tersebut harus dilakukan sebelum ia melamar pekerjaan".
Setelah kita mengetahui beberapa definisi dari motivasi intrisik dan ekstrinsik, dapat disimpulkan bahwa motivasi intrinsik itu lebih unggul dari pada motivasi ekstrinsik karena tanpa tekanan dari luar.

3.      Teori Motivasi
Ada beberapa teori motivasi, yaitu teori hedonisme, teori naluri, teori reaksi, yang dipelajari teori daya pendorong dan teori kebutuhan.
a. Teori hedonisme
Hedonisme dalam bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran didalam fillsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenanga dan kenikmatan. Oleh karena itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung memilih alternative pemecahan yang mendatangkan kesenangan dari pada yang mengakibatkan kesukaran, kesulitan, penderitaan.
b. Teori Naluri
Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang didalam hal ini disebut juga naluri, yaitu:
v  Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri,
v  Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan
v  Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/ mempertahankan jenis.
Menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituu dan perlu dikembangkan.


c. Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu, orang belajar paling banyak di lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesakan. Menurut teori ini, apabila seseorang pemimpin ataupun seseorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya benar-benar mengetahui latar beblakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinya.
d. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan antara "teori naluri" dengan "reaksi yang dipelajari". urut teori ini, bila seseorang pemimpin ataupun pendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia harus mendasarkan atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.
e. Teori Kebutuhan
Teori ini yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori ni bberanggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karena itu menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus bebrusaha mengetahui terlebih dahulu ap kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.

4.      Fungsi Motivasi
Ada beberapa fungsi motivasi, yaitu:
a.                Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak disetiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b.                Menetukan arah perbuatan, yakni: kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c.                Menyeleksi Perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
                  Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Adapun tujuan motivasi adalah menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.

5.      Motivasi di Sekolah
Guru dapat menggunakan bermacam-macam motivasi agar murid-murid giat belajar, tetapi tidak semua motivasi itu sama baiknya. Malahan ada pula yang dapat merusak. Dibawah ini ada beberapa hal, tehnik pemberian motivasi:
a)      Memberi angka.
b)      Memberi hadiah.
c)      Saingan.
d)     Hasrat untuk belajar.
e)      Ego-Involvement (ketertiban diri, bila ia merasa pentingnya suatu tugas, dan menerimanya sebagai suatu tantangan dengan mempertahankan harga diri.
f)       Sering memberi ulangan.
g)      Mengetahui hasil.
h)      Kerja sama.
i)        Tugas yang “Challenging” (mengandung tantangan).
j)        Pujian.
k)      Teguran dan kecaman.
l)        Sarkasme dan celaan.
m)    Hukuman.
n)      Suasana yang menyenangkan. (Nasution; 1986, 81).
Dari uraian di atas, mengenai teknik perlu ditekankan sekali lagi bahwa murid mempunyai peranan yang penting dalam memotivasi atau dengan kata lain memberi dorongan-dorongan dasar dan pengalamannya merupakan faktor yang berperan dalam situasi-situasi belajar.





















BAB III
METODE PENELITIAN

A.     Setting Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya MA ALMAARIF Singosari Malang
      Jika ditinjau dari sejarahnya  Madrasah Aliyah Ngeri Wlingi yang bertempat  20 km timur kota Blitar, tepatnya di Jl. PB. Sudirman No. 1  Wlingi Kabupaten Blitar, tidak bisa terlepas dari Pendidikan Guru Agama 6 tahun yang dikelola lembaga Ma’arif NU Kabupaten Blitar dengan nama tokoh yang berpengaruh Bpk H. Mukarrom (alm), yang beralamat di Jl. Gajahmada no. 12 Wlingi.
   Pada tahun akhir tahun 80 Seiring dengan dihapusnya program PGA 6 tahun lembaga ini berubah menjadi MAN Tlogo Kanigoro filial di Wlingi. Peran yayasan dalam mengelola lembaga ini cukup berpengaruh di lingkungan masyarakat terutama masyarakat NU. Masa ini hingga tahun 1995.
   Mengingat secara geografis daerah kabupaten Blitar Bagian timur belum ada MAN sedang tuntutan masyarakat sangat memungkinkan, maka tepatnya tanggal 25 Nopember 1995 berdasarkan SK Menteri Agama RI, mensyahkan berdirinya Madrasah Aliyah Ngeri Wlingi Kabupaten Blitar, terlebih didukung dibangunya Masjid Agung Kabupaten Blitar di Wlingi, Bupati Blitar berharap  keberadaan MAN Wlingi Memungkinkan mendukung kemakmuran Masjid Agung.
   Di awal berdirinya, MAN Wlingi banyak mendapatkan berbagai macam hambatan yang paling menojol aadalah; Pertama tidak adanya ruang kelas untuk PBM, karena harus pindah dari Yayasan Darul Huda, Kedua, belum adanya tanah untuk pembangunan gedung sekolah. Karena Departemen Agama hanya menyediakan proyek pembangunan Gedung sedang tanah diserahkan masyarakat untuk pengadaanya. Kondisi ini mengakibatkan kepercayaan masyarakat pada MAN cukup rendah, hal ini terlihat jumlah siswa kelas 1,2, dan 3 pada tahun 1996 hanya sekitar 160 siswa.
   Dengan segala segala upaya yang dilakukan oleh sekolah dan BP3 untuk selalu menyakinkan masyarakat hingga 2004  sudah memiliki 15 ruang kelas  beserta pengadaan tanah. Dari 15 tersebut wali murid dan pegawai memberikan swadaya tanah seluas……. M  dan 6 ruang kelas, sedang pemerintah  memberikan proyek bangunan 9 lokal tuang kelas.
   Madrasah Aliyah Negeri Wlingi dilihat dari perkembangan kuwantitas  siswa dan input yang ada hingga sekarang memiliki  655 siswa,  dari latar belakang sekolah  MTs N, MTs S dan SLTP N  dan sebagian kecil SLTP S, (lihat perkembangan input MAN). 
   Dari perjalanan sejarah MAN Wlingi yang dapat di tarik kesimpulan bahwa keberadaanya mendapat perhatian dari masyarakat Blitar Timur. Hal ini namapk jika tahun 1996 s.d. 1999 input didominasi MTs Swasta, sekarang dominasi MTs N dan SLTP N. Prestasi sejarah yang tidak bisa dilepaskan berkat kerja keras para guru dan pegawai output MAN Wlingi sudah banyak dipercaya di perguruan Tinggi Negeri melalui jalur PMDK, dan aoutcame-nya terbukti mampu menunjukan kemampuan dalam bidang akademis.
   Keberadaan MAN Wlingi bukan hanya lembaga pendidikan orang Wlingi bahkan menjadi pilihan masyarakat Blitar bagian timur (kec. Garum, Talun, Gandusari, Doko, Wlingi, Selopuro, Kesamben, Binangun, Wates, Selorejo, bahkan sampai di Kecamatan Sumber Pucung Malang dan sekitarnya).

2.      Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Madrasah
~        VISI
“MENCIPTAKAN  PRESATSI, SIAP BERKOMPETISI  DAN BERJIWA ISLAMI”.

~        MISI

a)      Internalisasi pemahaman agama Islam dalam bentuk pratik ibadah dan menciptakan perilaku sehari-hari  di lingkungan sekolah dan masyarakat.
b)   Melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif yang menumbuhkan kreatifitas dan selalu merespon setiap perkembangan ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi, dalam mencapai  output yang berkuwalitas.
c)    Mengupayakan inovasi pembelajaran melalui pengadaan media dan metode pembelajaran sesuai dengan tuntutan masyarakat.
d)   Mengadakan bimbingan belajar yang mengarahkan bakat dan minat untuk menjadikan keunggulan prestasi siswa.
e)    Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan beroreiantasi pada prestasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
f)    Melasanakan bimbingan tentang pengembangan keilmuan dan  teknologi serta menjalin kerjasama dengan dunia perguruan tinggi serta pemerintah dan swasta.
g)   Mengikutsertakan berbagai lomba bidang keilmuan dan teknologi diberbagai even-even tertentu.
h)   Mengadakan pembinaan ekstra kurikuler sesuai dengan bakat, minat, potensi dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

B.     Rencana Tindakan
Dalam Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di MA ALMAARIF Singosari Malang yang merupakan salah satu sekolah lanjutan tingkat atas yang mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya, karena dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadahi guna memenuhi tujuan yang berkaitan dengan input dan outputnya, menjadikan penelitian tindakan kelas ini lebih mudah dalam pencapaian tujuan yang terdapat dalam penelitian
MA ALMAARIF Singosari Malang merupakan salah satu sekolah lanjutan tingkat atas yang banyak diminati oleh berbagai kalangan, mulai kalangan menengah kebawah sampai kalangan atas. Hal ini karena didukung oleh sarana dan prasarana dan sumber manusianya yang cukup memadahi dan terlebih lagi ditopang oleh input dan outputnya yang lebih banyak terbukti mampu menyaingi sekolah-sekolah lain pada umumnya. Untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, dalam kaitannya dengan input dan outputnya sesuai dengan visi dan misinya, maka MA ALMAARIF Singosari Malang mengadakan pengembangan diri misalnya dengan didirikannya laboratorim-laboratorium, seperti laboratorium computer (TI), IPA, audio visual, laboratorium bahasa dan lain-lain, serta dikembangkannya kgiatan ekstra seperti olah raga, PMR, teater, paduan suara, klub matematika, klub bahasa, klub bunga, KIR, kaligrafi, Banjari, Gambus dan lain sebagainya tidak lain adalah untuk menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki siswa.
1. Perencanaan Tindakan
Penelitian ini dimaksudkan untk mengetahui efektifitas dari pengunaan metode Team Quiz  terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas XI-IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Maka untuk merealisasikan tujuan tersebut perlu dirumuskan skenario tindakan pembelajaran, alat pembelajaran dan personalianya dan lain sebagainya.
·         Skenario Tindakan Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan setiap hari Jun’at, dan peneliti ikut berpartisipasi didalamnya, artinya peneliti sebagai guru Sejarah kelas XI IPS1. Dalam pelaksanaannya, guru mengajukan suatu metode Team Quis kepada siswa dan menjelaskan tentang langkah-langkahnya dalam mata pelajaran Sejarah kelas XI IPS1 MAN Wlingi Blitar, kemudian guru menyuruh siswa untuk belajar dari berbagai buku yang dapat menunjang terhadap materi Sejarah tersebut agar suasana kelas menjadi hidup. Kemudian pada pertemuan selanjutnya dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas, guru menerangkan materi yang dibagi menjadi empat bahasan, kemudian guru meminta kepada siswa untuk membuat pertanyaan (quiz) secara kelompok (taem), kemudian siswa membacakan pertanyaan kelompoknya yang ditujukan pada kelompok yang lain. Kelompok yang paling tinggi nilainya, maka keluar sebagai pemenangnya. Bila ada suatu permasalahan kemudian guru mengajak siswa dengan cara memberikan stimulus untuk memecahkannya secara bersama-sama, setelah itu guru menyimpulkan dan memberikan motivasi kepada siswa untuk terus giat belajar disertai dengan menutup pelajaran, begitu pula dengan pertemuan berikutnya.      
·         Alat
Alat yang digunakan dalam proses pmbelajaran (kegiatan belajar mengajar) disekolah ini adalah buku pedoman guru dan siswa Sejarah kelas XI-IPS1, MAN Wlingi Blitar. Serta buku pedoman pendidikan KBK dengan sistem silabus dan alat-alat pembelajaran seperti kapur tulis, papan tulis, dan penghapus. 
·         Personalia
Dalam kegiatan belajar mengajar ini yang ikut berperan aktif adalah guru Sejarah kelas XI-IPS1  dan siswa kelas XI-IPS1 MAN  Wlingi Blitar.

2.  Implementasi Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4X pertemuan, tepatnya pada tiap hari Jum’at. Kegiatan tersebut yaitu: Implementasi tindakan ini meliputi penyampaian tujuan pembelajaran, menyampaikan materi secara garis besar, kegiatan belajar dengan menerapkan penggunaan metode team quiz.

3.  Observasi dan Interpretasi
Penelitian ini dimulai setelah peneliti mengadakan observasi selama satu kali pertemuan dengan melihat faktor  bakat anak, mutu pengajaran, kemampuan memahami pelajaran maupun pengajaran. Ketekunan belajar dan jumlah waktu yang disediakan serta setelah mengetahui masalah yang timbul di kelas XI dalam pengajaran mata pelajaran Sejarah.
Setelah tahapan observasi peneliti mulai melaksanakan penelitian di kelas yang dilakuakan setiap kegiatan belajar mengajar, selanjutnya peneliti beserta guru pamong yang sekaligus guru bidang studi Sejarah memberikan tugas yang diambil dari ulangan.

4. Analisis dan Refleksi
Pada saat pertemuan kedua, peneliti mulai menggunakan metode team quiz untuk membantu dalam pembelajaran Sejarah. kegiatan pembelajaran semakin aktif dan terjadi interaksi antara guru dan siswa (interaksi edukatif), tetapi hasilnya belum memuaskan karena kurang tepatnya guru peneliti dalam memaksimalkan metode team quiz sebagai peta konsep yang memudahkan siswa dalam menghafal berbagai peristiwa dalam Sejarah.
Metode team quiz peneliti coba lagi pada pertemua ketiga, dengan memaksimalkan metode team quiz dalam mempelajari Sejarah. Dan ini membawa hasil yang cukup memuaskan karena siswa mudah menghafal dan mengingat berbagai peristiwa yang dibahas dalam mata pelajaran Sejarah.

A.    Siklus Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini kami bagi menjadi 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Hal ini berdasarkan dua pokok bahasan yaitu: kondisi kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan (3 kali 40 menit dengan dua pertemuan) dan Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI (3 kali 40 menit dengan dua pertemuan).

B.     Pembuatan instrumen
Dalam penelitian tindakan kelas ini, kami bagi menjadi 3 siklus. Tiap kali pertemuan kami bagi ada yang dua pertemuan dan tiga pertemuan. Berdasarkan 2 pokok bahasan, yakni kondisi kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan (3X40 menit dengan 2 kali pertemuan), Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI (3X40 menit dengan tiga kali pertemuan).


C.    Pengumpulan  Data
Jadi data yang akurat akan bisa diperoleh ketika proses pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang. Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses penelitian yaitu:
1.      Pengamatan Partisipatif
Cara ini digunakan agar data yang diinginkan bisa diperoleh, sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Penelitian partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat secara langsung dan bersifat aktif dalam turut mengumpulkan data yang diinginkan dan juga peneliti kadang-kadang mengarahkan pada data yang diingin peroleh oleh peneliti.
2.      Observasi Aktivitas Kelas
Observasi aktivitas kelas dilaksanakan oleh peneliti ketika peneliti mengajar di kelas dengan menggunakan metode team quiz (observasi secara langsung/Direct Observation) sehingga peneliti akan memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti bisa menentukan metode tanya jawab secara kelompok dan pemberian tugas dan cara penyampaian yang lebih baik pada pertemuan berikutnya.
3.      Pengukuran Hasil Belajar
Data yang telah diperoleh di lapangan akan diukur untuk penelit dengan menggunakan persentase perbandingan hasil nilai ulangan kelas yang menggunakan metode team quiz dalam pembelajaran Sejarah dengan kelas yang tidak menggunakan metode tersebut.
Untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dan data yang telah diperoleh tidak hilang maka peneliti melakukan perekaman dengan cara membuat catatan dari hasil yang telah diperoleh selama proses penelitian. Teknik perekaman yang dilakukan adalah dengan membuat catatan-catatan berdasarkan perkembangan siswa setiap hari setelah pembelajaran dengan menggunakan tugas, sedangkan untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode ini yaitu dengan melihat keadaan siswa tiap-tiap mengerjakan tugas dan melihat hasil dari tugas tersebut. Dan di akhir pertemuan peneliti mengadakan ulangan harian.


D.    Indikator Kinerja
Penelitian yang dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan observasi kelas, yakni mengikuti mata pelajaran bersama guru pamong pada pertemuan ke-1 dan tes ulangan harian pada pertemuan ke-4 ini, sudah cukup untuk menilai apakah penggunaan metode team quiz dalam pembelajaran Sejarah dapat mempermudah pemahaman siswa. Hal ini dapat kita lihat dari catatan pada pedoman observasi prilaku siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, nilai tugas dan tes ulangan harian.



















BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

A.    PAPARAN DATA
            Paparan data yang peneliti sajikan ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara partisipan, observasi aktifitas siswa di kelas dan pengukuran keberhasilan siswa dalam belajar, dan siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang sebagai sampel.
            Dari hasil perekaman data yang peneliti lakukan, sehingga peneliti dapat menyajikan data, dalam bentuk uraian sebagai berikut:
1.      Pengamatan dan Observasi
            Dari hasil pengamatan dan observasi peneliti, sebagaimana yang telah peneliti tulis dalam pelaksanaan tindakan, sangat nampak bahwa pembelajaran yang menggunakan metode team quiz dapat memudahkan siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang dalam mempelajari mata pelajaran Akidah Akhlak, sehingga mencapai nilai yang memuaskan. Dan ini diperkuat dengan perbandingan hasil latihan-latihan baik secara lisan ataupun tulis.
            Pada pertemuan pertama peneliti belum menggunakan metode Team Quiz. Dan dari pertanyaan-pertanyaan yang peneliti lontarkan secara lisan, kurang lebih 60% siswa yang bisa menjawab pertanyaan itupun kurang sempurna dan ini sangat nampak bahwa pembelajaran tidak berhasil.
            Kemudian pada pertemuan selanjutnya peneliti, menggunakan metode Team Quiz tetapi belum digunakan secara maksimal. Dan dari pertanyaan-pertanyaan yang peneliti lontarkan kurang lebih 85% siswa bisa menjawab. Dan pertanyaan lisan dilontarkan langsung setelah disampaikannya materi atau pada waktu penilaian proses.
2.      Pengukuran Hasil Belajar
            Dan pada waktu ulangan harian nilai-nilai yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut:
Tabel Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas X-K
No
Jumlah Siswa
Nilai Yang Diperoleh
Keterangan
1
2
50-55
Tidak lulus
2
20
60-65
Tidak lulus
3
13
70-75
Lulus
4
5
80-85
Lulus
5
4
90-95
Lulus
6
1
100
Lulus
            Nilai-nilai di atas dapat menjadikan patokan alat ukur suatu keberhasilan dalam belajar, dan dari 22 siswa yang tidak tuntas dalam belajar peneliti memberi perbaikan,dengan cara mengobservasi cara belajar mereka dan menerangkan kembali tentang pokok bahasan yang telah dibahas dengan metode Team Quiz kemudian memberikan ulangan lagi. Dan dari ke 22 anak tersebut pada ulangan kedua rata-rata mendapat nilai antara 7 sampai 8 dan ada yang mendapat 9 satu anak.
            Hasil observasi peneliti pada anak yang tidak lulus mereka pada saat diterangkan mereka kurang memperhatikan dan tidak mengikuti aturan permainan  yang telah diterangkan guru.
            Dan pada pertemuan selanjutnya kami peneliti menerapkan metode Team Quiz dengan benar dan menjadikan siswa lebih semangat dalam belajar, ini mempermudah siswa dalam belajar, hal tersebut terbukti dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan pada siswa.

1.        SIKLUS I
§  Perencanaan
            Rencana tindakan siklus 1
            Pada pertemuan tindakan1, peneliti menerapkan penggunaan metode Team Quiz dalam proses belajar mengajar dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi Akidah Akhlak kelas XI IPA1 yang siswanya memiliki kemampuan yang  hiterogen dengan latar belakang akademik yang berbeda.
Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan, 3X40 menit dengan dua kali pertemuan. Sebelum pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan yaitu:
  1. Membuat rencana pembelajaran meliputi perencanaan satuan dan analisis logam
  2. Membuat atau menyiapkan materi tentang Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan.
  3. Membagi materi Sejarah menjadi tiga sub yaitu: Kondisi Politik Pada Awal Kemerdekaan, Badan-badan Perjuangan yang dibentuk setelah kemerdekaan, Kondisi Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan.
  4. Membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dan menyuruh membuat pertanyaan untuk kelompok lain dari materi yang dibahas.
  5. Membuat alat pedoman observasi untuk mengetahui kinerja siswa, kreatifitas siswa, dalam proses belajar mengajar sebagai wujud dari pemahaman siswa terhadap materi yang telah dijelaskan dengan menggunakan metode Team Quiz.
§  Pelaksanaan
            Pelaksanaan siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan yaitu Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan (3x40menit) dengan dua kali pertemuan, dimana pertemuan: 
PERTEMUAN I : (Hari Jum’at, 16 Februari 2007)
A.    Tahap Awal
Ö       Salam Pembuka
Ö       Perkenalan antara peneliti dengan siswa
Ö       Memperkenalkan satu persatu dimulai dari peneliti dan dilanjutkan dengan siswa (sambil presensi siswa)
Ö       Memberikan penjelasan mengenai pentingnya materi yang akan disampaikan


B.     Tahap Inti
Ö       Menjelaskan materi tentang Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan sesuai dengan persiapan yang telah direncanakan.
Ö       Melakukan tanya jawab kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan.
Ö       Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu bertanya, merangkum dari materi yang telah dipelajari bersama-sama dan mencatat dari rangkuman tersebut.
C.    Tahap Akhir
Ö       Kesimpulan dan tindak lanjut
Ö       Penilaian proses dan
Ö       Pemberian tugas

PERTEMUAN II : (Hari  Jum’at, 23 Februari 2007)
A.    Tahap Awal
Ö       Apersepsi dan menanyakan pelajaran minggu lalu
Ö       Memotivasi dengan menjelaskan pentingnya mempelajari materi
B.     Tahap Inti
Ö       Menjelaskan materi sesuai dengan persiapan yang telah direncanakan
Ö       Memberikan informasi tentang lanjutan materi tentang Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan kemudian melakukan tanya jawab untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan.
Ö       Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu bertanya, merangkum dari materi yang telah dipelajari bersama-sama dan mencatat dari rangkuman tersebut.
C.    Tahap Akhir
Ö       Kesimpulan dan tindak lanjut
Ö       Penilaian proses dan
Ö       Pemberian tugas
§  Pengamatan
            Selama kegiatan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman observasi (lampiran I). hasil pengamatan pada siklus I, kegiatan siswa cukup baik dengan antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan dengan menggunakan metode Team Quiz yaitu memberi kesempatan siswa untuk lebih aktif, kreatif dan inovatif untuk membuat soal yang ditujukan pada kelompok yang lain. Untuk mempermudah mereka memahami keterangan guru, sehingga ketika pelajaran berlangsung dan tiap kelompok secara bergantian maju untuk mempresentasikan soal-soal kelompoknya dan memberikan jawaban bila tidak ada yang bisa menjawab. Setelah siswa menerima materi pelajaran dan melakukan tanya jawab, guru melakukan feed back terhadap hasil pengajaran dan memberikan tugas untuk merangkum materi yang dipelajari hari ini.
PERTEMUAN I
            Ketika peneliti akan memulai pelajaran, peneliti mengadakan perkenalan dengan para siswa. Siswa sangat antusias dengan kedatangan peneliti sebagai guru PKLI (Praktek Kerja Lapangan Integratif). Pada saat kegiatan pembelajaran pada kegiatan inti berjalan sebagaimana biasanya.
            Pada saat memberikan waktu bertanya sebagian besar dari mereka tidak bertanya, dan pada saat guru memberikan pertanyaan pada siswa untuk mengetahui pemahaman mereka, mereka juga menjawab kurang lengkap.
PERTEMUAN II
            Pada pertemuan kedua ini siswa masih terlihat kesulitan dalam memahami konsep dalam pelajaran Akidah Akhlak. Dan situasi proses belajar mengajar sudah ada sedikit perubahan bagi mereka yang memperhatikan dari keterangan yang kami berikan. Tetapi perubahan yang terjadi belum memuaskan.
            Peneliti menganalisis kembali karakteristik dan mengidentifikasi kesulitan mereka dalam mempelajari pelajaran Akidah Akhlak.


§  Refleksi
Penggunaan metode Team Quiz pada siklus pertama berjalan dengan cukup baik hal ini terlihat pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan kreatifitas dalam membuat pertanyaan serta pelaksanaan demontrasi dari tiap-tiap sub materi. Hal ini tidak terlepas dari minimnya tingkat pengetahuan mereka tentang Akidah Akhlak.
Menyikapi keyakinan diatas maka diambil langkah-langkah:
1.      Memacu siswa untuk berani untuk mengungkapkan gagasannya
2.      Memacu siswa untuk lebih banyak membaca buku-buku Akidah Alhlak dan memberi mereka untuk berkonsultasi pada guru mata pelajaran diluar mata pelajaran.

2.        SIKLUS II
§  Perencanaan
            Rencana siklus kedua
            Pada perencanaan tindakan I, peneliti menerapkan penggunaan metode Team Quiz dalam pembelajaran Akidah Akhlak dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman siswa kelas XI IPA1
             Siklus dua ini terdiri dari satu pokok bahasan yaitu Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI (3 X 40 menit) dengan dua kali pertemuan. Sebelum pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan yaitu:
1.      Membuat rencana pembelajaran meliputi satuan dan analisis program
2.      Membuat atau menyiapkan materi yang akan dibahas.
3.      Membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dan menyuruh membuat pertanyaan untuk kelompok lain dari materi yang dibahas.
4.      Membuat alat observasi untuk mengetahui kreatifitas kinerja siswa, antusias siswa dalam proses belajar mengajar sebagai akibat dari pemahaman siswa terhadap penyajian materi dengan teknik menggunakan metode Team Quiz.

§  Pelaksanaan
      Pelakasanaan siklus II ini juga terdiri dari satu pokok bahasan yaitu: Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI (3x40 Menit 2 kali pertemuan), yaitu
PERTEMUAN III : (Hari Jum’at, 2 Maret 2007)
A.    Tahap Awal
Ö       Apersepsi dan menanyakan pelajaran minggu lalu
Ö       Memotivasi idengan menjelaskan pentingnya mempelajari materi
B.     Tahap Inti
Ö       Menjelaskan materi sesuai dengan persiapan yang telah direncanakan
Ö       Memberikan informasi tentang Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI kemudian melakukan tanya jawab untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan.
Ö       Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu bertanya dan mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dan membahasnya bersama
C.    Tugas Akhir
Ö       Kesimpulan dan tindak lanjut
Ö       Penilaian proses dan
Ö       Pemberian tugas

PERTEMUAN IV: (Hari Jum’at, 9 Maret 2007)
A.    Tahap Awal
Ö       Apersepsi
Ö       Motivasi
B.     Tahap Inti
Ö       Memberi kesempatan pada siswa untuk mempelajari materi yang telah dipelajari minggu lalu
Ö       Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu bertanya
Ö       Memberikan soal-soal tentang materi yang telah dipelajari pada minggu yang lalu (ulangan)
C.    Tahap Akhir
Ö       Mengumpulkan dan membahas bersama
Ö       Pemberian tugas

PERTEMUAN V : (Hari Jum’at,16 Maret 2007)
A.    Tahap Awal
Ö       Prasyarat
Ö       Apersepsi
Ö       Memotivasi dengan menjelaskan pentingnya mempelajari materi
B.     Tahap kedua
ü  Menjelaskan materi sesuai dengan persiapan yang telah direncanakan
ü  Menjelaskan materi yang telah disampaikan secara keseluruhan dengan metode Team Quiz kemudian dilanjutkan dengan ulangan blok
C.    Tahap Akhir
Ö       Mengumpulkan dan membahas bersama
Ö       Pemberian tugas

§  Pengamatan
     Selama kegiatan pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman observasi (lampiran II). Hasil pengamatan siklus kedua siswa sudah baik dengan antusias dalam mengikuti KBM. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan dengan menggunakan Metode Team Quiz yaitu membuat pertanyaan serta pelaksanaan demontrasi dari tiap-tiap sub materi.     
     Metode ini mempermudah siswa dalam memahami keterangan guru sehingga ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dan tiap kelompok secara bergantian maju untuk membacakan soal-soalnya pada kelompok lain. Setelah siswa menerima materi pelajaran, guru melakukan feed back terhadap hasil diskusi dan memberikan tugas untuk merangkum hasil diskusi kelas

PERTEMUAN III
            Setelah peneliti analisis dan identifikasi kesulitan siswa terdapat pada cara mereka menghafal dari suatu bagian-bagian dari Akidah Akhlak, misalnya tahun, tempat, nama pelaku peristiwa, dan lain sebagainya. Dan peneliti menemukan ide untuk menggunakan metode Team Quis.
            Pada pertemuan ini peneliti menggunakan metode Team Quis untuk mempermudah pemahaman siswa dalam mempelajari dan menghafal dari suatu bagian-bagian dari peristiwa sejarah, misalnya tahun, tempat, nama pelaku peristiwa, dan lain sebagainya. Dan ternyata peneliti mendapatkan hasil yagn cukup memuaskan, karena ada peningkatan siswa dalam memahami dan mengingat tentang dari suatu bagian-bagian dari peristiwa sejarah, misalnya tahun, tempat, nama pelaku peristiwa, dan lain sebagainya (Akidah Akhlak). dan ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan-pertanyaan dari siswa.
PERTEMUAN IV
            Pada pertemuan ini peneliti mengadakan ulangan harian dengan cara mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya, dan hasilnya cukup memuaskan meskipun ada beberapa anak yang mendapatkan nilai di bawah target. Tetapi ini sudah membawa perubahan bila dibandingkan dengan hasil dari penilaian proses pada saat kegiatan proses belajar mengajar.
PERTEMUAN V
            Pada pertemuan ini peneliti juga menggunakan metode Team Quiz, kemudian dilanjutkan dengan ulangan untuk menguji pengetahuan siswa tentang materi yang telah disampaikan secara keseluruhan  dan ini juga membawa hasil yang memuaskan.
§  Refleksi
            Penggunaan metode Team Quiz dengan menggunakan pertanyaan yang dilontarkan dari satu kelompok ke kelompok yang lain, sesuai dengan materi yang dibahas. Hal ini terlihat pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan kreatifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah :
1.      Kwalitas belajar siswa perlu dipacu lagi  khususnya menyangkut kemampuan siswa dalam membuat soal yang sekiranya kelompok lain kesulitan menjawab dan melatih siswa untuk dapat menarik kesimpulan dengan bahasa mereka.
2.      Menjaga agar kwalitas aspek belajar yang sudah berkembang dengan baik tetap terpelihara dan memotivasinya agar lebih meningkatkan disiplin belajar.

B.     PEMBAHASAN
            Dari paparan data di atas dapat dianalisa dengan cara membandingkan data yang diperoleh pada pertemuan pertama dengan pertemuan selanjutnya.
1.      Penggunaan Metode Team Quiz dalam Pembelajaran Akidah Akhlak
            Berdasarkan paparan data di atas antara pembelajaran yang menggunakan Metode Team Quiz dengan pembelajaran Akidah Akhlak dan yang tidak menggunakan Metode Team Quiz, memiliki hasil yang jauh berbeda, di mana dalam pembelajaran yang tidak menggunakan Metode Team Quiz siswa-siswa banyak mengalami kebosanan dan kesulitan menghafal dalam belajar.
            Sedangkan dalam pembelajaran yang menggunakan Metode Team Quiz dapat memudahkan siswa dalam belajar ini sangat terlihat dalam tabel nilai ulangan harian siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang di atas. Dari tabel tersebut secara klasikal pembelajaran yang terlaksana telah mencapai ketuntasan atau kelulusan.
            Dan dari siswa yang tidak tuntas atau lulus dalam ulangan harian tersebut karena mereka kurang memperhatikan, sehingga tidak mempunyai catatan dan tidak paham. Kemudian mereka diajar kembali dengan menggunakan metode yang sama yaitu Metode Team Quiz, dan ulangan harian lagi, dan pada ulangan harian yang kedua mereka rata-rata mendapat nilai bagus dan tuntas dalam belajar.

2.      Penetapan Metode Team Quiz dalam Pembelajaran Akidah Akhlak
            Berdasarkan data yang telah kami peroleh, dan pelaksanaan tindakan peneliti dalam kelas dan dari pengamatan guru-guru lain dalam mengajar. Pada umumnya guru dalam mengajar menggunakan media atau bantu dalam menjelaskan materi.
            Dari penggunaan Metode Team Quiz dalam pembelajaran Akidah Akhlak mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
a.       Metode Team Quiz dapat olah sendiri oleh guru
b.      Metode Team Quiz sederhana dan tidak memakan waktu.
c.       Bila dibuat langsung di dalam kelas, kelas menjadi lebih hidup.
            Maka berdasarkan paparan data dan analisis data, penggunaan Metode Team Quiz sangat diperlukan dalam pembelajaran Akidah Akhlak, karena penggunaan Metode Team Quiz bertujuan mempermudah siswa dalam memahami dan menghafal berbagai peristiwa yang terdapat dalam mata pelajaran Akidah Akhlak, atau konsep dalam ilmu pengetahuan lain. Dan media ini sangat membantu dalam meningkatkan hasil proses belajar mengajar.



BAB V
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
            Dari paparan data di atas dapat diketahui bahwa penerapan Metode Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak pada siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan terhadap nilai hasil ulangan dan nilai harian yang diperoleh. Selanjutnya dapat diambil benang merah kesimpulan yang dapat meringkas penjelasan di atas di antaranya, yaitu:
1.      Dengan menggunakannya Metode Team Quiz dapat memudahkan pemahaman siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang dalam mempelajari mata pelajaran Akidah Akhlak. Meskipun tidak secara keseluruhan atau mencapai 100% tetapi bisa dikatakan berhasil karena secara klasikal telah tuntas dalam belajar.
2.      Penerapan Metode Team Quiz dalam pembelajaran Akidah Akhlak sangat mudah diolah, dan sederhana. Metode Team Quiz dilihat dari segi manfaat, sangat banyak memberi manfaat dan efektif dalam pembelajaran Akidah Akhlak.

B.     SARAN
            Selaku penulis sekaligus pengamat dalam hal ini ada beberapa saran yang sifatnya konstruktif yang bisa kami berikan demi kemajuan dan perkembangan serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah:
1.      Agar guru mempersiapkan metode untuk materi pembelajaran Akidah Akhlak sebagai salah satu media atau alat bantu dalam kegiatan proses belajar mengajar.
2.      Untuk memudahkan siswa dalam memahami dan menghafal konsep materi Akidah Akhlak, hendaknya guru membuat Suasana lebih hidup.
3.      Agar dalam penerapan Metode Team Quiz ini mencapai hasil yang maksimal sebaik dalam pembuatan metode memperhatikan ketentuan-ketentuan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu Supriono, Widodo, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, 1996
Arief S, Dr., dkk, Media Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993
Azwar, Syaifuddin, MA., Metode Penelitian, Pustaka Remaja, Yogyakarta, 1997
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta, 1998

Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2007, Pedoman Program Pengalaman Lapangan (PKLI/PPLII)

Hisyam Zaini,dkk, 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. CTSD: Insitut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga

Muhaimin, MA, dkk, Strategi Belajar Mengajar, CV. Citra Media, Surabaya, 1996
Muhaimin, et.al., Paradigma Pendidikan Islam, Remaja Rosdakarya Bandung, 2001

Roestiyah, Nk. 2001. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Rooijakkers, Ad., Mengajar Dengan Sukses, PT. Grasindo, Jakarta, 1991

Soedarsono, 2001, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka
Sudjana, Nana, dkk, Media Pengajaran, CV. Sinar Baru, Bandung, 1997

Sutrisno Hadi, 1986, Metodologi Research II, Andi Offset, Yogyakarta
Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1990
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000









































                                                                                             























                                                                                             

 
Design by Mas Cahyo | No Telp. 085731024059 | Oyhacnawaites@yahoo.com