LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (PTK)
IMPLEMENTASI METODE TEAM QUIZ UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK XI
IPA1 MA ALMAARIF SINGOSARI MALANG
Dosen Pembimbing Lapangan:
Muhammad Asrori
Alfa, M.A
NIP: 150 302 530
Oleh:
Khalid Rahman
04110071
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MALANG
FAKULTAS
TARBIYAH
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2007
Penelitian Tindakan Kelas Oleh Khalid
Rahman ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilaporkan
Malang
Agustus 2007
Dosen
Pembimbing Lapangan
Muhammad Asrori
Alfa, M.A
NIP: 150 302 530
KATA PENGANTAR
Seiring
dengan berputarnya bumi pada porosnya. Siang berganti malam, malam berganti
pagi. Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Penyusun panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan inayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas akhir dari
PKLI (Praktek Kerja Lapangan Integratif) Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang.
Tidak
lupa shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW.
yang membawa cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia dari zaman
jahiliah ke masa yang serba modern.
Dalam
penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberi informasi dan inspirasi, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan
laporan ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih pada:
1. Yang terhormat, Bapak Prof. Imam Suprayogo
selaku Rektor Universitas Islam Negeri Malang.
2. Yang terhormat,Bapak Prof.Djunaidi Ghoni
selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
3. Yang terhormat, Muhammad Asrori Alfa, M.A. selaku Dosen Pembimbing.
4. Yang terhormat, Bapak Drs. H. Slamet
Hariyono, M.PdI selaku Kepala Sekolah MA ALMAARIF Singosari Malang yang telah
memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
Integratif (PKLI) sebagai aktualisasi terhadap materi yang telah disampaikan
pada kuliah reguler.
5. Yang terhormat, Bapak Drs. H. Nu’man
Khumaidi, M.PdI. selaku Guru Pamong, yang selama PPL berlangsung telah berkenan
memberikan perhatian dan dorongan serta bimbingan operasional, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas yang diamanatkan kepada penulis sebagai guru praktek
di MA ALMAARIF Singosari Malang.
6. Semua Dewan Guru beserta staf karyawan,
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan baik dalam bentuk moril maupun
spirituil kepada kami dan memberikan informasi-informasi yang kami butuhkan.
7. Ayahanda (Drs. H. Abd. Rahman Ghany,
M.Ag.) dan ibunda (Muttafarida, S.PdI.) serta kedua adikku (Istiqlaliyah Rahman
& Syauqi Lidinillah Rahman) serta Ainatul Mardiyah yang tanpa henti memberi
semangat dan dukungan kepada penulis.
8. Semua temanku yang senasib dan seperjuangan
di PKLI MA ALMAARIF Singosari Malang, (Humaini, Rofiqi, Rofi’ah, Nurus, Lail,
Anik, Yeni, Fuadah, Yayuk, Puji, Rohmah, Lilik)
yang selalu berbagi suka maupun duka selama PKLI berlangsung. Terimakasih,
kalian semua telah membuat aku merasakan warna hidup yang sebenarnya.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan akhir PKLI ini.
Atas jasa-jasa beliau penulis hanya bisa
berdoa semoga amal kebaikannya mendapat balasan yang setimpal di sisi-Nya.
Kami sebagai manusia biasa, sadar bahwa
dalam penyusunan laporan ini banyak kekhilafan dan kekurangan, walaupun kami
sudah berusaha mengantisipasi kekurangan itu. Karena itu sangat berharap saran
dan kritik guna membangun selanjutnya. Harapan kami semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin Ya Robbal Alamin.
Malang, Agustus 2007
Penyusun
NIM:
04110071
DAFTAR
ISI
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Hipotesis Penelitian
- Manfaat Penelitian
BAB II.
KAJIAN PUSTAKA
- Metode Team Quiz
1.
Pengertian Metode Team Quiz
2.
Penggunaan Metode Team Quiz Mengoptimalisasi Keberanian
bertanya Siswa
3.
Jenis konteks penerapan teknik bertanya secara kelompok
(Team Quiz) dalam kelas.
4. Langkah-langkah
Metode Team Quiz
5.
Manfaat Pelaksanaan Metode Team Quiz
B.
Motivasi Belajar
1.
Pengertian Motivasi Belajar
2.
Macam-macam Motivasi
3.
Teori Motivasi
4.
Fungsi Motivasi
5.
Motivasi di Sekolah
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
B. Rencana Tindakan
§ Perencanaa Tindakan
§ Implementasi Tindakan
§ Observasi dan Interprestasi
§
Analisis
dan Refleksi
C.
Siklus Penelitian
D.
Pembuatan Instrumen
E.
Pengumpulan Data
F.
Indikator Kinerja
BAB IV : PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data
1. Siklus Pertama
§
Perencanaan
§
Pelaksanaan
§
Pengamatan
§
Refleksi
2.
Siklus Kedua
§
Perencanaan
§
Pelaksanaan
§
Pengamatan
§
Refleksi
- Pembahasan
BAB V :
PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran-saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya yakni aspek moral, akhlak, budi pekerti,
pengetahuan, ketrampilan, seni, olahraga dan perilaku (Depdiknas, 2002). Salah
satu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah
dengan memperbaiki dan menyempurnakan
kurikulum. Kurikulum SMA 1994 dan yang
terbaru adalah kurikulum 2004 yang sering juga disebut Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan seperangkat
rencana dan pengakuan tentang kompetensi
dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan, belajar
mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum
sekolah (Depdiknas, 2003). Salah satu ciri dari KBK adalah penilaian yang lebih menekankan pada proses
dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
suatu kompetensi.
Tenaga
pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas mengajar,
yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru. Jika dilihat dari
tugas pendidik atau guru bahwa tidak mudah untuk menjadi pendidik, sebab
disamping memberikan cara-cara yang menimbulkan minat serta merangsang peserta didik
untuk memecahkan atau mengatasi persoalan-persoaan sendiri. Dalam kegiatan
belajar mengajar terdapat komponen-komponen yaitu siswa, guru sebagai komponen
pasif, serta komponen-komponen yang lainnya. Siswa dituntut untuk bisa berperan
aktif dan kooperatif sedangkan guru sebagai fasilitator dan dituntut untuk bisa
menguasai hal-hal yang berkaitan dengan sebuah solusi untuk menciptakan kondisi
yang efektif.
Di sini guru
memegang posisi kunci yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar
mengajar (PBM) dalam pendidikan melalui metode yang tentunya harus relevan dan
sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga mereka dituntut untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu, baik maupun praktis dalam melaksanakan
tugasnya. Selama ini PBM di sekolah dapat dikatakan berhasil jika dari beberapa
komponen yang ada dapat berjalan dengan baik. Salah satu komponen dalam PBM
adalah metode pembelajaran yang dipakai oleh seorang guru dalam menyampaikan
suatu materi pelajaran tertentu, salah satunya adalah materi pelajaran Sejarah.
Seorang guru
perlu mengetahui metode-metode apa yang harus digunakan didalam setiap kegiatan
belajar mengajar sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau
terlaksana dengan baik, karena metode atau cara pendekatan yang dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode mengajar yang diterapkan dalam
suatu pengajaran dikatakan efektif bila menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang
diharapkan, bila makin tinggi kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu makin
efektif metode tersebut. Untuk itu guru tidak hanya dituntut untuk menguasai
metode saja tetapi guru dituntut untuk bisa menguasai kondisi kelas,
ketrampilan mengajar, penguasaan emosional siswa oleh karena itu setiap guru
didalam kelas harus bisa memilih dan menerapkan metode yang sesuai agar tidak
menimbulkan kondisi yang jenuh, membosankan dan kurang direspon oleh siswa.
Dengan
diaplikasikannya metode Team Quiz diharapkan siswa dapat belajar mandiri dan
kooperatif dalam bentuk kelompok maupun
pasangan. Dengan melihat realita yang terjadi sekarang ini banyak siswa yang
masih berperan pasif dalam mengikuti materi dan bertanya didalam kelas maka
penulis akan mengangkat judul dalam proposal penelitian tindakan kelas ini
"Implementasi metode Team quiz untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI IPA1 MA
ALMAARIF Singosari Malang".
B. Rumusan Masalah
Bagaimana
meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang dengan menggunakan metode team
quiz?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
permasalahan maka penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan penerapan metode team quiz dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI IPA1 MA
ALMAARIF Singosari Malang.
D.
Hipotesis Penelitian
Dalam
penelitian ini peneliti temukan hipotesis yaitu “bahwa penggunaan metode Team
quiz dalam pembelajaran Sejarah
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPAI di MA ALMAARIF Singosari Malang.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga (Sekolah)
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan
pengambilan keputusan untuk mengadakan pembinaan dan peningkatan kemampuan guru
2. Bagi Guru
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan balikan untuk mengadakan koreksi
diri, sekaligus usaha untuk memperbaiki kwalitas diri sebagai guru yang
propesional dalam upaya untuk meningkatkan mutu, proses dan hasil belajar siswa
dengan menerapkan metode team quiz pada pokok bahasan tertentu, sehingga
mencapai hasil yang maksimal
3. Bagi Siswa
Hasil
penelitian ini daharapkan dapat dijadikan sebagai bahan upaya peningkatan
prestasi belajar siswa, utamanya pada mata pelajaran Akidah Akhlak sehingga
dapat mengubah perolehan peringkat yang lebih baik, baik dari segi kognitif,
afektif dan psikomotorik.
4. Bagi Peneliti
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan dapat
mengembangkan wawasan peneliti dan pendidikan.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A
Metode Team Quiz
- Pengertian Metode Team Quiz
Dari segi
bahasa metode berasal dari dua kata yaitu meta dan hodos. Meta berarti
melalui dan hodos berarti jalan atau
cara. Dengan demikian metode dapat berarti jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai sebuah tujuan, metode juga merupakan suatu sarana untuk
menemukan dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu.
Menurut Thorndike bahwa semua ilmu pengetahuan bahkan yang paling komplit pun
terdiri dari kaitan-kaitan yang sederhana yaitu kaitan stimulus dan respon.
Metode team
quiz adalah suatu cara teknik mengajar yang diterapkan untuk memberdayakan
seluruh siswa dengan mempelajari suatu topik dan membagi kelompok belajar di
mana setiap kelompok akan membuat kuis untuk ditanyakan kepada kelompok lain
yang aturan mainnya telah ditetapkan oleh guru sebelumnya. Srategi dapat
meningkatkan tanggung jawab belajar siswa dalam suasana yang menyenangkan.
2. Penggunaan Metode Team Quiz
Mengoptimalisasi Keberanian bertanya Siswa
Dalam
kehidupan sehari-hari siswa seringkali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang
tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau satu cara saja, tetapi
perlu menggunakan banyak pengetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan mencari
jalan yang terbaik.
Tambahan
pula banyak masalah-masalah didunia dewasa ini yang memerlukan pembahasan oleh
lebih dari satu orang saja, yakni masalah- masalah yang memerlukan kerja sama
dan diskusi. Dan bila mana demikian maka diskusi memberikan kemungkinan
pemecahan yang terbaik.
Bagaimanapun
perbedaan fundamental tujuan pendidikan, secara universal guru akan selalu
bertanya kepada siswanya. Cara bertanya demikian apakah itu untuk seluruh
kelas, untuk kelompok, atau untuk individu, memiliki pengaruh yang sangat
berarti tidak hanya pada hasil belajar
siswa, tetapi juga pada suasana kelas baik sosial maupun emosional.
Belajar
bersama (kelompok) banyak membantu proses belajar mengajar. Memang ada orang
yang tidak bisa belajar berlelompok tetapi hasilnya juga bagus. Namun demikian,
metode team quiz mempunyai keunggulan dan dapat mengoptimalkan siswa. Serta
banyak keuntungan yang diperoleh oleh siswa yaitu:
~
Dapat
mengurangi rasa ngantuk dibanding belajar sendiri. Jika belajar sendiri,
seringkali rasa bosan timbul dan rasa kantukpun datang. Apalagi jika siswa atau
pelajaran yang kurang menarik perhatian siswa atau pelajaran yang sulit buat
kita. Dengan belajar bersama siswa punya teman yang memaksa kita aktif. Ada
kesempatan bersenda gurau barang satu menit untuk mengalihkan kebosanan.
~
Dapat
merangsang motivasi belajar kalau ada lawan jenis dikelompok itu sering bisa
menambah semangat. Dengan belajar bersama akan tumbuh perasaan ada persaingan.
~
Ada tempat bertanya dan orang lain yang dapat
mengoreksi kesalahan kita. Belajar sendiri sering terbentur pada masalah sulit.
~
Kesempatan melakukan resitasi orang.
~
Dapat membantu timbulnya asosiasi dengan
peristiwa lain yang mudah diingat. Contoh, adanya kesepakatan diantara kelompok
dalam membuat pertanyaan. maka akan mudah mengingat apa yang dibicarakan
dibanding masalah lain yang lewat begitu saja.
~
Ada
kenangan tersendiri dan mempunyai teman akrab (Thabrany,1994:198).
3.
Jenis konteks penerapan teknik bertanya secara
kelompok (Team Quiz) dalam kelas
Dalam mendorong siswa untuk bertanya ada beberapa
beberapa jenis konteks penerapan teknik bertanya dalam kelas secara kelompok
(team quiz) Berkaitan dengan hal ini Sumadin (1989 :24) mengatakan bahwa:
a)
Bertanya adalah suatu cara untuk “masuk dan terlibat”
dalam hal sesuatu.
Bertanya adalah suatu alat yang digunakan oleh orang yang bertanya untuk
memulai dan mempertahankan interaksi dengan orang lain contoh:
·
Melakukan suatu percakapan, dan
·
Melibatkan orang lain dalam suatu pembicaraan
b) Bertanya adalah suatu strategi yang
digunakan secara aktif oleh siswa untuk mendapatkan informasi. Bertanya dapat
dimotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan informasi tentang suatu maksud atau
oleh keingin tahuan dan “kebutuhan untuk mengetahui” contoh:
·
Mewancarai seorang anggota masyarankat
·
Meminta diajari
c)
Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara
aktif oleh siswa untuk mengklarifikasi atau menyankinkan informasi. Contoh:
·
Bertanya
kepada teman selama kegiatan pemecahan terhadap suatu masalah
·
Berspekulasi
tentang hasil suatu eksperimen.
d)
Bertanya
adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis
dan mengeksplorasi gagasan. Pertanyaan yang kita tannyakan pada diri sendiri
dan orang lain merupakan suatu bagian penting dari proses berfikir dan refleksi
yang kita lakukan. Contoh:
·
Merekfleksikan tentang suatu soal sejarah
·
Menganalisis tingkah laku karakter dalam
sebuah kisah sejarah
Bagaimana
penerapan di kelas? hampir pada semua aktifitas belajar,team quiz dapat
diterapkan:
·
Antar kelompok siswa dengan kelompok siswa
lainnya
·
Antara
guru dengan kelompok siswa
·
Antar kelompok siswa dengan orang lain yang
didatangkan ke kelas, dan sebagainya.
4.
Langkah-langkah Metode Team Quiz
Dengan
menggunakan metode team quiz berarti kita dapat meningkatkan tanggung jawab
belajar siswa dalam suasana yang menyenangkan.
a)
Perencanaan
Hal-hal yang harus dilakukan dalam melaksanakan metode team quiz
·
Merumuskan
tujuan yang jelas, baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkkan
dapat tercapai setelah metode team quiz tercapai
·
Menerapkan
garis-garis besar langkah-langkah team quiz yang akan dilaksanakan
·
Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
·
Selama
metode team quiz itu berlangsung seorang guru hendaknya intropeksi diri, apakah
team quiz itu dapat berjalan dengan baik.
·
Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan
anak didik.
b)
Pelaksanaan
·
Membagi
tiga kelompok kemudian menyampaikan materi tapi hanya 10 menit
·
Setiap
kelompok menyiapkan pertanyaaan-pertanyaan berkaitan dengan materi kemudian
menyampaikannya didepan kelas
c)
Evaluasi
Sebagai tindak lanjut diadakannya
team quiz seiring dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini
dapat berupa pemberian tugas baik bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik.
Diakhir pelajaran guru menyimpulkan tanya jawab dan menjelaskan sekiranya ada
pemahaman siswa yang keliru.
5.
Manfaat Pelaksanaan Metode Team Quiz
Manfaat yang dapat diperoleh dalam pelaksanaan diskusi antara lain :
a)
Siswa dapat kepastian apakah ia telah
mengerti/menganggap hal yang dipelajarinya secara betul.
b)
Dengan mendengarkan keterangan dari pengajar,
kemudian diulang dengan pertanyaan dari teman-teman belajarnya seseorang siswa
akan lebih meresapi apa yang telah dipelajarinya, kalau tadinya belajarnya
terutama dengan pengelihatan (membaca), maka sekarang terutama dengan
mendengarkan pembicaraan.
c) Dengan
bertanya secara kelompok tentang materi apa yang telah dipelajari,
masing-masing peserta bersaing antar kelompok. Secara tidak langsung akan menguasai bahan materi yang dipelajari dengan
lebih baik.
d) Dengan berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan belajar bersama atau bersaing antar kelompok untuk menjadi kelompok
yang terbaik, dan keluar sebagai pemenangnya,
akan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
B
Motivasi Belajar
1.
Pengertian Motivasi Belajar
Istilah
motivasi berasal dari perkataan motivate-motivation yang artinya
dorongan (dengan sokongan moril). Banyak digunakan dalam berbagai bidang dan
situasi. Dalam uraian ini tidak akan dikemukakan motivasi dalam berbagai bidang
dan situasi akan tetapi lebih diarahkan pada motivasi dalam bidang pendidikan
khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan
motivasi secara istilah menurut para ahli yaitu:
a. Thomas M. Risk mengemukakan tentang
motivasi, yaitu: Usaha yang didasari oleh pihak guru untuk menimbulkan
motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan
belajar.
b. M. Nasution, MA mengemukakan tentang
motivasi: The motivate a child to arrenge condition so that the is capable
doing. Motivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga
anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakuakannya. Beliau juga berkata,
motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
(Protek pembinaan perguruan tinggi agama; 1981, 111-112).
a)
Menurut Suryarata, motivasi adalah keadaan dalam diri
pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi bukanlah hal yang dapat diamati tetapi ia
adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat disimpulkan
adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang didorong oleh suatu kekuatan didalam diri orang itu, kekutan
pendorong inilah yang dinamakan motivasi.
Dari
pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan, motivasi adalah usaha-usaha yang
disengaja oleh seorang pendidik untuk memberi dorongan kepada anak didik
sehingga anak itu mau melakukan apa yang harus dilakukan.
2.
Macam-macam Motivasi
Motivasi ada
dua macam yaitu:motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang berfungsinya tidak
usah dirangsang dari luar. Bron mengatakan motivasi intrinsik tetap aktif/tetap
terjadi meskipun tidak ada hadiah (rangsangan). Orang-orang tetap melakukan
aktivitas untuk mendapat tujuan mereka dan bukan dikarenakan atau didasari oleh
hadiah.
Motivasi
Instrinsik adalah motivasi yang datangnya dari individu tanpa adanya tekanan
dari luar, atau motivasi yang eksis pada masing-masing individu ynag mempunyai
keinginan untuk melakukan sesuatu dan untuk mencapai tujuan.
b) Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan oleh
sesuatu yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi
ekstrinsik meliputi perangsang atau pendorong dari luar seperti reward
(penghargaan) dan punishment (hukuman), sebagaimana yang dikatakan oleh
Suryabrata bahwa:
"Motivasi
ekstrinsik adalah motif yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar,
seperti siswa bbelajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada
ujian, orang mengerjakan sesuatu karena diberitahu bahwa hal tersebut harus
dilakukan sebelum ia melamar pekerjaan".
Setelah kita
mengetahui beberapa definisi dari motivasi intrisik dan ekstrinsik, dapat disimpulkan
bahwa motivasi intrinsik itu lebih unggul dari pada motivasi ekstrinsik karena
tanpa tekanan dari luar.
3.
Teori Motivasi
Ada beberapa
teori motivasi, yaitu teori hedonisme, teori naluri, teori reaksi, yang
dipelajari teori daya pendorong dan teori kebutuhan.
a. Teori hedonisme
Hedonisme
dalam bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan.
Hedonisme adalah suatu aliran didalam fillsafat yang memandang bahwa tujuan
hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat
duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk
yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenanga dan kenikmatan. Oleh karena
itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung
memilih alternative pemecahan yang mendatangkan kesenangan dari pada yang
mengakibatkan kesukaran, kesulitan, penderitaan.
b. Teori Naluri
Pada dasarnya
manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang didalam hal ini disebut juga
naluri, yaitu:
v Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan
diri,
v Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan
diri, dan
v
Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/
mempertahankan jenis.
Menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri
mana yang akan dituu dan perlu dikembangkan.
c. Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku
manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah
laku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu, orang belajar paling
banyak di lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesakan. Menurut teori
ini, apabila seseorang pemimpin ataupun seseorang pendidik akan memotivasi anak
buah atau anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya benar-benar
mengetahui latar beblakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang
dipimpinya.
d. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan antara "teori
naluri" dengan "reaksi yang dipelajari". urut teori ini, bila
seseorang pemimpin ataupun pendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia harus
mendasarkan atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang
dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.
e. Teori Kebutuhan
Teori ini yang sekarang banyak dianut
orang adalah teori kebutuhan. Teori ni bberanggapan bahwa tindakan yang
dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik
kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karena itu menurut teori ini, apabila
seorang pemimpin ataupun pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada
seseorang, ia harus bebrusaha mengetahui terlebih dahulu ap kebutuhan-kebutuhan
orang yang akan dimotivasinya.
4.
Fungsi Motivasi
Ada beberapa fungsi motivasi,
yaitu:
a.
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak disetiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b.
Menetukan arah perbuatan, yakni: kearah tujuan
yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
c.
Menyeleksi
Perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Motivasi
dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Adapun tujuan motivasi adalah menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi
seorang guru, tujuan motivasi adalah menggerakkan atau memacu para siswanya
agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya
sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.
5.
Motivasi di Sekolah
Guru dapat
menggunakan bermacam-macam motivasi agar murid-murid giat belajar, tetapi tidak
semua motivasi itu sama baiknya. Malahan ada pula yang dapat merusak. Dibawah
ini ada beberapa hal, tehnik pemberian motivasi:
a) Memberi angka.
b) Memberi hadiah.
c) Saingan.
d) Hasrat untuk belajar.
e) Ego-Involvement (ketertiban diri, bila ia merasa pentingnya suatu
tugas, dan menerimanya sebagai suatu tantangan dengan mempertahankan harga
diri.
f) Sering memberi ulangan.
g) Mengetahui hasil.
h) Kerja sama.
i)
Tugas
yang “Challenging” (mengandung tantangan).
j)
Pujian.
k) Teguran dan kecaman.
l)
Sarkasme
dan celaan.
m) Hukuman.
n) Suasana yang menyenangkan.
(Nasution; 1986, 81).
Dari
uraian di atas, mengenai teknik perlu ditekankan sekali lagi bahwa murid
mempunyai peranan yang penting dalam memotivasi atau dengan kata lain memberi
dorongan-dorongan dasar dan pengalamannya merupakan faktor yang berperan dalam
situasi-situasi belajar.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Setting Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya MA ALMAARIF Singosari Malang
Jika
ditinjau dari sejarahnya Madrasah Aliyah
Ngeri Wlingi yang bertempat 20 km timur
kota Blitar, tepatnya di Jl. PB. Sudirman No. 1
Wlingi Kabupaten Blitar, tidak bisa terlepas dari Pendidikan Guru Agama
6 tahun yang dikelola lembaga Ma’arif NU Kabupaten Blitar dengan nama tokoh
yang berpengaruh Bpk H. Mukarrom (alm), yang beralamat di Jl. Gajahmada no. 12
Wlingi.
Pada tahun
akhir tahun 80 Seiring dengan dihapusnya program PGA 6 tahun lembaga ini
berubah menjadi MAN Tlogo Kanigoro filial di Wlingi. Peran yayasan dalam
mengelola lembaga ini cukup berpengaruh di lingkungan masyarakat terutama
masyarakat NU. Masa ini hingga tahun 1995.
Mengingat
secara geografis daerah kabupaten Blitar Bagian timur belum ada MAN sedang
tuntutan masyarakat sangat memungkinkan, maka tepatnya tanggal 25 Nopember 1995
berdasarkan SK Menteri Agama RI, mensyahkan berdirinya Madrasah Aliyah Ngeri
Wlingi Kabupaten Blitar, terlebih didukung dibangunya Masjid Agung Kabupaten
Blitar di Wlingi, Bupati Blitar berharap
keberadaan MAN Wlingi Memungkinkan mendukung kemakmuran Masjid Agung.
Di awal
berdirinya, MAN Wlingi banyak mendapatkan berbagai macam hambatan yang paling
menojol aadalah; Pertama tidak adanya ruang kelas untuk PBM, karena harus
pindah dari Yayasan Darul Huda, Kedua, belum adanya tanah untuk pembangunan
gedung sekolah. Karena Departemen Agama hanya menyediakan proyek pembangunan
Gedung sedang tanah diserahkan masyarakat untuk pengadaanya. Kondisi ini
mengakibatkan kepercayaan masyarakat pada MAN cukup rendah, hal ini terlihat
jumlah siswa kelas 1,2, dan 3 pada tahun 1996 hanya sekitar 160 siswa.
Dengan segala
segala upaya yang dilakukan oleh sekolah dan BP3 untuk selalu menyakinkan
masyarakat hingga 2004 sudah memiliki 15
ruang kelas beserta pengadaan tanah.
Dari 15 tersebut wali murid dan pegawai memberikan swadaya tanah seluas…….
M dan 6 ruang kelas, sedang
pemerintah memberikan proyek bangunan 9
lokal tuang kelas.
Madrasah
Aliyah Negeri Wlingi dilihat dari perkembangan kuwantitas siswa dan input yang ada hingga sekarang
memiliki 655 siswa, dari latar belakang sekolah MTs N, MTs S dan SLTP N dan sebagian kecil SLTP S, (lihat
perkembangan input MAN).
Dari
perjalanan sejarah MAN Wlingi yang dapat di tarik kesimpulan bahwa keberadaanya
mendapat perhatian dari masyarakat Blitar Timur. Hal ini namapk jika tahun 1996
s.d. 1999 input didominasi MTs Swasta, sekarang dominasi MTs N dan SLTP N.
Prestasi sejarah yang tidak bisa dilepaskan berkat kerja keras para guru dan
pegawai output MAN Wlingi sudah banyak dipercaya di perguruan Tinggi Negeri
melalui jalur PMDK, dan aoutcame-nya terbukti mampu menunjukan kemampuan dalam
bidang akademis.
Keberadaan
MAN Wlingi bukan hanya lembaga pendidikan orang Wlingi bahkan menjadi pilihan
masyarakat Blitar bagian timur (kec. Garum, Talun, Gandusari, Doko, Wlingi,
Selopuro, Kesamben, Binangun, Wates, Selorejo, bahkan sampai di Kecamatan
Sumber Pucung Malang dan sekitarnya).
2. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Madrasah
~
VISI
“MENCIPTAKAN PRESATSI, SIAP BERKOMPETISI DAN BERJIWA ISLAMI”.
~
MISI
a) Internalisasi pemahaman agama Islam dalam
bentuk pratik ibadah dan menciptakan perilaku sehari-hari di lingkungan sekolah dan masyarakat.
b) Melaksanakan proses belajar mengajar secara
efektif yang menumbuhkan kreatifitas dan selalu merespon setiap perkembangan
ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi, dalam mencapai output yang berkuwalitas.
c) Mengupayakan inovasi pembelajaran melalui
pengadaan media dan metode pembelajaran sesuai dengan tuntutan masyarakat.
d) Mengadakan bimbingan belajar yang
mengarahkan bakat dan minat untuk menjadikan keunggulan prestasi siswa.
e) Menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan beroreiantasi pada prestasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
f) Melasanakan bimbingan tentang pengembangan
keilmuan dan teknologi serta menjalin
kerjasama dengan dunia perguruan tinggi serta pemerintah dan swasta.
g) Mengikutsertakan berbagai lomba bidang
keilmuan dan teknologi diberbagai even-even tertentu.
h) Mengadakan pembinaan ekstra kurikuler
sesuai dengan bakat, minat, potensi dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
B. Rencana
Tindakan
Dalam Penelitian
Tindakan Kelas yang dilaksanakan di MA ALMAARIF Singosari Malang yang merupakan
salah satu sekolah lanjutan tingkat atas yang mampu bersaing dengan
sekolah-sekolah lainnya, karena dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang
memadahi guna memenuhi tujuan yang berkaitan dengan input dan outputnya,
menjadikan penelitian tindakan kelas ini lebih mudah dalam pencapaian tujuan
yang terdapat dalam penelitian
MA ALMAARIF
Singosari Malang merupakan salah satu sekolah lanjutan tingkat atas yang banyak
diminati oleh berbagai kalangan, mulai kalangan menengah kebawah sampai
kalangan atas. Hal ini karena didukung oleh sarana dan prasarana dan sumber
manusianya yang cukup memadahi dan terlebih lagi ditopang oleh input dan
outputnya yang lebih banyak terbukti mampu menyaingi sekolah-sekolah lain pada
umumnya. Untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, dalam
kaitannya dengan input dan outputnya sesuai dengan visi dan misinya, maka MA
ALMAARIF Singosari Malang mengadakan pengembangan diri misalnya dengan
didirikannya laboratorim-laboratorium, seperti laboratorium computer (TI), IPA,
audio visual, laboratorium bahasa dan lain-lain, serta dikembangkannya kgiatan
ekstra seperti olah raga, PMR, teater, paduan suara, klub matematika, klub
bahasa, klub bunga, KIR, kaligrafi, Banjari, Gambus dan lain sebagainya tidak
lain adalah untuk menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki siswa.
1. Perencanaan Tindakan
Penelitian
ini dimaksudkan untk mengetahui efektifitas dari pengunaan metode Team
Quiz terhadap peningkatan motivasi
belajar siswa kelas XI-IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang sebagai
upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Maka untuk merealisasikan tujuan
tersebut perlu dirumuskan skenario tindakan pembelajaran, alat pembelajaran dan
personalianya dan lain sebagainya.
·
Skenario Tindakan Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan setiap hari Jun’at, dan
peneliti ikut berpartisipasi didalamnya, artinya peneliti sebagai guru Sejarah
kelas XI IPS1. Dalam pelaksanaannya, guru mengajukan suatu metode
Team Quis kepada siswa dan menjelaskan tentang langkah-langkahnya dalam mata
pelajaran Sejarah kelas XI IPS1 MAN Wlingi Blitar, kemudian guru menyuruh siswa untuk belajar dari
berbagai buku yang dapat menunjang terhadap materi Sejarah tersebut agar
suasana kelas menjadi hidup. Kemudian pada pertemuan selanjutnya dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas, guru menerangkan materi yang
dibagi menjadi empat bahasan, kemudian guru meminta kepada siswa untuk membuat
pertanyaan (quiz) secara kelompok (taem), kemudian siswa membacakan pertanyaan
kelompoknya yang ditujukan pada kelompok yang lain. Kelompok yang paling tinggi
nilainya, maka keluar sebagai pemenangnya. Bila ada suatu permasalahan kemudian
guru mengajak siswa dengan cara memberikan stimulus untuk memecahkannya secara
bersama-sama, setelah itu guru menyimpulkan dan memberikan motivasi kepada
siswa untuk terus giat belajar disertai dengan menutup pelajaran, begitu pula
dengan pertemuan berikutnya.
·
Alat
Alat yang digunakan dalam proses pmbelajaran (kegiatan
belajar mengajar) disekolah ini adalah buku pedoman guru dan siswa Sejarah
kelas XI-IPS1, MAN Wlingi
Blitar. Serta buku pedoman pendidikan KBK dengan sistem silabus dan
alat-alat pembelajaran seperti kapur tulis, papan tulis, dan penghapus.
·
Personalia
Dalam kegiatan belajar mengajar ini yang ikut berperan
aktif adalah guru Sejarah kelas XI-IPS1 dan siswa kelas XI-IPS1 MAN Wlingi
Blitar.
2. Implementasi Tindakan
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4X pertemuan, tepatnya pada tiap hari
Jum’at. Kegiatan tersebut yaitu: Implementasi tindakan ini meliputi penyampaian
tujuan pembelajaran, menyampaikan materi secara garis besar, kegiatan belajar
dengan menerapkan penggunaan metode team quiz.
3. Observasi dan Interpretasi
Penelitian
ini dimulai setelah peneliti mengadakan observasi selama satu kali pertemuan
dengan melihat faktor bakat anak, mutu
pengajaran, kemampuan memahami pelajaran maupun pengajaran. Ketekunan belajar
dan jumlah waktu yang disediakan serta setelah mengetahui masalah yang timbul
di kelas XI dalam pengajaran mata pelajaran Sejarah.
Setelah
tahapan observasi peneliti mulai melaksanakan penelitian di kelas yang
dilakuakan setiap kegiatan belajar mengajar, selanjutnya peneliti beserta guru
pamong yang sekaligus guru bidang studi Sejarah memberikan tugas yang diambil
dari ulangan.
4. Analisis dan Refleksi
Pada saat
pertemuan kedua, peneliti mulai menggunakan metode team quiz untuk membantu
dalam pembelajaran Sejarah. kegiatan pembelajaran semakin aktif dan terjadi
interaksi antara guru dan siswa (interaksi edukatif), tetapi hasilnya belum
memuaskan karena kurang tepatnya guru peneliti dalam memaksimalkan metode team
quiz sebagai peta konsep yang memudahkan siswa dalam menghafal berbagai
peristiwa dalam Sejarah.
Metode
team quiz peneliti coba lagi pada pertemua ketiga, dengan memaksimalkan metode
team quiz dalam mempelajari Sejarah. Dan ini membawa hasil yang cukup memuaskan
karena siswa mudah menghafal dan mengingat berbagai peristiwa yang dibahas
dalam mata pelajaran Sejarah.
A.
Siklus Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini kami bagi menjadi
2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2
pertemuan. Hal ini berdasarkan dua pokok bahasan yaitu: kondisi kehidupan
Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan (3 kali 40 menit dengan
dua pertemuan) dan Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI (3 kali
40 menit dengan dua pertemuan).
B.
Pembuatan instrumen
Dalam penelitian tindakan kelas ini, kami bagi menjadi
3 siklus. Tiap kali pertemuan kami
bagi ada yang dua pertemuan dan tiga pertemuan. Berdasarkan 2 pokok bahasan,
yakni kondisi kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan
(3X40 menit dengan 2 kali pertemuan), Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan
Kedaulatan RI (3X40 menit dengan tiga kali pertemuan).
C.
Pengumpulan
Data
Jadi data yang akurat akan bisa diperoleh ketika
proses pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang. Dalam penelitian
ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses
penelitian yaitu:
1.
Pengamatan Partisipatif
Cara ini digunakan agar data yang diinginkan bisa
diperoleh, sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Penelitian partisipatif
maksudnya adalah peneliti terlibat secara langsung dan bersifat aktif dalam
turut mengumpulkan data yang diinginkan dan juga peneliti kadang-kadang
mengarahkan pada data yang diingin peroleh oleh peneliti.
2.
Observasi Aktivitas Kelas
Observasi aktivitas kelas dilaksanakan oleh peneliti
ketika peneliti mengajar di kelas dengan menggunakan metode team quiz
(observasi secara langsung/Direct Observation) sehingga peneliti akan
memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti bisa menentukan metode tanya
jawab secara kelompok dan pemberian tugas dan cara penyampaian yang lebih baik
pada pertemuan berikutnya.
3.
Pengukuran Hasil Belajar
Data yang telah diperoleh di lapangan akan diukur
untuk penelit dengan menggunakan persentase perbandingan hasil nilai ulangan
kelas yang menggunakan metode team quiz dalam pembelajaran Sejarah dengan kelas
yang tidak menggunakan metode tersebut.
Untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dan
data yang telah diperoleh tidak hilang maka peneliti melakukan perekaman dengan
cara membuat catatan dari hasil yang telah diperoleh selama proses penelitian.
Teknik perekaman yang dilakukan adalah dengan membuat catatan-catatan
berdasarkan perkembangan siswa setiap hari setelah pembelajaran dengan
menggunakan tugas, sedangkan untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk
mengetahui efektifitas penggunaan metode ini yaitu dengan melihat keadaan siswa
tiap-tiap mengerjakan tugas dan melihat hasil dari tugas tersebut. Dan di akhir
pertemuan peneliti mengadakan ulangan harian.
D.
Indikator Kinerja
Penelitian yang dilaksanakan selama 4 kali pertemuan
dengan observasi kelas, yakni mengikuti mata pelajaran bersama guru pamong pada
pertemuan ke-1 dan tes ulangan harian pada pertemuan ke-4 ini, sudah cukup
untuk menilai apakah penggunaan metode team quiz dalam pembelajaran Sejarah
dapat mempermudah pemahaman siswa. Hal
ini dapat kita lihat dari catatan pada pedoman observasi prilaku siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar, nilai tugas dan tes ulangan harian.
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. PAPARAN
DATA
Paparan data yang peneliti sajikan
ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara partisipan, observasi aktifitas siswa
di kelas dan pengukuran keberhasilan siswa dalam belajar, dan siswa kelas XI
IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang sebagai sampel.
Dari hasil perekaman data yang
peneliti lakukan, sehingga peneliti dapat menyajikan data, dalam bentuk uraian
sebagai berikut:
1.
Pengamatan dan Observasi
Dari hasil pengamatan dan observasi
peneliti, sebagaimana yang telah peneliti tulis dalam pelaksanaan tindakan,
sangat nampak bahwa pembelajaran yang menggunakan metode team quiz dapat
memudahkan siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang dalam
mempelajari mata pelajaran Akidah Akhlak, sehingga mencapai nilai yang
memuaskan. Dan ini diperkuat dengan
perbandingan hasil latihan-latihan baik secara lisan ataupun tulis.
Pada
pertemuan pertama peneliti belum menggunakan metode Team Quiz. Dan dari
pertanyaan-pertanyaan yang peneliti lontarkan secara lisan, kurang lebih 60%
siswa yang bisa menjawab pertanyaan itupun kurang sempurna dan ini sangat
nampak bahwa pembelajaran tidak berhasil.
Kemudian
pada pertemuan selanjutnya peneliti, menggunakan metode Team Quiz tetapi belum
digunakan secara maksimal. Dan dari pertanyaan-pertanyaan yang peneliti
lontarkan kurang lebih 85% siswa bisa menjawab. Dan pertanyaan lisan
dilontarkan langsung setelah disampaikannya materi atau pada waktu penilaian
proses.
2.
Pengukuran Hasil Belajar
Dan pada waktu ulangan harian
nilai-nilai yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut:
Tabel Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas X-K
|
No
|
Jumlah Siswa
|
Nilai Yang Diperoleh
|
Keterangan
|
|
1
|
2
|
50-55
|
Tidak lulus
|
|
2
|
20
|
60-65
|
Tidak lulus
|
|
3
|
13
|
70-75
|
Lulus
|
|
4
|
5
|
80-85
|
Lulus
|
|
5
|
4
|
90-95
|
Lulus
|
|
6
|
1
|
100
|
Lulus
|
Nilai-nilai di atas dapat menjadikan
patokan alat ukur suatu keberhasilan dalam belajar, dan dari 22 siswa yang
tidak tuntas dalam belajar peneliti memberi perbaikan,dengan cara mengobservasi
cara belajar mereka dan menerangkan kembali tentang pokok bahasan yang telah
dibahas dengan metode Team Quiz kemudian memberikan ulangan lagi. Dan dari ke 22 anak tersebut pada ulangan
kedua rata-rata mendapat nilai antara 7 sampai 8 dan ada yang mendapat 9 satu
anak.
Hasil
observasi peneliti pada anak yang tidak lulus mereka pada saat diterangkan
mereka kurang memperhatikan dan tidak mengikuti aturan permainan yang telah diterangkan guru.
Dan
pada pertemuan selanjutnya kami peneliti menerapkan metode Team Quiz dengan
benar dan menjadikan siswa lebih semangat dalam belajar, ini mempermudah siswa
dalam belajar, hal tersebut terbukti dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan
pada siswa.
1.
SIKLUS I
§
Perencanaan
Rencana tindakan siklus 1
Pada pertemuan tindakan1, peneliti
menerapkan penggunaan metode Team Quiz dalam proses belajar mengajar dengan
tujuan untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi Akidah Akhlak kelas XI
IPA1 yang siswanya memiliki kemampuan yang hiterogen dengan latar belakang akademik yang
berbeda.
Siklus ini
terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi,
Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan, 3X40 menit dengan dua kali pertemuan. Sebelum pembelajaran dilaksanakan
penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan yaitu:
- Membuat
rencana pembelajaran meliputi perencanaan satuan dan analisis logam
- Membuat
atau menyiapkan materi tentang Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial,
Budaya Pada Awal Kemerdekaan.
- Membagi
materi Sejarah menjadi tiga sub yaitu: Kondisi Politik Pada Awal
Kemerdekaan, Badan-badan Perjuangan yang dibentuk setelah kemerdekaan,
Kondisi Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan.
- Membagi
kelas menjadi 3 kelompok kecil dan menyuruh membuat pertanyaan untuk
kelompok lain dari materi yang dibahas.
- Membuat
alat pedoman observasi untuk mengetahui kinerja siswa, kreatifitas siswa,
dalam proses belajar mengajar sebagai wujud dari pemahaman siswa terhadap
materi yang telah dijelaskan dengan menggunakan metode Team Quiz.
§
Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus ini
terdiri dari satu pokok bahasan yaitu Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi,
Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan (3x40menit) dengan dua kali pertemuan,
dimana pertemuan:
PERTEMUAN I : (Hari Jum’at, 16
Februari 2007)
A.
Tahap Awal
Ö
Salam Pembuka
Ö
Perkenalan antara peneliti dengan siswa
Ö Memperkenalkan satu persatu dimulai dari
peneliti dan dilanjutkan dengan siswa (sambil presensi siswa)
Ö
Memberikan penjelasan mengenai pentingnya materi
yang akan disampaikan
B.
Tahap Inti
Ö
Menjelaskan materi tentang Kondisi Kehidupan
Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan sesuai dengan persiapan
yang telah direncanakan.
Ö
Melakukan tanya jawab kepada siswa untuk
mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan.
Ö
Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu
bertanya, merangkum dari materi yang telah dipelajari bersama-sama dan mencatat
dari rangkuman tersebut.
C.
Tahap Akhir
Ö
Kesimpulan dan tindak lanjut
Ö
Penilaian proses dan
Ö
Pemberian tugas
PERTEMUAN II : (Hari Jum’at, 23 Februari 2007)
A.
Tahap Awal
Ö Apersepsi dan menanyakan pelajaran minggu
lalu
Ö Memotivasi dengan menjelaskan pentingnya
mempelajari materi
B.
Tahap Inti
Ö Menjelaskan materi sesuai dengan persiapan
yang telah direncanakan
Ö Memberikan informasi tentang lanjutan
materi tentang Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal
Kemerdekaan kemudian melakukan tanya jawab untuk mengetahui seberapa jauh
pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan.
Ö Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu
bertanya, merangkum dari materi yang telah dipelajari bersama-sama dan mencatat
dari rangkuman tersebut.
C.
Tahap Akhir
Ö
Kesimpulan dan tindak lanjut
Ö
Penilaian proses dan
Ö
Pemberian tugas
§
Pengamatan
Selama kegiatan
pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang
mencatat lembar pengamatan pada pedoman observasi (lampiran I). hasil
pengamatan pada siklus I, kegiatan siswa cukup baik dengan antusias mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan dengan
menggunakan metode Team Quiz yaitu memberi kesempatan siswa untuk lebih aktif,
kreatif dan inovatif untuk membuat soal yang ditujukan pada kelompok yang lain.
Untuk mempermudah mereka memahami keterangan guru, sehingga ketika pelajaran
berlangsung dan tiap kelompok secara bergantian maju untuk mempresentasikan
soal-soal kelompoknya dan memberikan jawaban bila tidak ada yang bisa menjawab.
Setelah siswa menerima materi pelajaran dan melakukan tanya jawab, guru
melakukan feed back terhadap hasil pengajaran dan memberikan tugas untuk
merangkum materi yang dipelajari hari ini.
PERTEMUAN I
Ketika
peneliti akan memulai pelajaran, peneliti mengadakan perkenalan dengan para
siswa. Siswa sangat antusias dengan kedatangan peneliti sebagai guru PKLI
(Praktek Kerja Lapangan Integratif). Pada saat kegiatan pembelajaran pada
kegiatan inti berjalan sebagaimana biasanya.
Pada
saat memberikan waktu bertanya sebagian besar dari mereka tidak bertanya, dan
pada saat guru memberikan pertanyaan pada siswa untuk mengetahui pemahaman
mereka, mereka juga menjawab kurang lengkap.
PERTEMUAN II
Pada
pertemuan kedua ini siswa masih terlihat kesulitan dalam memahami konsep dalam
pelajaran Akidah Akhlak. Dan situasi proses belajar mengajar sudah ada sedikit
perubahan bagi mereka yang memperhatikan dari keterangan yang kami berikan.
Tetapi perubahan yang terjadi belum memuaskan.
Peneliti
menganalisis kembali karakteristik dan mengidentifikasi kesulitan mereka dalam
mempelajari pelajaran Akidah Akhlak.
§
Refleksi
Penggunaan metode Team Quiz pada siklus pertama berjalan dengan cukup
baik hal ini terlihat pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan
kreatifitas dalam membuat pertanyaan serta pelaksanaan demontrasi dari tiap-tiap
sub materi. Hal ini tidak terlepas
dari minimnya tingkat pengetahuan mereka tentang Akidah Akhlak.
Menyikapi keyakinan diatas maka diambil langkah-langkah:
1.
Memacu siswa untuk berani untuk mengungkapkan
gagasannya
2. Memacu siswa untuk lebih banyak membaca
buku-buku Akidah Alhlak dan memberi mereka untuk berkonsultasi pada guru mata
pelajaran diluar mata pelajaran.
2.
SIKLUS II
§
Perencanaan
Rencana siklus kedua
Pada perencanaan tindakan I,
peneliti menerapkan penggunaan metode Team Quiz dalam pembelajaran Akidah
Akhlak dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman siswa kelas XI IPA1
Siklus dua ini terdiri dari satu pokok bahasan
yaitu Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI (3 X 40 menit) dengan
dua kali pertemuan. Sebelum
pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan
persiapan yaitu:
1. Membuat rencana pembelajaran meliputi
satuan dan analisis program
2.
Membuat atau menyiapkan materi yang akan dibahas.
3.
Membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dan menyuruh
membuat pertanyaan untuk kelompok lain dari materi yang dibahas.
4.
Membuat alat observasi untuk mengetahui kreatifitas
kinerja siswa, antusias siswa dalam proses belajar mengajar sebagai akibat dari
pemahaman siswa terhadap penyajian materi dengan teknik menggunakan metode Team
Quiz.
§
Pelaksanaan
Pelakasanaan siklus II ini
juga terdiri dari satu pokok bahasan yaitu: Upaya Perjuangan Rakyat dan
Pengakuan Kedaulatan RI (3x40 Menit 2 kali pertemuan), yaitu
PERTEMUAN III : (Hari Jum’at, 2
Maret 2007)
A.
Tahap Awal
Ö Apersepsi dan menanyakan pelajaran minggu
lalu
Ö Memotivasi idengan menjelaskan pentingnya
mempelajari materi
B.
Tahap Inti
Ö Menjelaskan materi sesuai dengan persiapan
yang telah direncanakan
Ö Memberikan informasi tentang Upaya
Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI kemudian melakukan tanya jawab
untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah
diajarkan.
Ö Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu
bertanya dan mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dan membahasnya bersama
C.
Tugas Akhir
Ö
Kesimpulan dan tindak lanjut
Ö
Penilaian proses dan
Ö
Pemberian tugas
PERTEMUAN IV: (Hari Jum’at, 9 Maret
2007)
A.
Tahap Awal
Ö
Apersepsi
Ö
Motivasi
B.
Tahap Inti
Ö Memberi kesempatan pada siswa untuk
mempelajari materi yang telah dipelajari minggu lalu
Ö
Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu bertanya
Ö
Memberikan soal-soal tentang materi yang telah
dipelajari pada minggu yang lalu (ulangan)
C.
Tahap Akhir
Ö
Mengumpulkan dan membahas bersama
Ö
Pemberian tugas
PERTEMUAN V : (Hari Jum’at,16 Maret
2007)
A.
Tahap Awal
Ö
Prasyarat
Ö
Apersepsi
Ö Memotivasi dengan menjelaskan pentingnya
mempelajari materi
B.
Tahap kedua
ü Menjelaskan materi sesuai dengan persiapan
yang telah direncanakan
ü Menjelaskan materi yang telah disampaikan
secara keseluruhan dengan metode Team Quiz kemudian dilanjutkan dengan ulangan
blok
C.
Tahap Akhir
Ö
Mengumpulkan dan membahas bersama
Ö
Pemberian tugas
§
Pengamatan
Selama kegiatan pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru
sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman
observasi (lampiran II). Hasil pengamatan siklus kedua siswa sudah baik dengan
antusias dalam mengikuti KBM. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan dengan
menggunakan Metode Team Quiz yaitu membuat pertanyaan serta pelaksanaan
demontrasi dari tiap-tiap sub materi.
Metode ini mempermudah siswa dalam memahami keterangan guru
sehingga ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dan tiap kelompok secara
bergantian maju untuk membacakan soal-soalnya pada kelompok lain. Setelah siswa
menerima materi pelajaran, guru melakukan feed back terhadap hasil diskusi dan
memberikan tugas untuk merangkum hasil diskusi kelas
PERTEMUAN III
Setelah
peneliti analisis dan identifikasi kesulitan siswa terdapat pada cara mereka
menghafal dari suatu bagian-bagian dari Akidah Akhlak, misalnya tahun, tempat,
nama pelaku peristiwa, dan lain sebagainya. Dan peneliti menemukan ide untuk
menggunakan metode Team Quis.
Pada
pertemuan ini peneliti menggunakan metode Team Quis untuk mempermudah pemahaman
siswa dalam mempelajari dan menghafal dari suatu bagian-bagian dari peristiwa sejarah,
misalnya tahun, tempat, nama pelaku peristiwa, dan lain sebagainya. Dan
ternyata peneliti mendapatkan hasil yagn cukup memuaskan, karena ada
peningkatan siswa dalam memahami dan mengingat tentang dari suatu bagian-bagian
dari peristiwa sejarah, misalnya tahun, tempat, nama pelaku peristiwa, dan lain
sebagainya (Akidah Akhlak). dan ini terbukti dengan banyaknya
pertanyaan-pertanyaan dari siswa.
PERTEMUAN IV
Pada
pertemuan ini peneliti mengadakan ulangan harian dengan cara mendadak tanpa
pemberitahuan sebelumnya, dan hasilnya cukup memuaskan meskipun ada beberapa
anak yang mendapatkan nilai di bawah target. Tetapi ini sudah membawa perubahan
bila dibandingkan dengan hasil dari penilaian proses pada saat kegiatan proses
belajar mengajar.
PERTEMUAN V
Pada
pertemuan ini peneliti juga menggunakan metode Team Quiz, kemudian dilanjutkan
dengan ulangan untuk menguji pengetahuan siswa tentang materi yang telah
disampaikan secara keseluruhan dan ini
juga membawa hasil yang memuaskan.
§
Refleksi
Penggunaan
metode Team Quiz dengan menggunakan pertanyaan yang dilontarkan dari satu
kelompok ke kelompok yang lain, sesuai dengan materi yang dibahas. Hal ini
terlihat pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan kreatifitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah :
1. Kwalitas belajar siswa perlu dipacu
lagi khususnya menyangkut kemampuan
siswa dalam membuat soal yang sekiranya kelompok lain kesulitan menjawab dan
melatih siswa untuk dapat menarik kesimpulan dengan bahasa mereka.
2. Menjaga agar kwalitas aspek belajar yang
sudah berkembang dengan baik tetap terpelihara dan memotivasinya agar lebih
meningkatkan disiplin belajar.
B.
PEMBAHASAN
Dari
paparan data di atas dapat dianalisa dengan cara membandingkan data yang
diperoleh pada pertemuan pertama dengan pertemuan selanjutnya.
1. Penggunaan Metode Team Quiz dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak
Berdasarkan
paparan data di atas antara pembelajaran yang menggunakan Metode Team Quiz
dengan pembelajaran Akidah Akhlak dan yang tidak menggunakan Metode Team Quiz,
memiliki hasil yang jauh berbeda, di mana dalam pembelajaran yang tidak
menggunakan Metode Team Quiz siswa-siswa banyak mengalami kebosanan dan
kesulitan menghafal dalam belajar.
Sedangkan
dalam pembelajaran yang menggunakan Metode Team Quiz dapat memudahkan siswa
dalam belajar ini sangat terlihat dalam tabel nilai ulangan harian siswa kelas
XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang di atas. Dari tabel tersebut
secara klasikal pembelajaran yang terlaksana telah mencapai ketuntasan atau
kelulusan.
Dan
dari siswa yang tidak tuntas atau lulus dalam ulangan harian tersebut karena
mereka kurang memperhatikan, sehingga tidak mempunyai catatan dan tidak paham.
Kemudian mereka diajar kembali dengan menggunakan metode yang sama yaitu Metode
Team Quiz, dan ulangan harian lagi, dan pada ulangan harian yang kedua mereka
rata-rata mendapat nilai bagus dan tuntas dalam belajar.
2. Penetapan Metode Team Quiz dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak
Berdasarkan
data yang telah kami peroleh, dan pelaksanaan tindakan peneliti dalam kelas dan
dari pengamatan guru-guru lain dalam mengajar. Pada umumnya guru dalam mengajar
menggunakan media atau bantu dalam menjelaskan materi.
Dari
penggunaan Metode Team Quiz dalam pembelajaran Akidah Akhlak mempunyai beberapa
keuntungan antara lain:
a. Metode Team Quiz dapat olah sendiri oleh
guru
b. Metode Team Quiz sederhana dan tidak
memakan waktu.
c.
Bila dibuat langsung di dalam kelas, kelas menjadi
lebih hidup.
Maka berdasarkan paparan data dan
analisis data, penggunaan Metode Team Quiz sangat diperlukan dalam pembelajaran
Akidah Akhlak, karena penggunaan Metode Team Quiz bertujuan mempermudah siswa
dalam memahami dan menghafal berbagai peristiwa yang terdapat dalam mata pelajaran
Akidah Akhlak, atau konsep dalam ilmu pengetahuan lain. Dan media ini sangat membantu dalam meningkatkan
hasil proses belajar mengajar.
BAB
V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
paparan data di atas dapat diketahui bahwa penerapan Metode Team Quiz dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak pada siswa kelas XI IPA1
MA ALMAARIF Singosari Malang. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan
terhadap nilai hasil ulangan dan nilai harian yang diperoleh. Selanjutnya dapat
diambil benang merah kesimpulan yang dapat meringkas penjelasan di atas di
antaranya, yaitu:
1. Dengan menggunakannya Metode Team Quiz
dapat memudahkan pemahaman siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari
Malang dalam mempelajari mata pelajaran Akidah Akhlak. Meskipun tidak secara
keseluruhan atau mencapai 100% tetapi bisa dikatakan berhasil karena secara
klasikal telah tuntas dalam belajar.
2. Penerapan Metode Team Quiz dalam
pembelajaran Akidah Akhlak sangat mudah diolah, dan sederhana. Metode Team Quiz
dilihat dari segi manfaat, sangat banyak memberi manfaat dan efektif dalam
pembelajaran Akidah Akhlak.
B.
SARAN
Selaku penulis sekaligus pengamat
dalam hal ini ada beberapa saran yang sifatnya konstruktif yang bisa kami
berikan demi kemajuan dan perkembangan serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun
saran-saran yang dapat diberikan adalah:
1.
Agar guru mempersiapkan metode untuk materi
pembelajaran Akidah Akhlak sebagai salah satu media atau alat bantu dalam
kegiatan proses belajar mengajar.
2.
Untuk memudahkan siswa dalam memahami dan menghafal konsep
materi Akidah Akhlak, hendaknya guru membuat Suasana lebih hidup.
3.
Agar dalam penerapan Metode Team Quiz ini mencapai
hasil yang maksimal sebaik dalam pembuatan metode memperhatikan
ketentuan-ketentuan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu Supriono, Widodo, Psikologi Belajar, Rineka Cipta,
1996
Arief S, Dr., dkk, Media Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993
Azwar, Syaifuddin, MA., Metode
Penelitian, Pustaka Remaja, Yogyakarta, 1997
Arikunto, Suharsimi, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta, 1998
Fakultas Tarbiyah UIN
Malang, 2007, Pedoman Program Pengalaman Lapangan (PKLI/PPLII)
Hisyam
Zaini,dkk, 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. CTSD: Insitut Agama Islam Negeri
Sunan Kalijaga
Muhaimin, MA, dkk, Strategi
Belajar Mengajar, CV. Citra Media, Surabaya, 1996
Muhaimin, et.al., Paradigma
Pendidikan Islam, Remaja Rosdakarya Bandung, 2001
Roestiyah, Nk. 2001. Strategi Belajar mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Rooijakkers, Ad., Mengajar Dengan Sukses, PT. Grasindo, Jakarta, 1991
Soedarsono,
2001, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PAU-PPAI Universitas
Terbuka
Sudjana, Nana, dkk, Media
Pengajaran, CV. Sinar Baru, Bandung, 1997
Sutrisno Hadi, 1986, Metodologi Research II,
Andi Offset, Yogyakarta
Surakhmad, Winarno, Pengantar
Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1990
Syah, Muhibbin, Psikologi
Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000
LAPORAN
PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (PTK)
IMPLEMENTASI METODE TEAM QUIZ UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK XI
IPA1 MA ALMAARIF SINGOSARI MALANG
Dosen Pembimbing Lapangan:
Muhammad Asrori
Alfa, M.A
NIP: 150 302 530
Oleh:
Khalid Rahman
04110071
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MALANG
FAKULTAS
TARBIYAH
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2007
Penelitian Tindakan Kelas Oleh Khalid
Rahman ini telah diperiksa dan disetujui untuk dilaporkan
Malang
Agustus 2007
Dosen
Pembimbing Lapangan
Muhammad Asrori
Alfa, M.A
NIP: 150 302 530
KATA PENGANTAR
Seiring
dengan berputarnya bumi pada porosnya. Siang berganti malam, malam berganti
pagi. Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Penyusun panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq dan inayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas akhir dari
PKLI (Praktek Kerja Lapangan Integratif) Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang.
Tidak
lupa shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW.
yang membawa cahaya kebenaran, sehingga mengeluarkan umat manusia dari zaman
jahiliah ke masa yang serba modern.
Dalam
penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberi informasi dan inspirasi, sehingga dapat menyusun dan menyelesaikan
laporan ini. Oleh karena itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih pada:
1. Yang terhormat, Bapak Prof. Imam Suprayogo
selaku Rektor Universitas Islam Negeri Malang.
2. Yang terhormat,Bapak Prof.Djunaidi Ghoni
selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
3. Yang terhormat, Muhammad Asrori Alfa, M.A. selaku Dosen Pembimbing.
4. Yang terhormat, Bapak Drs. H. Slamet
Hariyono, M.PdI selaku Kepala Sekolah MA ALMAARIF Singosari Malang yang telah
memberi kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
Integratif (PKLI) sebagai aktualisasi terhadap materi yang telah disampaikan
pada kuliah reguler.
5. Yang terhormat, Bapak Drs. H. Nu’man
Khumaidi, M.PdI. selaku Guru Pamong, yang selama PPL berlangsung telah berkenan
memberikan perhatian dan dorongan serta bimbingan operasional, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas yang diamanatkan kepada penulis sebagai guru praktek
di MA ALMAARIF Singosari Malang.
6. Semua Dewan Guru beserta staf karyawan,
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan baik dalam bentuk moril maupun
spirituil kepada kami dan memberikan informasi-informasi yang kami butuhkan.
7. Ayahanda (Drs. H. Abd. Rahman Ghany,
M.Ag.) dan ibunda (Muttafarida, S.PdI.) serta kedua adikku (Istiqlaliyah Rahman
& Syauqi Lidinillah Rahman) serta Ainatul Mardiyah yang tanpa henti memberi
semangat dan dukungan kepada penulis.
8. Semua temanku yang senasib dan seperjuangan
di PKLI MA ALMAARIF Singosari Malang, (Humaini, Rofiqi, Rofi’ah, Nurus, Lail,
Anik, Yeni, Fuadah, Yayuk, Puji, Rohmah, Lilik)
yang selalu berbagi suka maupun duka selama PKLI berlangsung. Terimakasih,
kalian semua telah membuat aku merasakan warna hidup yang sebenarnya.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan laporan akhir PKLI ini.
Atas jasa-jasa beliau penulis hanya bisa
berdoa semoga amal kebaikannya mendapat balasan yang setimpal di sisi-Nya.
Kami sebagai manusia biasa, sadar bahwa
dalam penyusunan laporan ini banyak kekhilafan dan kekurangan, walaupun kami
sudah berusaha mengantisipasi kekurangan itu. Karena itu sangat berharap saran
dan kritik guna membangun selanjutnya. Harapan kami semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Amin Ya Robbal Alamin.
Malang, Agustus 2007
Penyusun
NIM:
04110071
DAFTAR
ISI
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I.
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Hipotesis Penelitian
- Manfaat Penelitian
BAB II.
KAJIAN PUSTAKA
- Metode Team Quiz
1.
Pengertian Metode Team Quiz
2.
Penggunaan Metode Team Quiz Mengoptimalisasi Keberanian
bertanya Siswa
3.
Jenis konteks penerapan teknik bertanya secara kelompok
(Team Quiz) dalam kelas.
4. Langkah-langkah
Metode Team Quiz
5.
Manfaat Pelaksanaan Metode Team Quiz
B.
Motivasi Belajar
1.
Pengertian Motivasi Belajar
2.
Macam-macam Motivasi
3.
Teori Motivasi
4.
Fungsi Motivasi
5.
Motivasi di Sekolah
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
B. Rencana Tindakan
§ Perencanaa Tindakan
§ Implementasi Tindakan
§ Observasi dan Interprestasi
§
Analisis
dan Refleksi
C.
Siklus Penelitian
D.
Pembuatan Instrumen
E.
Pengumpulan Data
F.
Indikator Kinerja
BAB IV : PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data
1. Siklus Pertama
§
Perencanaan
§
Pelaksanaan
§
Pengamatan
§
Refleksi
2.
Siklus Kedua
§
Perencanaan
§
Pelaksanaan
§
Pengamatan
§
Refleksi
- Pembahasan
BAB V :
PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran-saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya yakni aspek moral, akhlak, budi pekerti,
pengetahuan, ketrampilan, seni, olahraga dan perilaku (Depdiknas, 2002). Salah
satu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah
dengan memperbaiki dan menyempurnakan
kurikulum. Kurikulum SMA 1994 dan yang
terbaru adalah kurikulum 2004 yang sering juga disebut Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) merupakan seperangkat
rencana dan pengakuan tentang kompetensi
dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan, belajar
mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum
sekolah (Depdiknas, 2003). Salah satu ciri dari KBK adalah penilaian yang lebih menekankan pada proses
dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
suatu kompetensi.
Tenaga
pengajar merupakan tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas mengajar,
yang pada jenjang pendidikan dasar dan menengah disebut guru. Jika dilihat dari
tugas pendidik atau guru bahwa tidak mudah untuk menjadi pendidik, sebab
disamping memberikan cara-cara yang menimbulkan minat serta merangsang peserta didik
untuk memecahkan atau mengatasi persoalan-persoaan sendiri. Dalam kegiatan
belajar mengajar terdapat komponen-komponen yaitu siswa, guru sebagai komponen
pasif, serta komponen-komponen yang lainnya. Siswa dituntut untuk bisa berperan
aktif dan kooperatif sedangkan guru sebagai fasilitator dan dituntut untuk bisa
menguasai hal-hal yang berkaitan dengan sebuah solusi untuk menciptakan kondisi
yang efektif.
Di sini guru
memegang posisi kunci yang dapat menentukan keberhasilan proses belajar
mengajar (PBM) dalam pendidikan melalui metode yang tentunya harus relevan dan
sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga mereka dituntut untuk memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu, baik maupun praktis dalam melaksanakan
tugasnya. Selama ini PBM di sekolah dapat dikatakan berhasil jika dari beberapa
komponen yang ada dapat berjalan dengan baik. Salah satu komponen dalam PBM
adalah metode pembelajaran yang dipakai oleh seorang guru dalam menyampaikan
suatu materi pelajaran tertentu, salah satunya adalah materi pelajaran Sejarah.
Seorang guru
perlu mengetahui metode-metode apa yang harus digunakan didalam setiap kegiatan
belajar mengajar sehingga sasaran yang diharapkan dapat tercapai atau
terlaksana dengan baik, karena metode atau cara pendekatan yang dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode mengajar yang diterapkan dalam
suatu pengajaran dikatakan efektif bila menghasilkan sesuatu sesuai dengan yang
diharapkan, bila makin tinggi kekuatannya untuk menghasilkan sesuatu makin
efektif metode tersebut. Untuk itu guru tidak hanya dituntut untuk menguasai
metode saja tetapi guru dituntut untuk bisa menguasai kondisi kelas,
ketrampilan mengajar, penguasaan emosional siswa oleh karena itu setiap guru
didalam kelas harus bisa memilih dan menerapkan metode yang sesuai agar tidak
menimbulkan kondisi yang jenuh, membosankan dan kurang direspon oleh siswa.
Dengan
diaplikasikannya metode Team Quiz diharapkan siswa dapat belajar mandiri dan
kooperatif dalam bentuk kelompok maupun
pasangan. Dengan melihat realita yang terjadi sekarang ini banyak siswa yang
masih berperan pasif dalam mengikuti materi dan bertanya didalam kelas maka
penulis akan mengangkat judul dalam proposal penelitian tindakan kelas ini
"Implementasi metode Team quiz untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI IPA1 MA
ALMAARIF Singosari Malang".
B. Rumusan Masalah
Bagaimana
meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang dengan menggunakan metode team
quiz?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
permasalahan maka penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau
mendeskripsikan penerapan metode team quiz dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa terhadap mata pelajaran Akidah Akhlak kelas XI IPA1 MA
ALMAARIF Singosari Malang.
D.
Hipotesis Penelitian
Dalam
penelitian ini peneliti temukan hipotesis yaitu “bahwa penggunaan metode Team
quiz dalam pembelajaran Sejarah
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI IPAI di MA ALMAARIF Singosari Malang.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga (Sekolah)
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan
pengambilan keputusan untuk mengadakan pembinaan dan peningkatan kemampuan guru
2. Bagi Guru
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan balikan untuk mengadakan koreksi
diri, sekaligus usaha untuk memperbaiki kwalitas diri sebagai guru yang
propesional dalam upaya untuk meningkatkan mutu, proses dan hasil belajar siswa
dengan menerapkan metode team quiz pada pokok bahasan tertentu, sehingga
mencapai hasil yang maksimal
3. Bagi Siswa
Hasil
penelitian ini daharapkan dapat dijadikan sebagai bahan upaya peningkatan
prestasi belajar siswa, utamanya pada mata pelajaran Akidah Akhlak sehingga
dapat mengubah perolehan peringkat yang lebih baik, baik dari segi kognitif,
afektif dan psikomotorik.
4. Bagi Peneliti
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan dan dapat
mengembangkan wawasan peneliti dan pendidikan.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A
Metode Team Quiz
- Pengertian Metode Team Quiz
Dari segi
bahasa metode berasal dari dua kata yaitu meta dan hodos. Meta berarti
melalui dan hodos berarti jalan atau
cara. Dengan demikian metode dapat berarti jalan atau cara yang harus dilalui
untuk mencapai sebuah tujuan, metode juga merupakan suatu sarana untuk
menemukan dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin ilmu.
Menurut Thorndike bahwa semua ilmu pengetahuan bahkan yang paling komplit pun
terdiri dari kaitan-kaitan yang sederhana yaitu kaitan stimulus dan respon.
Metode team
quiz adalah suatu cara teknik mengajar yang diterapkan untuk memberdayakan
seluruh siswa dengan mempelajari suatu topik dan membagi kelompok belajar di
mana setiap kelompok akan membuat kuis untuk ditanyakan kepada kelompok lain
yang aturan mainnya telah ditetapkan oleh guru sebelumnya. Srategi dapat
meningkatkan tanggung jawab belajar siswa dalam suasana yang menyenangkan.
2. Penggunaan Metode Team Quiz
Mengoptimalisasi Keberanian bertanya Siswa
Dalam
kehidupan sehari-hari siswa seringkali dihadapkan pada persoalan-persoalan yang
tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu jawaban atau satu cara saja, tetapi
perlu menggunakan banyak pengetahuan dan macam-macam cara pemecahan dan mencari
jalan yang terbaik.
Tambahan
pula banyak masalah-masalah didunia dewasa ini yang memerlukan pembahasan oleh
lebih dari satu orang saja, yakni masalah- masalah yang memerlukan kerja sama
dan diskusi. Dan bila mana demikian maka diskusi memberikan kemungkinan
pemecahan yang terbaik.
Bagaimanapun
perbedaan fundamental tujuan pendidikan, secara universal guru akan selalu
bertanya kepada siswanya. Cara bertanya demikian apakah itu untuk seluruh
kelas, untuk kelompok, atau untuk individu, memiliki pengaruh yang sangat
berarti tidak hanya pada hasil belajar
siswa, tetapi juga pada suasana kelas baik sosial maupun emosional.
Belajar
bersama (kelompok) banyak membantu proses belajar mengajar. Memang ada orang
yang tidak bisa belajar berlelompok tetapi hasilnya juga bagus. Namun demikian,
metode team quiz mempunyai keunggulan dan dapat mengoptimalkan siswa. Serta
banyak keuntungan yang diperoleh oleh siswa yaitu:
~
Dapat
mengurangi rasa ngantuk dibanding belajar sendiri. Jika belajar sendiri,
seringkali rasa bosan timbul dan rasa kantukpun datang. Apalagi jika siswa atau
pelajaran yang kurang menarik perhatian siswa atau pelajaran yang sulit buat
kita. Dengan belajar bersama siswa punya teman yang memaksa kita aktif. Ada
kesempatan bersenda gurau barang satu menit untuk mengalihkan kebosanan.
~
Dapat
merangsang motivasi belajar kalau ada lawan jenis dikelompok itu sering bisa
menambah semangat. Dengan belajar bersama akan tumbuh perasaan ada persaingan.
~
Ada tempat bertanya dan orang lain yang dapat
mengoreksi kesalahan kita. Belajar sendiri sering terbentur pada masalah sulit.
~
Kesempatan melakukan resitasi orang.
~
Dapat membantu timbulnya asosiasi dengan
peristiwa lain yang mudah diingat. Contoh, adanya kesepakatan diantara kelompok
dalam membuat pertanyaan. maka akan mudah mengingat apa yang dibicarakan
dibanding masalah lain yang lewat begitu saja.
~
Ada
kenangan tersendiri dan mempunyai teman akrab (Thabrany,1994:198).
3.
Jenis konteks penerapan teknik bertanya secara
kelompok (Team Quiz) dalam kelas
Dalam mendorong siswa untuk bertanya ada beberapa
beberapa jenis konteks penerapan teknik bertanya dalam kelas secara kelompok
(team quiz) Berkaitan dengan hal ini Sumadin (1989 :24) mengatakan bahwa:
a)
Bertanya adalah suatu cara untuk “masuk dan terlibat”
dalam hal sesuatu.
Bertanya adalah suatu alat yang digunakan oleh orang yang bertanya untuk
memulai dan mempertahankan interaksi dengan orang lain contoh:
·
Melakukan suatu percakapan, dan
·
Melibatkan orang lain dalam suatu pembicaraan
b) Bertanya adalah suatu strategi yang
digunakan secara aktif oleh siswa untuk mendapatkan informasi. Bertanya dapat
dimotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan informasi tentang suatu maksud atau
oleh keingin tahuan dan “kebutuhan untuk mengetahui” contoh:
·
Mewancarai seorang anggota masyarankat
·
Meminta diajari
c)
Bertanya adalah suatu strategi yang digunakan secara
aktif oleh siswa untuk mengklarifikasi atau menyankinkan informasi. Contoh:
·
Bertanya
kepada teman selama kegiatan pemecahan terhadap suatu masalah
·
Berspekulasi
tentang hasil suatu eksperimen.
d)
Bertanya
adalah suatu strategi yang digunakan secara aktif oleh siswa untuk menganalisis
dan mengeksplorasi gagasan. Pertanyaan yang kita tannyakan pada diri sendiri
dan orang lain merupakan suatu bagian penting dari proses berfikir dan refleksi
yang kita lakukan. Contoh:
·
Merekfleksikan tentang suatu soal sejarah
·
Menganalisis tingkah laku karakter dalam
sebuah kisah sejarah
Bagaimana
penerapan di kelas? hampir pada semua aktifitas belajar,team quiz dapat
diterapkan:
·
Antar kelompok siswa dengan kelompok siswa
lainnya
·
Antara
guru dengan kelompok siswa
·
Antar kelompok siswa dengan orang lain yang
didatangkan ke kelas, dan sebagainya.
4.
Langkah-langkah Metode Team Quiz
Dengan
menggunakan metode team quiz berarti kita dapat meningkatkan tanggung jawab
belajar siswa dalam suasana yang menyenangkan.
a)
Perencanaan
Hal-hal yang harus dilakukan dalam melaksanakan metode team quiz
·
Merumuskan
tujuan yang jelas, baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkkan
dapat tercapai setelah metode team quiz tercapai
·
Menerapkan
garis-garis besar langkah-langkah team quiz yang akan dilaksanakan
·
Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan
·
Selama
metode team quiz itu berlangsung seorang guru hendaknya intropeksi diri, apakah
team quiz itu dapat berjalan dengan baik.
·
Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan
anak didik.
b)
Pelaksanaan
·
Membagi
tiga kelompok kemudian menyampaikan materi tapi hanya 10 menit
·
Setiap
kelompok menyiapkan pertanyaaan-pertanyaan berkaitan dengan materi kemudian
menyampaikannya didepan kelas
c)
Evaluasi
Sebagai tindak lanjut diadakannya
team quiz seiring dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini
dapat berupa pemberian tugas baik bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik.
Diakhir pelajaran guru menyimpulkan tanya jawab dan menjelaskan sekiranya ada
pemahaman siswa yang keliru.
5.
Manfaat Pelaksanaan Metode Team Quiz
Manfaat yang dapat diperoleh dalam pelaksanaan diskusi antara lain :
a)
Siswa dapat kepastian apakah ia telah
mengerti/menganggap hal yang dipelajarinya secara betul.
b)
Dengan mendengarkan keterangan dari pengajar,
kemudian diulang dengan pertanyaan dari teman-teman belajarnya seseorang siswa
akan lebih meresapi apa yang telah dipelajarinya, kalau tadinya belajarnya
terutama dengan pengelihatan (membaca), maka sekarang terutama dengan
mendengarkan pembicaraan.
c) Dengan
bertanya secara kelompok tentang materi apa yang telah dipelajari,
masing-masing peserta bersaing antar kelompok. Secara tidak langsung akan menguasai bahan materi yang dipelajari dengan
lebih baik.
d) Dengan berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan belajar bersama atau bersaing antar kelompok untuk menjadi kelompok
yang terbaik, dan keluar sebagai pemenangnya,
akan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik.
B
Motivasi Belajar
1.
Pengertian Motivasi Belajar
Istilah
motivasi berasal dari perkataan motivate-motivation yang artinya
dorongan (dengan sokongan moril). Banyak digunakan dalam berbagai bidang dan
situasi. Dalam uraian ini tidak akan dikemukakan motivasi dalam berbagai bidang
dan situasi akan tetapi lebih diarahkan pada motivasi dalam bidang pendidikan
khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedangkan
motivasi secara istilah menurut para ahli yaitu:
a. Thomas M. Risk mengemukakan tentang
motivasi, yaitu: Usaha yang didasari oleh pihak guru untuk menimbulkan
motif-motif pada diri murid yang menunjang kegiatan kearah tujuan-tujuan
belajar.
b. M. Nasution, MA mengemukakan tentang
motivasi: The motivate a child to arrenge condition so that the is capable
doing. Motivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga
anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakuakannya. Beliau juga berkata,
motivasi adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
(Protek pembinaan perguruan tinggi agama; 1981, 111-112).
a)
Menurut Suryarata, motivasi adalah keadaan dalam diri
pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi bukanlah hal yang dapat diamati tetapi ia
adalah hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu yang dapat disimpulkan
adanya karena sesuatu yang dapat kita saksikan. Tiap aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang didorong oleh suatu kekuatan didalam diri orang itu, kekutan
pendorong inilah yang dinamakan motivasi.
Dari
pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan, motivasi adalah usaha-usaha yang
disengaja oleh seorang pendidik untuk memberi dorongan kepada anak didik
sehingga anak itu mau melakukan apa yang harus dilakukan.
2.
Macam-macam Motivasi
Motivasi ada
dua macam yaitu:motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang berfungsinya tidak
usah dirangsang dari luar. Bron mengatakan motivasi intrinsik tetap aktif/tetap
terjadi meskipun tidak ada hadiah (rangsangan). Orang-orang tetap melakukan
aktivitas untuk mendapat tujuan mereka dan bukan dikarenakan atau didasari oleh
hadiah.
Motivasi
Instrinsik adalah motivasi yang datangnya dari individu tanpa adanya tekanan
dari luar, atau motivasi yang eksis pada masing-masing individu ynag mempunyai
keinginan untuk melakukan sesuatu dan untuk mencapai tujuan.
b) Motivasi Ekstrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan oleh
sesuatu yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Motivasi
ekstrinsik meliputi perangsang atau pendorong dari luar seperti reward
(penghargaan) dan punishment (hukuman), sebagaimana yang dikatakan oleh
Suryabrata bahwa:
"Motivasi
ekstrinsik adalah motif yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar,
seperti siswa bbelajar giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada
ujian, orang mengerjakan sesuatu karena diberitahu bahwa hal tersebut harus
dilakukan sebelum ia melamar pekerjaan".
Setelah kita
mengetahui beberapa definisi dari motivasi intrisik dan ekstrinsik, dapat disimpulkan
bahwa motivasi intrinsik itu lebih unggul dari pada motivasi ekstrinsik karena
tanpa tekanan dari luar.
3.
Teori Motivasi
Ada beberapa
teori motivasi, yaitu teori hedonisme, teori naluri, teori reaksi, yang
dipelajari teori daya pendorong dan teori kebutuhan.
a. Teori hedonisme
Hedonisme
dalam bahasa yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan.
Hedonisme adalah suatu aliran didalam fillsafat yang memandang bahwa tujuan
hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat
duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk
yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenanga dan kenikmatan. Oleh karena
itu, setiap menghadapi persoalan yang perlu pemecahan, manusia cenderung
memilih alternative pemecahan yang mendatangkan kesenangan dari pada yang
mengakibatkan kesukaran, kesulitan, penderitaan.
b. Teori Naluri
Pada dasarnya
manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang didalam hal ini disebut juga
naluri, yaitu:
v Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan
diri,
v Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan
diri, dan
v
Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan/
mempertahankan jenis.
Menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri
mana yang akan dituu dan perlu dikembangkan.
c. Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku
manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah
laku yang dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu, orang belajar paling
banyak di lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesakan. Menurut teori
ini, apabila seseorang pemimpin ataupun seseorang pendidik akan memotivasi anak
buah atau anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik itu hendaknya benar-benar
mengetahui latar beblakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang
dipimpinya.
d. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan antara "teori
naluri" dengan "reaksi yang dipelajari". urut teori ini, bila
seseorang pemimpin ataupun pendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia harus
mendasarkan atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang
dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.
e. Teori Kebutuhan
Teori ini yang sekarang banyak dianut
orang adalah teori kebutuhan. Teori ni bberanggapan bahwa tindakan yang
dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik
kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karena itu menurut teori ini, apabila
seorang pemimpin ataupun pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada
seseorang, ia harus bebrusaha mengetahui terlebih dahulu ap kebutuhan-kebutuhan
orang yang akan dimotivasinya.
4.
Fungsi Motivasi
Ada beberapa fungsi motivasi,
yaitu:
a.
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak
atau motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak disetiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b.
Menetukan arah perbuatan, yakni: kearah tujuan
yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan
rumusan tujuannya.
c.
Menyeleksi
Perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Motivasi
dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi seseorang
melakukan suatu usaha karena adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Adapun tujuan motivasi adalah menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi
seorang guru, tujuan motivasi adalah menggerakkan atau memacu para siswanya
agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya
sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.
5.
Motivasi di Sekolah
Guru dapat
menggunakan bermacam-macam motivasi agar murid-murid giat belajar, tetapi tidak
semua motivasi itu sama baiknya. Malahan ada pula yang dapat merusak. Dibawah
ini ada beberapa hal, tehnik pemberian motivasi:
a) Memberi angka.
b) Memberi hadiah.
c) Saingan.
d) Hasrat untuk belajar.
e) Ego-Involvement (ketertiban diri, bila ia merasa pentingnya suatu
tugas, dan menerimanya sebagai suatu tantangan dengan mempertahankan harga
diri.
f) Sering memberi ulangan.
g) Mengetahui hasil.
h) Kerja sama.
i)
Tugas
yang “Challenging” (mengandung tantangan).
j)
Pujian.
k) Teguran dan kecaman.
l)
Sarkasme
dan celaan.
m) Hukuman.
n) Suasana yang menyenangkan.
(Nasution; 1986, 81).
Dari
uraian di atas, mengenai teknik perlu ditekankan sekali lagi bahwa murid
mempunyai peranan yang penting dalam memotivasi atau dengan kata lain memberi
dorongan-dorongan dasar dan pengalamannya merupakan faktor yang berperan dalam
situasi-situasi belajar.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Setting Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya MA ALMAARIF Singosari Malang
Jika
ditinjau dari sejarahnya Madrasah Aliyah
Ngeri Wlingi yang bertempat 20 km timur
kota Blitar, tepatnya di Jl. PB. Sudirman No. 1
Wlingi Kabupaten Blitar, tidak bisa terlepas dari Pendidikan Guru Agama
6 tahun yang dikelola lembaga Ma’arif NU Kabupaten Blitar dengan nama tokoh
yang berpengaruh Bpk H. Mukarrom (alm), yang beralamat di Jl. Gajahmada no. 12
Wlingi.
Pada tahun
akhir tahun 80 Seiring dengan dihapusnya program PGA 6 tahun lembaga ini
berubah menjadi MAN Tlogo Kanigoro filial di Wlingi. Peran yayasan dalam
mengelola lembaga ini cukup berpengaruh di lingkungan masyarakat terutama
masyarakat NU. Masa ini hingga tahun 1995.
Mengingat
secara geografis daerah kabupaten Blitar Bagian timur belum ada MAN sedang
tuntutan masyarakat sangat memungkinkan, maka tepatnya tanggal 25 Nopember 1995
berdasarkan SK Menteri Agama RI, mensyahkan berdirinya Madrasah Aliyah Ngeri
Wlingi Kabupaten Blitar, terlebih didukung dibangunya Masjid Agung Kabupaten
Blitar di Wlingi, Bupati Blitar berharap
keberadaan MAN Wlingi Memungkinkan mendukung kemakmuran Masjid Agung.
Di awal
berdirinya, MAN Wlingi banyak mendapatkan berbagai macam hambatan yang paling
menojol aadalah; Pertama tidak adanya ruang kelas untuk PBM, karena harus
pindah dari Yayasan Darul Huda, Kedua, belum adanya tanah untuk pembangunan
gedung sekolah. Karena Departemen Agama hanya menyediakan proyek pembangunan
Gedung sedang tanah diserahkan masyarakat untuk pengadaanya. Kondisi ini
mengakibatkan kepercayaan masyarakat pada MAN cukup rendah, hal ini terlihat
jumlah siswa kelas 1,2, dan 3 pada tahun 1996 hanya sekitar 160 siswa.
Dengan segala
segala upaya yang dilakukan oleh sekolah dan BP3 untuk selalu menyakinkan
masyarakat hingga 2004 sudah memiliki 15
ruang kelas beserta pengadaan tanah.
Dari 15 tersebut wali murid dan pegawai memberikan swadaya tanah seluas…….
M dan 6 ruang kelas, sedang
pemerintah memberikan proyek bangunan 9
lokal tuang kelas.
Madrasah
Aliyah Negeri Wlingi dilihat dari perkembangan kuwantitas siswa dan input yang ada hingga sekarang
memiliki 655 siswa, dari latar belakang sekolah MTs N, MTs S dan SLTP N dan sebagian kecil SLTP S, (lihat
perkembangan input MAN).
Dari
perjalanan sejarah MAN Wlingi yang dapat di tarik kesimpulan bahwa keberadaanya
mendapat perhatian dari masyarakat Blitar Timur. Hal ini namapk jika tahun 1996
s.d. 1999 input didominasi MTs Swasta, sekarang dominasi MTs N dan SLTP N.
Prestasi sejarah yang tidak bisa dilepaskan berkat kerja keras para guru dan
pegawai output MAN Wlingi sudah banyak dipercaya di perguruan Tinggi Negeri
melalui jalur PMDK, dan aoutcame-nya terbukti mampu menunjukan kemampuan dalam
bidang akademis.
Keberadaan
MAN Wlingi bukan hanya lembaga pendidikan orang Wlingi bahkan menjadi pilihan
masyarakat Blitar bagian timur (kec. Garum, Talun, Gandusari, Doko, Wlingi,
Selopuro, Kesamben, Binangun, Wates, Selorejo, bahkan sampai di Kecamatan
Sumber Pucung Malang dan sekitarnya).
2. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Madrasah
~
VISI
“MENCIPTAKAN PRESATSI, SIAP BERKOMPETISI DAN BERJIWA ISLAMI”.
~
MISI
a) Internalisasi pemahaman agama Islam dalam
bentuk pratik ibadah dan menciptakan perilaku sehari-hari di lingkungan sekolah dan masyarakat.
b) Melaksanakan proses belajar mengajar secara
efektif yang menumbuhkan kreatifitas dan selalu merespon setiap perkembangan
ilmu pengetahuan pengetahuan dan teknologi, dalam mencapai output yang berkuwalitas.
c) Mengupayakan inovasi pembelajaran melalui
pengadaan media dan metode pembelajaran sesuai dengan tuntutan masyarakat.
d) Mengadakan bimbingan belajar yang
mengarahkan bakat dan minat untuk menjadikan keunggulan prestasi siswa.
e) Menciptakan suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan beroreiantasi pada prestasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
f) Melasanakan bimbingan tentang pengembangan
keilmuan dan teknologi serta menjalin
kerjasama dengan dunia perguruan tinggi serta pemerintah dan swasta.
g) Mengikutsertakan berbagai lomba bidang
keilmuan dan teknologi diberbagai even-even tertentu.
h) Mengadakan pembinaan ekstra kurikuler
sesuai dengan bakat, minat, potensi dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
B. Rencana
Tindakan
Dalam Penelitian
Tindakan Kelas yang dilaksanakan di MA ALMAARIF Singosari Malang yang merupakan
salah satu sekolah lanjutan tingkat atas yang mampu bersaing dengan
sekolah-sekolah lainnya, karena dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang
memadahi guna memenuhi tujuan yang berkaitan dengan input dan outputnya,
menjadikan penelitian tindakan kelas ini lebih mudah dalam pencapaian tujuan
yang terdapat dalam penelitian
MA ALMAARIF
Singosari Malang merupakan salah satu sekolah lanjutan tingkat atas yang banyak
diminati oleh berbagai kalangan, mulai kalangan menengah kebawah sampai
kalangan atas. Hal ini karena didukung oleh sarana dan prasarana dan sumber
manusianya yang cukup memadahi dan terlebih lagi ditopang oleh input dan
outputnya yang lebih banyak terbukti mampu menyaingi sekolah-sekolah lain pada
umumnya. Untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, dalam
kaitannya dengan input dan outputnya sesuai dengan visi dan misinya, maka MA
ALMAARIF Singosari Malang mengadakan pengembangan diri misalnya dengan
didirikannya laboratorim-laboratorium, seperti laboratorium computer (TI), IPA,
audio visual, laboratorium bahasa dan lain-lain, serta dikembangkannya kgiatan
ekstra seperti olah raga, PMR, teater, paduan suara, klub matematika, klub
bahasa, klub bunga, KIR, kaligrafi, Banjari, Gambus dan lain sebagainya tidak
lain adalah untuk menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki siswa.
1. Perencanaan Tindakan
Penelitian
ini dimaksudkan untk mengetahui efektifitas dari pengunaan metode Team
Quiz terhadap peningkatan motivasi
belajar siswa kelas XI-IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang sebagai
upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Maka untuk merealisasikan tujuan
tersebut perlu dirumuskan skenario tindakan pembelajaran, alat pembelajaran dan
personalianya dan lain sebagainya.
·
Skenario Tindakan Pembelajaran
Penelitian ini dilaksanakan setiap hari Jun’at, dan
peneliti ikut berpartisipasi didalamnya, artinya peneliti sebagai guru Sejarah
kelas XI IPS1. Dalam pelaksanaannya, guru mengajukan suatu metode
Team Quis kepada siswa dan menjelaskan tentang langkah-langkahnya dalam mata
pelajaran Sejarah kelas XI IPS1 MAN Wlingi Blitar, kemudian guru menyuruh siswa untuk belajar dari
berbagai buku yang dapat menunjang terhadap materi Sejarah tersebut agar
suasana kelas menjadi hidup. Kemudian pada pertemuan selanjutnya dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas, guru menerangkan materi yang
dibagi menjadi empat bahasan, kemudian guru meminta kepada siswa untuk membuat
pertanyaan (quiz) secara kelompok (taem), kemudian siswa membacakan pertanyaan
kelompoknya yang ditujukan pada kelompok yang lain. Kelompok yang paling tinggi
nilainya, maka keluar sebagai pemenangnya. Bila ada suatu permasalahan kemudian
guru mengajak siswa dengan cara memberikan stimulus untuk memecahkannya secara
bersama-sama, setelah itu guru menyimpulkan dan memberikan motivasi kepada
siswa untuk terus giat belajar disertai dengan menutup pelajaran, begitu pula
dengan pertemuan berikutnya.
·
Alat
Alat yang digunakan dalam proses pmbelajaran (kegiatan
belajar mengajar) disekolah ini adalah buku pedoman guru dan siswa Sejarah
kelas XI-IPS1, MAN Wlingi
Blitar. Serta buku pedoman pendidikan KBK dengan sistem silabus dan
alat-alat pembelajaran seperti kapur tulis, papan tulis, dan penghapus.
·
Personalia
Dalam kegiatan belajar mengajar ini yang ikut berperan
aktif adalah guru Sejarah kelas XI-IPS1 dan siswa kelas XI-IPS1 MAN Wlingi
Blitar.
2. Implementasi Tindakan
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4X pertemuan, tepatnya pada tiap hari
Jum’at. Kegiatan tersebut yaitu: Implementasi tindakan ini meliputi penyampaian
tujuan pembelajaran, menyampaikan materi secara garis besar, kegiatan belajar
dengan menerapkan penggunaan metode team quiz.
3. Observasi dan Interpretasi
Penelitian
ini dimulai setelah peneliti mengadakan observasi selama satu kali pertemuan
dengan melihat faktor bakat anak, mutu
pengajaran, kemampuan memahami pelajaran maupun pengajaran. Ketekunan belajar
dan jumlah waktu yang disediakan serta setelah mengetahui masalah yang timbul
di kelas XI dalam pengajaran mata pelajaran Sejarah.
Setelah
tahapan observasi peneliti mulai melaksanakan penelitian di kelas yang
dilakuakan setiap kegiatan belajar mengajar, selanjutnya peneliti beserta guru
pamong yang sekaligus guru bidang studi Sejarah memberikan tugas yang diambil
dari ulangan.
4. Analisis dan Refleksi
Pada saat
pertemuan kedua, peneliti mulai menggunakan metode team quiz untuk membantu
dalam pembelajaran Sejarah. kegiatan pembelajaran semakin aktif dan terjadi
interaksi antara guru dan siswa (interaksi edukatif), tetapi hasilnya belum
memuaskan karena kurang tepatnya guru peneliti dalam memaksimalkan metode team
quiz sebagai peta konsep yang memudahkan siswa dalam menghafal berbagai
peristiwa dalam Sejarah.
Metode
team quiz peneliti coba lagi pada pertemua ketiga, dengan memaksimalkan metode
team quiz dalam mempelajari Sejarah. Dan ini membawa hasil yang cukup memuaskan
karena siswa mudah menghafal dan mengingat berbagai peristiwa yang dibahas
dalam mata pelajaran Sejarah.
A.
Siklus Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini kami bagi menjadi
2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2
pertemuan. Hal ini berdasarkan dua pokok bahasan yaitu: kondisi kehidupan
Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan (3 kali 40 menit dengan
dua pertemuan) dan Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI (3 kali
40 menit dengan dua pertemuan).
B.
Pembuatan instrumen
Dalam penelitian tindakan kelas ini, kami bagi menjadi
3 siklus. Tiap kali pertemuan kami
bagi ada yang dua pertemuan dan tiga pertemuan. Berdasarkan 2 pokok bahasan,
yakni kondisi kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan
(3X40 menit dengan 2 kali pertemuan), Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan
Kedaulatan RI (3X40 menit dengan tiga kali pertemuan).
C.
Pengumpulan
Data
Jadi data yang akurat akan bisa diperoleh ketika
proses pengumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang. Dalam penelitian
ini akan digunakan beberapa cara untuk mengumpulkan data selama proses
penelitian yaitu:
1.
Pengamatan Partisipatif
Cara ini digunakan agar data yang diinginkan bisa
diperoleh, sesuai dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti. Penelitian partisipatif
maksudnya adalah peneliti terlibat secara langsung dan bersifat aktif dalam
turut mengumpulkan data yang diinginkan dan juga peneliti kadang-kadang
mengarahkan pada data yang diingin peroleh oleh peneliti.
2.
Observasi Aktivitas Kelas
Observasi aktivitas kelas dilaksanakan oleh peneliti
ketika peneliti mengajar di kelas dengan menggunakan metode team quiz
(observasi secara langsung/Direct Observation) sehingga peneliti akan
memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti bisa menentukan metode tanya
jawab secara kelompok dan pemberian tugas dan cara penyampaian yang lebih baik
pada pertemuan berikutnya.
3.
Pengukuran Hasil Belajar
Data yang telah diperoleh di lapangan akan diukur
untuk penelit dengan menggunakan persentase perbandingan hasil nilai ulangan
kelas yang menggunakan metode team quiz dalam pembelajaran Sejarah dengan kelas
yang tidak menggunakan metode tersebut.
Untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dan
data yang telah diperoleh tidak hilang maka peneliti melakukan perekaman dengan
cara membuat catatan dari hasil yang telah diperoleh selama proses penelitian.
Teknik perekaman yang dilakukan adalah dengan membuat catatan-catatan
berdasarkan perkembangan siswa setiap hari setelah pembelajaran dengan
menggunakan tugas, sedangkan untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk
mengetahui efektifitas penggunaan metode ini yaitu dengan melihat keadaan siswa
tiap-tiap mengerjakan tugas dan melihat hasil dari tugas tersebut. Dan di akhir
pertemuan peneliti mengadakan ulangan harian.
D.
Indikator Kinerja
Penelitian yang dilaksanakan selama 4 kali pertemuan
dengan observasi kelas, yakni mengikuti mata pelajaran bersama guru pamong pada
pertemuan ke-1 dan tes ulangan harian pada pertemuan ke-4 ini, sudah cukup
untuk menilai apakah penggunaan metode team quiz dalam pembelajaran Sejarah
dapat mempermudah pemahaman siswa. Hal
ini dapat kita lihat dari catatan pada pedoman observasi prilaku siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar, nilai tugas dan tes ulangan harian.
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. PAPARAN
DATA
Paparan data yang peneliti sajikan
ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara partisipan, observasi aktifitas siswa
di kelas dan pengukuran keberhasilan siswa dalam belajar, dan siswa kelas XI
IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang sebagai sampel.
Dari hasil perekaman data yang
peneliti lakukan, sehingga peneliti dapat menyajikan data, dalam bentuk uraian
sebagai berikut:
1.
Pengamatan dan Observasi
Dari hasil pengamatan dan observasi
peneliti, sebagaimana yang telah peneliti tulis dalam pelaksanaan tindakan,
sangat nampak bahwa pembelajaran yang menggunakan metode team quiz dapat
memudahkan siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang dalam
mempelajari mata pelajaran Akidah Akhlak, sehingga mencapai nilai yang
memuaskan. Dan ini diperkuat dengan
perbandingan hasil latihan-latihan baik secara lisan ataupun tulis.
Pada
pertemuan pertama peneliti belum menggunakan metode Team Quiz. Dan dari
pertanyaan-pertanyaan yang peneliti lontarkan secara lisan, kurang lebih 60%
siswa yang bisa menjawab pertanyaan itupun kurang sempurna dan ini sangat
nampak bahwa pembelajaran tidak berhasil.
Kemudian
pada pertemuan selanjutnya peneliti, menggunakan metode Team Quiz tetapi belum
digunakan secara maksimal. Dan dari pertanyaan-pertanyaan yang peneliti
lontarkan kurang lebih 85% siswa bisa menjawab. Dan pertanyaan lisan
dilontarkan langsung setelah disampaikannya materi atau pada waktu penilaian
proses.
2.
Pengukuran Hasil Belajar
Dan pada waktu ulangan harian
nilai-nilai yang diperoleh siswa adalah sebagai berikut:
Tabel Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas X-K
|
No
|
Jumlah Siswa
|
Nilai Yang Diperoleh
|
Keterangan
|
|
1
|
2
|
50-55
|
Tidak lulus
|
|
2
|
20
|
60-65
|
Tidak lulus
|
|
3
|
13
|
70-75
|
Lulus
|
|
4
|
5
|
80-85
|
Lulus
|
|
5
|
4
|
90-95
|
Lulus
|
|
6
|
1
|
100
|
Lulus
|
Nilai-nilai di atas dapat menjadikan
patokan alat ukur suatu keberhasilan dalam belajar, dan dari 22 siswa yang
tidak tuntas dalam belajar peneliti memberi perbaikan,dengan cara mengobservasi
cara belajar mereka dan menerangkan kembali tentang pokok bahasan yang telah
dibahas dengan metode Team Quiz kemudian memberikan ulangan lagi. Dan dari ke 22 anak tersebut pada ulangan
kedua rata-rata mendapat nilai antara 7 sampai 8 dan ada yang mendapat 9 satu
anak.
Hasil
observasi peneliti pada anak yang tidak lulus mereka pada saat diterangkan
mereka kurang memperhatikan dan tidak mengikuti aturan permainan yang telah diterangkan guru.
Dan
pada pertemuan selanjutnya kami peneliti menerapkan metode Team Quiz dengan
benar dan menjadikan siswa lebih semangat dalam belajar, ini mempermudah siswa
dalam belajar, hal tersebut terbukti dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan
pada siswa.
1.
SIKLUS I
§
Perencanaan
Rencana tindakan siklus 1
Pada pertemuan tindakan1, peneliti
menerapkan penggunaan metode Team Quiz dalam proses belajar mengajar dengan
tujuan untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi Akidah Akhlak kelas XI
IPA1 yang siswanya memiliki kemampuan yang hiterogen dengan latar belakang akademik yang
berbeda.
Siklus ini
terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi,
Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan, 3X40 menit dengan dua kali pertemuan. Sebelum pembelajaran dilaksanakan
penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan persiapan yaitu:
- Membuat
rencana pembelajaran meliputi perencanaan satuan dan analisis logam
- Membuat
atau menyiapkan materi tentang Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial,
Budaya Pada Awal Kemerdekaan.
- Membagi
materi Sejarah menjadi tiga sub yaitu: Kondisi Politik Pada Awal
Kemerdekaan, Badan-badan Perjuangan yang dibentuk setelah kemerdekaan,
Kondisi Ekonomi Pada Awal Kemerdekaan.
- Membagi
kelas menjadi 3 kelompok kecil dan menyuruh membuat pertanyaan untuk
kelompok lain dari materi yang dibahas.
- Membuat
alat pedoman observasi untuk mengetahui kinerja siswa, kreatifitas siswa,
dalam proses belajar mengajar sebagai wujud dari pemahaman siswa terhadap
materi yang telah dijelaskan dengan menggunakan metode Team Quiz.
§
Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus ini
terdiri dari satu pokok bahasan yaitu Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi,
Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan (3x40menit) dengan dua kali pertemuan,
dimana pertemuan:
PERTEMUAN I : (Hari Jum’at, 16
Februari 2007)
A.
Tahap Awal
Ö
Salam Pembuka
Ö
Perkenalan antara peneliti dengan siswa
Ö Memperkenalkan satu persatu dimulai dari
peneliti dan dilanjutkan dengan siswa (sambil presensi siswa)
Ö
Memberikan penjelasan mengenai pentingnya materi
yang akan disampaikan
B.
Tahap Inti
Ö
Menjelaskan materi tentang Kondisi Kehidupan
Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal Kemerdekaan sesuai dengan persiapan
yang telah direncanakan.
Ö
Melakukan tanya jawab kepada siswa untuk
mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan.
Ö
Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu
bertanya, merangkum dari materi yang telah dipelajari bersama-sama dan mencatat
dari rangkuman tersebut.
C.
Tahap Akhir
Ö
Kesimpulan dan tindak lanjut
Ö
Penilaian proses dan
Ö
Pemberian tugas
PERTEMUAN II : (Hari Jum’at, 23 Februari 2007)
A.
Tahap Awal
Ö Apersepsi dan menanyakan pelajaran minggu
lalu
Ö Memotivasi dengan menjelaskan pentingnya
mempelajari materi
B.
Tahap Inti
Ö Menjelaskan materi sesuai dengan persiapan
yang telah direncanakan
Ö Memberikan informasi tentang lanjutan
materi tentang Kondisi Kehidupan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya Pada Awal
Kemerdekaan kemudian melakukan tanya jawab untuk mengetahui seberapa jauh
pemahaman siswa tentang materi yang telah diajarkan.
Ö Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu
bertanya, merangkum dari materi yang telah dipelajari bersama-sama dan mencatat
dari rangkuman tersebut.
C.
Tahap Akhir
Ö
Kesimpulan dan tindak lanjut
Ö
Penilaian proses dan
Ö
Pemberian tugas
§
Pengamatan
Selama kegiatan
pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang
mencatat lembar pengamatan pada pedoman observasi (lampiran I). hasil
pengamatan pada siklus I, kegiatan siswa cukup baik dengan antusias mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan dengan
menggunakan metode Team Quiz yaitu memberi kesempatan siswa untuk lebih aktif,
kreatif dan inovatif untuk membuat soal yang ditujukan pada kelompok yang lain.
Untuk mempermudah mereka memahami keterangan guru, sehingga ketika pelajaran
berlangsung dan tiap kelompok secara bergantian maju untuk mempresentasikan
soal-soal kelompoknya dan memberikan jawaban bila tidak ada yang bisa menjawab.
Setelah siswa menerima materi pelajaran dan melakukan tanya jawab, guru
melakukan feed back terhadap hasil pengajaran dan memberikan tugas untuk
merangkum materi yang dipelajari hari ini.
PERTEMUAN I
Ketika
peneliti akan memulai pelajaran, peneliti mengadakan perkenalan dengan para
siswa. Siswa sangat antusias dengan kedatangan peneliti sebagai guru PKLI
(Praktek Kerja Lapangan Integratif). Pada saat kegiatan pembelajaran pada
kegiatan inti berjalan sebagaimana biasanya.
Pada
saat memberikan waktu bertanya sebagian besar dari mereka tidak bertanya, dan
pada saat guru memberikan pertanyaan pada siswa untuk mengetahui pemahaman
mereka, mereka juga menjawab kurang lengkap.
PERTEMUAN II
Pada
pertemuan kedua ini siswa masih terlihat kesulitan dalam memahami konsep dalam
pelajaran Akidah Akhlak. Dan situasi proses belajar mengajar sudah ada sedikit
perubahan bagi mereka yang memperhatikan dari keterangan yang kami berikan.
Tetapi perubahan yang terjadi belum memuaskan.
Peneliti
menganalisis kembali karakteristik dan mengidentifikasi kesulitan mereka dalam
mempelajari pelajaran Akidah Akhlak.
§
Refleksi
Penggunaan metode Team Quiz pada siklus pertama berjalan dengan cukup
baik hal ini terlihat pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan
kreatifitas dalam membuat pertanyaan serta pelaksanaan demontrasi dari tiap-tiap
sub materi. Hal ini tidak terlepas
dari minimnya tingkat pengetahuan mereka tentang Akidah Akhlak.
Menyikapi keyakinan diatas maka diambil langkah-langkah:
1.
Memacu siswa untuk berani untuk mengungkapkan
gagasannya
2. Memacu siswa untuk lebih banyak membaca
buku-buku Akidah Alhlak dan memberi mereka untuk berkonsultasi pada guru mata
pelajaran diluar mata pelajaran.
2.
SIKLUS II
§
Perencanaan
Rencana siklus kedua
Pada perencanaan tindakan I,
peneliti menerapkan penggunaan metode Team Quiz dalam pembelajaran Akidah
Akhlak dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman siswa kelas XI IPA1
Siklus dua ini terdiri dari satu pokok bahasan
yaitu Upaya Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI (3 X 40 menit) dengan
dua kali pertemuan. Sebelum
pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan
persiapan yaitu:
1. Membuat rencana pembelajaran meliputi
satuan dan analisis program
2.
Membuat atau menyiapkan materi yang akan dibahas.
3.
Membagi kelas menjadi 3 kelompok kecil dan menyuruh
membuat pertanyaan untuk kelompok lain dari materi yang dibahas.
4.
Membuat alat observasi untuk mengetahui kreatifitas
kinerja siswa, antusias siswa dalam proses belajar mengajar sebagai akibat dari
pemahaman siswa terhadap penyajian materi dengan teknik menggunakan metode Team
Quiz.
§
Pelaksanaan
Pelakasanaan siklus II ini
juga terdiri dari satu pokok bahasan yaitu: Upaya Perjuangan Rakyat dan
Pengakuan Kedaulatan RI (3x40 Menit 2 kali pertemuan), yaitu
PERTEMUAN III : (Hari Jum’at, 2
Maret 2007)
A.
Tahap Awal
Ö Apersepsi dan menanyakan pelajaran minggu
lalu
Ö Memotivasi idengan menjelaskan pentingnya
mempelajari materi
B.
Tahap Inti
Ö Menjelaskan materi sesuai dengan persiapan
yang telah direncanakan
Ö Memberikan informasi tentang Upaya
Perjuangan Rakyat dan Pengakuan Kedaulatan RI kemudian melakukan tanya jawab
untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah
diajarkan.
Ö Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu
bertanya dan mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dan membahasnya bersama
C.
Tugas Akhir
Ö
Kesimpulan dan tindak lanjut
Ö
Penilaian proses dan
Ö
Pemberian tugas
PERTEMUAN IV: (Hari Jum’at, 9 Maret
2007)
A.
Tahap Awal
Ö
Apersepsi
Ö
Motivasi
B.
Tahap Inti
Ö Memberi kesempatan pada siswa untuk
mempelajari materi yang telah dipelajari minggu lalu
Ö
Mengaktifkan siswa dengan memberi waktu bertanya
Ö
Memberikan soal-soal tentang materi yang telah
dipelajari pada minggu yang lalu (ulangan)
C.
Tahap Akhir
Ö
Mengumpulkan dan membahas bersama
Ö
Pemberian tugas
PERTEMUAN V : (Hari Jum’at,16 Maret
2007)
A.
Tahap Awal
Ö
Prasyarat
Ö
Apersepsi
Ö Memotivasi dengan menjelaskan pentingnya
mempelajari materi
B.
Tahap kedua
ü Menjelaskan materi sesuai dengan persiapan
yang telah direncanakan
ü Menjelaskan materi yang telah disampaikan
secara keseluruhan dengan metode Team Quiz kemudian dilanjutkan dengan ulangan
blok
C.
Tahap Akhir
Ö
Mengumpulkan dan membahas bersama
Ö
Pemberian tugas
§
Pengamatan
Selama kegiatan pembelajaran peneliti bertindak sebagai guru
sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman
observasi (lampiran II). Hasil pengamatan siklus kedua siswa sudah baik dengan
antusias dalam mengikuti KBM. Memasuki kegiatan inti, guru menjelaskan dengan
menggunakan Metode Team Quiz yaitu membuat pertanyaan serta pelaksanaan
demontrasi dari tiap-tiap sub materi.
Metode ini mempermudah siswa dalam memahami keterangan guru
sehingga ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dan tiap kelompok secara
bergantian maju untuk membacakan soal-soalnya pada kelompok lain. Setelah siswa
menerima materi pelajaran, guru melakukan feed back terhadap hasil diskusi dan
memberikan tugas untuk merangkum hasil diskusi kelas
PERTEMUAN III
Setelah
peneliti analisis dan identifikasi kesulitan siswa terdapat pada cara mereka
menghafal dari suatu bagian-bagian dari Akidah Akhlak, misalnya tahun, tempat,
nama pelaku peristiwa, dan lain sebagainya. Dan peneliti menemukan ide untuk
menggunakan metode Team Quis.
Pada
pertemuan ini peneliti menggunakan metode Team Quis untuk mempermudah pemahaman
siswa dalam mempelajari dan menghafal dari suatu bagian-bagian dari peristiwa sejarah,
misalnya tahun, tempat, nama pelaku peristiwa, dan lain sebagainya. Dan
ternyata peneliti mendapatkan hasil yagn cukup memuaskan, karena ada
peningkatan siswa dalam memahami dan mengingat tentang dari suatu bagian-bagian
dari peristiwa sejarah, misalnya tahun, tempat, nama pelaku peristiwa, dan lain
sebagainya (Akidah Akhlak). dan ini terbukti dengan banyaknya
pertanyaan-pertanyaan dari siswa.
PERTEMUAN IV
Pada
pertemuan ini peneliti mengadakan ulangan harian dengan cara mendadak tanpa
pemberitahuan sebelumnya, dan hasilnya cukup memuaskan meskipun ada beberapa
anak yang mendapatkan nilai di bawah target. Tetapi ini sudah membawa perubahan
bila dibandingkan dengan hasil dari penilaian proses pada saat kegiatan proses
belajar mengajar.
PERTEMUAN V
Pada
pertemuan ini peneliti juga menggunakan metode Team Quiz, kemudian dilanjutkan
dengan ulangan untuk menguji pengetahuan siswa tentang materi yang telah
disampaikan secara keseluruhan dan ini
juga membawa hasil yang memuaskan.
§
Refleksi
Penggunaan
metode Team Quiz dengan menggunakan pertanyaan yang dilontarkan dari satu
kelompok ke kelompok yang lain, sesuai dengan materi yang dibahas. Hal ini
terlihat pada antusias siswa dalam mengikuti pelajaran dan kreatifitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah :
1. Kwalitas belajar siswa perlu dipacu
lagi khususnya menyangkut kemampuan
siswa dalam membuat soal yang sekiranya kelompok lain kesulitan menjawab dan
melatih siswa untuk dapat menarik kesimpulan dengan bahasa mereka.
2. Menjaga agar kwalitas aspek belajar yang
sudah berkembang dengan baik tetap terpelihara dan memotivasinya agar lebih
meningkatkan disiplin belajar.
B.
PEMBAHASAN
Dari
paparan data di atas dapat dianalisa dengan cara membandingkan data yang
diperoleh pada pertemuan pertama dengan pertemuan selanjutnya.
1. Penggunaan Metode Team Quiz dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak
Berdasarkan
paparan data di atas antara pembelajaran yang menggunakan Metode Team Quiz
dengan pembelajaran Akidah Akhlak dan yang tidak menggunakan Metode Team Quiz,
memiliki hasil yang jauh berbeda, di mana dalam pembelajaran yang tidak
menggunakan Metode Team Quiz siswa-siswa banyak mengalami kebosanan dan
kesulitan menghafal dalam belajar.
Sedangkan
dalam pembelajaran yang menggunakan Metode Team Quiz dapat memudahkan siswa
dalam belajar ini sangat terlihat dalam tabel nilai ulangan harian siswa kelas
XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari Malang di atas. Dari tabel tersebut
secara klasikal pembelajaran yang terlaksana telah mencapai ketuntasan atau
kelulusan.
Dan
dari siswa yang tidak tuntas atau lulus dalam ulangan harian tersebut karena
mereka kurang memperhatikan, sehingga tidak mempunyai catatan dan tidak paham.
Kemudian mereka diajar kembali dengan menggunakan metode yang sama yaitu Metode
Team Quiz, dan ulangan harian lagi, dan pada ulangan harian yang kedua mereka
rata-rata mendapat nilai bagus dan tuntas dalam belajar.
2. Penetapan Metode Team Quiz dalam
Pembelajaran Akidah Akhlak
Berdasarkan
data yang telah kami peroleh, dan pelaksanaan tindakan peneliti dalam kelas dan
dari pengamatan guru-guru lain dalam mengajar. Pada umumnya guru dalam mengajar
menggunakan media atau bantu dalam menjelaskan materi.
Dari
penggunaan Metode Team Quiz dalam pembelajaran Akidah Akhlak mempunyai beberapa
keuntungan antara lain:
a. Metode Team Quiz dapat olah sendiri oleh
guru
b. Metode Team Quiz sederhana dan tidak
memakan waktu.
c.
Bila dibuat langsung di dalam kelas, kelas menjadi
lebih hidup.
Maka berdasarkan paparan data dan
analisis data, penggunaan Metode Team Quiz sangat diperlukan dalam pembelajaran
Akidah Akhlak, karena penggunaan Metode Team Quiz bertujuan mempermudah siswa
dalam memahami dan menghafal berbagai peristiwa yang terdapat dalam mata pelajaran
Akidah Akhlak, atau konsep dalam ilmu pengetahuan lain. Dan media ini sangat membantu dalam meningkatkan
hasil proses belajar mengajar.
BAB
V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
paparan data di atas dapat diketahui bahwa penerapan Metode Team Quiz dapat
meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak pada siswa kelas XI IPA1
MA ALMAARIF Singosari Malang. Hal ini dapat diketahui dengan adanya peningkatan
terhadap nilai hasil ulangan dan nilai harian yang diperoleh. Selanjutnya dapat
diambil benang merah kesimpulan yang dapat meringkas penjelasan di atas di
antaranya, yaitu:
1. Dengan menggunakannya Metode Team Quiz
dapat memudahkan pemahaman siswa kelas XI IPA1 MA ALMAARIF Singosari
Malang dalam mempelajari mata pelajaran Akidah Akhlak. Meskipun tidak secara
keseluruhan atau mencapai 100% tetapi bisa dikatakan berhasil karena secara
klasikal telah tuntas dalam belajar.
2. Penerapan Metode Team Quiz dalam
pembelajaran Akidah Akhlak sangat mudah diolah, dan sederhana. Metode Team Quiz
dilihat dari segi manfaat, sangat banyak memberi manfaat dan efektif dalam
pembelajaran Akidah Akhlak.
B.
SARAN
Selaku penulis sekaligus pengamat
dalam hal ini ada beberapa saran yang sifatnya konstruktif yang bisa kami
berikan demi kemajuan dan perkembangan serta meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun
saran-saran yang dapat diberikan adalah:
1.
Agar guru mempersiapkan metode untuk materi
pembelajaran Akidah Akhlak sebagai salah satu media atau alat bantu dalam
kegiatan proses belajar mengajar.
2.
Untuk memudahkan siswa dalam memahami dan menghafal konsep
materi Akidah Akhlak, hendaknya guru membuat Suasana lebih hidup.
3.
Agar dalam penerapan Metode Team Quiz ini mencapai
hasil yang maksimal sebaik dalam pembuatan metode memperhatikan
ketentuan-ketentuan yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu Supriono, Widodo, Psikologi Belajar, Rineka Cipta,
1996
Arief S, Dr., dkk, Media Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993
Azwar, Syaifuddin, MA., Metode
Penelitian, Pustaka Remaja, Yogyakarta, 1997
Arikunto, Suharsimi, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Yogyakarta, 1998
Fakultas Tarbiyah UIN
Malang, 2007, Pedoman Program Pengalaman Lapangan (PKLI/PPLII)
Hisyam
Zaini,dkk, 2004. Strategi Pembelajaran Aktif. CTSD: Insitut Agama Islam Negeri
Sunan Kalijaga
Muhaimin, MA, dkk, Strategi
Belajar Mengajar, CV. Citra Media, Surabaya, 1996
Muhaimin, et.al., Paradigma
Pendidikan Islam, Remaja Rosdakarya Bandung, 2001
Roestiyah, Nk. 2001. Strategi Belajar mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Rooijakkers, Ad., Mengajar Dengan Sukses, PT. Grasindo, Jakarta, 1991
Soedarsono,
2001, Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PAU-PPAI Universitas
Terbuka
Sudjana, Nana, dkk, Media
Pengajaran, CV. Sinar Baru, Bandung, 1997
Sutrisno Hadi, 1986, Metodologi Research II,
Andi Offset, Yogyakarta
Surakhmad, Winarno, Pengantar
Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1990
Syah, Muhibbin, Psikologi
Pendidikan, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000